Otak kita memproses berbagai data dan informasi, baik secara sadar maupun tak sadar. Dalam dinamika hidupnya, manusia mewujudnyatakan olahan ingatan otak yang telah berproses sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kebutuhan. [Pembaruan/YC Kurniantoro]
Tahukah Anda, di mana letak kekuatan utama manusia? Betul, pada pikiran. Otak kita memproses berbagai data dan informasi, baik secara sadar maupun tak sadar. Sadar ketika kita melakukan upaya pengumpulan informasi, misalnya dengan membaca buku. Tak sadar ketika berbagai informasi merembes ke dalam ruang pikiran yang terbuka dengan mengakses sumber data tanpa batas yang terserak di area kehidupan kita.
Penampungan data dan informasi di dalam ruang pikir manusia tidak sekadar duduk diam, mengantuk dan tidur. Jika demikian tentu saja kita tidak akan punya pikiran pikir (kognitif), pikiran rasa (afektif), dan pikiran laku (psikomotor/ behavior) . No action, no talk, no feel, nothing.
Dalam dinamika hidupnya, manusia mewujudnyatakan olahan ingatan otak yang telah berproses sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kebutuhan. Penerima rasa dipahami berada dalam hati. Sakit hati mendorong kita menyentuh selubung hati dan jantung yakni di sekitar dada. Kendati, kumpulan data dan ingatan tentang segala hal berkaitan dengan stimulus sakit hati itu ada di pikiran, di otak yang ada di dalam kepala kita. Tapi mana pernah orang mengatakan sakit hati sambil menepuk-nepuk kepala?
Hasil Olah Pikir
Di jagad ini banyak sekali pilihan tersedia. Tinggal diambil saja sesuai kebutuhan dan berdasarkan pertimbangan masing-masing orang. Pertimbangan berproses di dalam otak. Mind can do everything, pikiran melakukan semua. Baik pikiran yang terolah secara logis maupun intuitif. Perlu diketahui, tak selamanya logika berperan baik dan dapat dipertanggungjawabk an. Ingat lagu yang dinyanyikan Vina Panduwinata beberapa masa lalu? Katanya, asmara... tak kenal dengan logika. Pikiran memang tak hanya logika, ada yang namanya intuisi. Kerja sama kedua faktor pikiran tersebut sering kali menghasilkan peristiwa dan tindakan yang luar biasa, sampai-sampai kita pun sulit mempercayainya.
Logika menekankan sistematika berpikir, intuisi mengarah pada kepekaan bagaikan sedang istirahat berpikir, saat di pikiran tiba- tiba berkelebat "A ha!" Seperti ketika Archimedes berteriak girang, "Eureka... eureka..." Sering kali orang menyebutnya insting, feeling, pertanda, firasat, sense, dan sebagainya. Salah atau benar pilihan yang kita ambil tergantung pada proses pengambilan dan konteks setelah pilihan itu dibuat. Artinya, setiap pilihan mengandung risiko, baik positif maupun negatif, berat ataupun ringan. Saat manusia menanggung risiko dari pilihan-pilihannya itulah wujud tanggung jawab manusia sebagai makhluk berakal-budi ditampilkan.
Dalam psikologi perilaku (behaviorism) dikenal teori stimulus- respons, perilaku seseorang merupakan tanggapan (respons) dari rangsangan (stimulus) yang muncul. Jika ada stimulus, maka muncullah respons.
Saat seseorang hendak merespons sebuah stimulus, terjadi proses olah pikir yang mula-mula membuka pintu kehendak bebas manusia. Pilihlah ini, maka risikonya begini, dan seterusnya. Faktor ingatan yang tersimpan, baik di alam sadar (consciousness) maupun alam bawah sadar (unconsciousness) manusia berupa partikel-partikel materi dan nonmateri.
Partikel tersebut merupakan benda-benda keras (hard), yakni segala materi yang tampak (visible) besar- kecil, dan lunak (soft) yang meliputi perasaan, aktivitas dan perilaku. Tersusun atas tumpukan peristiwa dari berlapis-lapis episode, pengalaman, pengamatan dan kepekaan. Pikiran manusia dan kekuatannya menguasai segenap partikel di sekelilingnya.
Membalas cacian dengan ribuan caci, pukulan dengan pukul-pukulan, merupakan pilihan perilaku yang reaktif. Proses olah pikir hampir tak memiliki ruang dan waktu di situ. Maka muncullah bentrok antarwarga, etnis, suku, agama, dan sebagainya. Kekerasan di mana-mana, manusia seperti kehilangan makna kemanusiaannya sendiri. Sebuah pernyataan merupakan stimulus yang dapat memicu pertentangan apabila kurang berkenan bagi kalangan tertentu.
Sayangnya sering kali pihak yang kurang berkenan langsung berespons tanpa memberi jeda bagi diri sendiri untuk berpikir lebih dalam. Respons tersebut bersifat reaktif yang mengemuka akibat dorongan impulsif. Berbagai kepentingan diri membuat orang cenderung impulsif dan agresif.
Padahal pilihan begitu banyak, ingatan dan kepekaan begitu dalam, tapi manusia cenderung menggunakan pikiran sekenanya. Padahal, pikiran punya kekuatan dahsyat men-dorong munculnya perilaku.
Kecurigaan yang membabi-buta atas ucapan-ucapan seseorang, telah menutup sebagian pintu simpanan ingatan positif di otak. Stimulus yang memperkuat kecurigaan hanya berisi curiga, tidak terima, tolak, "dia benci saya, maka saya harus segera me- lawannya", dan seterusnya. Apa yang orang pikirkan, lebih-lebih jika sudah masuk dalam level obsesif, pikiran itulah yang akan terjadi. Buktikan saja.
Kendalikan Diri
Salah satu target ketika bulan suci Ramadan tiba adalah mempertebal pengendalian diri. Mengendalikan diri tidak makan-minum setelah imsak hingga saat berbuka puasa, mengendalikan kemarahan, dan sebagainya.
Sesungguhnya setiap orang wajib melakukan pengendalian diri (self- controlling) dalam berbagai kesempatan, waktu dan tempat. Mengendalikan diri berarti melakukan apa yang benar. Tujuannya antara lain, mengendalikan emosi, menjaga keseimbangan pikiran (pikir, rasa dan laku), membuang cara-cara yang kurang tepat dalam interaksi sosial dan memilih perilaku positif.
Kekuatan pikiran luar biasa penting dalam mengendalikan diri. Untuk mengakomodasi dua kunci utama pengendalian diri, yakni mengenali diri sendiri (know ourself) dan memilih cara yang baik (choose ourself), diperlukan pemusatan pikiran. Proses dari kedua kunci utama itu mencakup kepekaan, pemahaman, menelaah konsekuensi, mengevaluasi, memotivasi diri, dan melakukan pilihan yang paling baik. Dapat disimpulkan bahwa seluruh proses melibatkan logika dan intuisi.
Albert Ellis, salah satu pakar terapi perilaku mengembangkan metode pengendalian diri yang cukup efektif. Teorinya disederhanakan sedemikian rupa sehingga mudah diimplementasi setiap orang. Ada empat tahap yang perlu dilakukan seseorang ketika ia berada dalam konflik yang membutuhkan pertimbangan- pertimbangan dan pengendalian diri.
Pertama, pikirkan konsekuensi ketika kita memilih untuk melakukan suatu tindakan. Katakanlah marah dan menyakiti seseorang di hadapan kita yang telah menciptakan situasi buruk bagi kita. Bayangkan situasi yang akan terjadi jika hal itu benar- benar kita lakukan.
Kedua, lakukan percakapan batin yang sering dikenal dengan self-talk. Proses ini adalah upaya kita memahami apa yang tengah terjadi di dalam pikiran kita. Mengapa kita sampai memiliki pikiran berkaitan dengan situasi dalam hubungan kita dengan seseorang itu.
Ketiga, sentuhlah sensitivitas kita, yakni berdebat dengan diri sendiri. Tanyakan mengapa kita harus melakukan tindakan itu, apakah orang tersebut benar-benar salah? Debatlah keyakinan yang merusak, yang menimbulkan prasangka buruk.
Keempat, saksikan efek dari tiga langkah sebelumnya, apakah yang terjadi? Keajaiban dari olah pikir kita akan nyata pada akhir proses ini.
Pikiran mengendalikan diri kita berarti pikiran melakukan hampir semua hal bagi kita. Itulah sebabnya ungkapan think positive tidak pernah pupus termakan zaman. Setiap saat orang masih sering mendengungkannya, terutama pada saat-saat sulit.
Pikiran para ibu rumah tangga hampir tak disadari ternyata berkekuatan besar membuat nasi lekas basi. Silakan lakukan percobaan ini. Sediakan berdampingan dua piring nasi yang baru matang dan dimasak dalam panci yang sama.
Pikirkan dan katakan di hadapannya bahwa nasi di piring sebelah kiri tidak enak, tidak putih, bau, pahit dan menjijikkan. Sebaliknya pikirkan nasi di piring kanan sangat pulen, harum, putih dan nikmat. Nasi di piring mana yang lebih cepat berjamur dan membusuk?
Sumber: Pikiran Melakukan Semua oleh Rinny Soegiyoharto, Psikolog, Anggota HIMPSI JAYA http://sad-ewing.staff.ugm.ac.id/hikmahdetail.php?id=178
▼
Friday, September 30, 2011
Saturday, September 24, 2011
Spiritual Experience?
“We are not human beings having a spiritual experience,
we are spiritual beings having a human experience”.
Teilhard de Chardin
Memang banyak orang menyangka kalau kehadirannya sebagai manusia bermula sejak ia dilahirkan secara biologis, atau setidak-tidaknya sejak ia terbentuk sebagai janin di dalam rahim ibunya. Banyak orang menyangka keberadaan dirinya bermula sebagai keberadaan fisik material. Padahal sesungguhnya manusia adalah makhluk spiritual, yang sudah dicipta di sisi Tuhan jauh sebelum tubuh biologisnya dicipta di bumi. Manusia adalah makhluk langit. Tubuh biologis adalah cangkang yang mewadahi keberadaan manusia selama di muka bumi. Ada saatnya tubuh akan mati, terkubur dan hancur di bumi, menyatu lagi dengan tanah yang menjadi asalnya. Sedangkan sang manusia ruhaniah akan kembali lagi ke Allah penciptanya. Kematian bukan kepergian, tapi kepulangan.
Tak heran kalau dalam masa kehadirannya di bumi manusia lebih banyak memiliki pengalaman-pengalaman spiritual daripada pengalaman biologis yang material. Bahkan pengalaman biologis pun sebenarnya dialami dan dirasakan oleh ruh. Lezatnya makanan adalah sensasi saraf di lidah terhadap komposisi kimiawi makanan, kemudian sensasi itu diteruskan ke otak, lalu otak merefleksikannya ke ruh, dan ruh menginterpretasi dan menamakan sensasi tersebut menjadi rasa. Indahnya lantunan musik adalah gelombang-gelombang suara yang diterima oleh saraf pendengaran, lalu dikonversi menjadi impuls-impuls listrik menuju otak, dan otak merefleksikannya ke jiwa, untuk kemudian jiwa merasakan dan menikmatinya. Semua pengalaman biologis pada dasarnya adalah pengalaman ruhaniah. Semua indera jismani adalah sensor yang mendeteksi rangsang, sedangkan ruh adalah main processor yang mengolah dengan kesadaran, perasaan, nalar, keyakinan, bahkan motivasi dan kemauan. Namun karena kekurang jelian banyak orang menyangka pengalaman-pengalaman biologis adalah otonom, atau terbebas, dari peran jiwa.
Orang-orang yang sadar dan waspada (bahasa Jawa: eling lan waspodo) tidak akan terkecoh semudah itu. Di dalam sejarah peradaban manusia sejak dulu, di setiap jaman di segala bangsa, selalu saja ada manusia-manusia yang melakukan pencarian terhadap hakikat (the seeker, al-murid). Mereka tak henti-hentinya melakukan perjalanan (suluk) menelusuri relung-relung kehidupan manusia hingga ke kedalaman jiwanya, menembus pemikiran dan perasaannya, keinginan dan hasratnya, hingga ke pusat kesadaran dan keyakinannya. Mereka tak mau terjebak oleh pengalaman-pengalaman fisik belaka. Karena:
Melihat adalah terbutakan oleh warna
Mendengar adalah tertulikan oleh suara
Mengecap adalah terhambarkan oleh rasa
Para penjelajah itu sering disebut sufi, avatar, santo, budha, dan lain-lain. Mereka membawa cahaya, bukan warna; membawa makna, bukan suara; membawa pengalaman, bukan rasa. Orang-orang seperti ini selalu ada, meski seringkali tersembunyikan oleh gemuruh mesin-mesin modernisasi.
Sejarah juga membuktikan, tidak ada penguasa atau raja tertinggi di suatu negeri yang tak berguru dan tak berkonsultasi kepada orang-orang seperti itu. Di Romawi para kaisar selalu memiliki filosof-filosof yang menjadi konsultannya. Raja-raja jawa selalu memiliki resi dan begawan tempat bertanya. Para kepala suku Indian, juga di Afrika dan pedalaman Irian, selalu didampingi para dukun tempat bertanya kapan memulai sebuah perburuan, bahkan peperangan. Karena bagi mereka, yang sering disebut ‘orang-orang primitif’, peperangan pun bernilai sakral, tidak lepas dari kerangka spiritualitas, apalagi semata didorong hasrat keserakahan.
Kini banyak manusia di dunia, khususnya muslim di negeri-negeri Islam, merasa sakit. Sakit karena merasa tertekan oleh kejayaan material bangsa-bangsa Barat. Sakit karena merasa miskin dan tertindas. Sakit karena merasa tak mampu memunculkan rasa aman di dalam diri sendiri. Sakit karena konflik-konflik internal di tubuh umat seakan tak ada habisnya. Bayangkan, bagaimana sakitnya mata saat tersilaukan oleh cahaya yang sangat kuat. Cahaya itu adalah cahaya materialisme, sekulerisme, dan hedonisme. Cahaya yang mengundang dan menjanjikan banyak kebahagiaan, tetapi ketika di dekati membakar hangus jiwa-jiwa yang sudah meradang, merobek-robek cinta dan kemanusian yang luhur, lalu membatukannya menjadi bara dengki dan keserakahan, melumerkannya menjadi jelanta marah dan kebencian.
Sakitnya umat ini karena mengekor Barat, mengejar keunggulan materialisme dan hedonisme sambil mengabaikan spiritualitas yang diwariskan oleh para ulama salaf. Tengoklah lagi sejarah penyebaran Islam ke berbagai pelosok dunia. Islam dibawa oleh para pedagang dan para sufi pengelana. Bahkan ketika dunia Islam berjuang memerdekakan diri dari kolonialisme di awal abad 20, tokoh-tokoh perlawanan Islam yang berjuang di sepanjang koridor Marokko- Merauke didominasi oleh para sufi. Di Indonesia, Islam dibawa masuk oleh para sufi, disemaikan di bumi pertiwi oleh para sufi, dikawal melewati masa Hinduisme dan konialisme oleh para sufi, bahkan dibangkitkan kembali di awal kemerdekaan oleh para sufi. Sayangnya kesufian mereka tak banyak diketahui orang, karena mereka lebih menampakkan peran nyata sebagai politisi, guru, dan tokoh masyarakat. Ironisnya, justeru akhir-akhir ini lebih banyak juru klenik dan dukun magik yang mengaku sufi. Hal demikian ini menyebabkan banyak muslim Indonesia merasa asing dengan tasawuf, dan banyak yang terperangah heran ketika wacana-wacana ketasawufan diangkat kembali.
Tak ada bangsa yang menjadi besar dengan mengabaikan nilai-nilai luhur yang pernah menjayakan mereka di masa lalu. Umat Islam tak akan menjadi umat yang kokoh manakala mengabaikan nilai-nilai luhur aqidah, syariah, dan tasawuf. Muslim masa awal berjaya karena mendapat bimbingan langsung dari Nabi Muhammad s.a.w. yang sebagai rasululullah menjalankan tiga fungsi: tilawah (membacakan ayat-ayat Allah), tazkiyah (mensucikan jiwa orang-orang yang mengikutinya), dan ta`lim (mengilmui mereka dengan hukum dan hikmah)- lihat QS al-Jum`ah/62:2.
Saat ini tilawah sudah banyak digantikan oleh teknologi multi media berupa buku, kaset, internet, VCD, dan lain-lain. Ta`lim masih banyak dilakukan oleh para ustadz di berbagai majlis taklim. Persoalannya adalah siapa yang men-tazkiyahumat ini? Dulu para sahabat nabi sebelum mendapatkan taklim yang membuat mereka paham tentang banyak hukum dan hikmah, mendapatkan tazkiyah lebih dulu, sehingga dengan jiwa yang suci mereka mudah memahami isi taklim dan termotivasi kuat mengamalkannya. Kini umat belajar agama dengan duduk di depan perangkat multi media, dibimbing taklim oleh para mu`allim, tapi karena jiwa-jiwa mereka belum ter-tazkiyah-kan, lalu apa jadinya? Banyak informasi yang didapat tapi tak menjadi pengetahuan yang membuat orang dapat memahami relitas dengan cepat dan membuat keputusan dengan tepat. Banyak hukum dipahami namun membuat orang sibuk berdepat saling menyalahkan, akhirnya yang muncul kemarahan dan kebencian, sementara pengamalan terlewatkan. Hikmah banyak diwacanakan tapi sebatas bualan yang tak terasakan.Tashawuf dan sufi tak ternafikan dalam sejarah, tak terelakkan di masa sekarang dan mendatang.
Wahfiudin
http://wahfiudin.blogspot.com/2007/03/spiritual-experience.html
we are spiritual beings having a human experience”.
Teilhard de Chardin
Memang banyak orang menyangka kalau kehadirannya sebagai manusia bermula sejak ia dilahirkan secara biologis, atau setidak-tidaknya sejak ia terbentuk sebagai janin di dalam rahim ibunya. Banyak orang menyangka keberadaan dirinya bermula sebagai keberadaan fisik material. Padahal sesungguhnya manusia adalah makhluk spiritual, yang sudah dicipta di sisi Tuhan jauh sebelum tubuh biologisnya dicipta di bumi. Manusia adalah makhluk langit. Tubuh biologis adalah cangkang yang mewadahi keberadaan manusia selama di muka bumi. Ada saatnya tubuh akan mati, terkubur dan hancur di bumi, menyatu lagi dengan tanah yang menjadi asalnya. Sedangkan sang manusia ruhaniah akan kembali lagi ke Allah penciptanya. Kematian bukan kepergian, tapi kepulangan.
Tak heran kalau dalam masa kehadirannya di bumi manusia lebih banyak memiliki pengalaman-pengalaman spiritual daripada pengalaman biologis yang material. Bahkan pengalaman biologis pun sebenarnya dialami dan dirasakan oleh ruh. Lezatnya makanan adalah sensasi saraf di lidah terhadap komposisi kimiawi makanan, kemudian sensasi itu diteruskan ke otak, lalu otak merefleksikannya ke ruh, dan ruh menginterpretasi dan menamakan sensasi tersebut menjadi rasa. Indahnya lantunan musik adalah gelombang-gelombang suara yang diterima oleh saraf pendengaran, lalu dikonversi menjadi impuls-impuls listrik menuju otak, dan otak merefleksikannya ke jiwa, untuk kemudian jiwa merasakan dan menikmatinya. Semua pengalaman biologis pada dasarnya adalah pengalaman ruhaniah. Semua indera jismani adalah sensor yang mendeteksi rangsang, sedangkan ruh adalah main processor yang mengolah dengan kesadaran, perasaan, nalar, keyakinan, bahkan motivasi dan kemauan. Namun karena kekurang jelian banyak orang menyangka pengalaman-pengalaman biologis adalah otonom, atau terbebas, dari peran jiwa.
Orang-orang yang sadar dan waspada (bahasa Jawa: eling lan waspodo) tidak akan terkecoh semudah itu. Di dalam sejarah peradaban manusia sejak dulu, di setiap jaman di segala bangsa, selalu saja ada manusia-manusia yang melakukan pencarian terhadap hakikat (the seeker, al-murid). Mereka tak henti-hentinya melakukan perjalanan (suluk) menelusuri relung-relung kehidupan manusia hingga ke kedalaman jiwanya, menembus pemikiran dan perasaannya, keinginan dan hasratnya, hingga ke pusat kesadaran dan keyakinannya. Mereka tak mau terjebak oleh pengalaman-pengalaman fisik belaka. Karena:
Melihat adalah terbutakan oleh warna
Mendengar adalah tertulikan oleh suara
Mengecap adalah terhambarkan oleh rasa
Para penjelajah itu sering disebut sufi, avatar, santo, budha, dan lain-lain. Mereka membawa cahaya, bukan warna; membawa makna, bukan suara; membawa pengalaman, bukan rasa. Orang-orang seperti ini selalu ada, meski seringkali tersembunyikan oleh gemuruh mesin-mesin modernisasi.
Sejarah juga membuktikan, tidak ada penguasa atau raja tertinggi di suatu negeri yang tak berguru dan tak berkonsultasi kepada orang-orang seperti itu. Di Romawi para kaisar selalu memiliki filosof-filosof yang menjadi konsultannya. Raja-raja jawa selalu memiliki resi dan begawan tempat bertanya. Para kepala suku Indian, juga di Afrika dan pedalaman Irian, selalu didampingi para dukun tempat bertanya kapan memulai sebuah perburuan, bahkan peperangan. Karena bagi mereka, yang sering disebut ‘orang-orang primitif’, peperangan pun bernilai sakral, tidak lepas dari kerangka spiritualitas, apalagi semata didorong hasrat keserakahan.
Kini banyak manusia di dunia, khususnya muslim di negeri-negeri Islam, merasa sakit. Sakit karena merasa tertekan oleh kejayaan material bangsa-bangsa Barat. Sakit karena merasa miskin dan tertindas. Sakit karena merasa tak mampu memunculkan rasa aman di dalam diri sendiri. Sakit karena konflik-konflik internal di tubuh umat seakan tak ada habisnya. Bayangkan, bagaimana sakitnya mata saat tersilaukan oleh cahaya yang sangat kuat. Cahaya itu adalah cahaya materialisme, sekulerisme, dan hedonisme. Cahaya yang mengundang dan menjanjikan banyak kebahagiaan, tetapi ketika di dekati membakar hangus jiwa-jiwa yang sudah meradang, merobek-robek cinta dan kemanusian yang luhur, lalu membatukannya menjadi bara dengki dan keserakahan, melumerkannya menjadi jelanta marah dan kebencian.
Sakitnya umat ini karena mengekor Barat, mengejar keunggulan materialisme dan hedonisme sambil mengabaikan spiritualitas yang diwariskan oleh para ulama salaf. Tengoklah lagi sejarah penyebaran Islam ke berbagai pelosok dunia. Islam dibawa oleh para pedagang dan para sufi pengelana. Bahkan ketika dunia Islam berjuang memerdekakan diri dari kolonialisme di awal abad 20, tokoh-tokoh perlawanan Islam yang berjuang di sepanjang koridor Marokko- Merauke didominasi oleh para sufi. Di Indonesia, Islam dibawa masuk oleh para sufi, disemaikan di bumi pertiwi oleh para sufi, dikawal melewati masa Hinduisme dan konialisme oleh para sufi, bahkan dibangkitkan kembali di awal kemerdekaan oleh para sufi. Sayangnya kesufian mereka tak banyak diketahui orang, karena mereka lebih menampakkan peran nyata sebagai politisi, guru, dan tokoh masyarakat. Ironisnya, justeru akhir-akhir ini lebih banyak juru klenik dan dukun magik yang mengaku sufi. Hal demikian ini menyebabkan banyak muslim Indonesia merasa asing dengan tasawuf, dan banyak yang terperangah heran ketika wacana-wacana ketasawufan diangkat kembali.
Tak ada bangsa yang menjadi besar dengan mengabaikan nilai-nilai luhur yang pernah menjayakan mereka di masa lalu. Umat Islam tak akan menjadi umat yang kokoh manakala mengabaikan nilai-nilai luhur aqidah, syariah, dan tasawuf. Muslim masa awal berjaya karena mendapat bimbingan langsung dari Nabi Muhammad s.a.w. yang sebagai rasululullah menjalankan tiga fungsi: tilawah (membacakan ayat-ayat Allah), tazkiyah (mensucikan jiwa orang-orang yang mengikutinya), dan ta`lim (mengilmui mereka dengan hukum dan hikmah)- lihat QS al-Jum`ah/62:2.
Saat ini tilawah sudah banyak digantikan oleh teknologi multi media berupa buku, kaset, internet, VCD, dan lain-lain. Ta`lim masih banyak dilakukan oleh para ustadz di berbagai majlis taklim. Persoalannya adalah siapa yang men-tazkiyahumat ini? Dulu para sahabat nabi sebelum mendapatkan taklim yang membuat mereka paham tentang banyak hukum dan hikmah, mendapatkan tazkiyah lebih dulu, sehingga dengan jiwa yang suci mereka mudah memahami isi taklim dan termotivasi kuat mengamalkannya. Kini umat belajar agama dengan duduk di depan perangkat multi media, dibimbing taklim oleh para mu`allim, tapi karena jiwa-jiwa mereka belum ter-tazkiyah-kan, lalu apa jadinya? Banyak informasi yang didapat tapi tak menjadi pengetahuan yang membuat orang dapat memahami relitas dengan cepat dan membuat keputusan dengan tepat. Banyak hukum dipahami namun membuat orang sibuk berdepat saling menyalahkan, akhirnya yang muncul kemarahan dan kebencian, sementara pengamalan terlewatkan. Hikmah banyak diwacanakan tapi sebatas bualan yang tak terasakan.Tashawuf dan sufi tak ternafikan dalam sejarah, tak terelakkan di masa sekarang dan mendatang.
Wahfiudin
http://wahfiudin.blogspot.com/2007/03/spiritual-experience.html
Thursday, September 15, 2011
OH...........JUNAIDI TERCINTA YANG TERLUPAKAN
Dituturkan oleh Inu Wicaksana
Teman2ku tercinta, beberapa hari ini aku tersenyum glegas-gleges sendiri membaca ejek-mengejek Sang Sekjen yg melupakan Junaidi , tak tahu apa ia ikut ke Sundak apa tidak, padahal dokter mata Magelang itu nyaris semeter sejengkal di dekatnya dalam foto2 bersama. Aku senang karena Muchtarlah yg paling keras mengatakan aku lalen, hahaha. Ya aku sendiri barusan kena badai ejekan, dimulai dari Asti, lalu Arief, karena melupakan Budi Santosa. Dan, luar biasa upaya teman2ku itu untuk membantuku mengingatnya. Dipasanglah foto Budi Santosa waktu klas 1 SMA lengkap dgn cap SMA TLD untuk meyakinkan aku, dijejer fotonya sekarang yg agak gemuk di depan reco bubrah. Ini di BBM. Mka munculah pelan2 bayangan BS di benakku. Nah, belum selesai dengan itu, tiba2 munculah di mailist Dyah Ayu Rusmiyati! Waduh, ini siapa lagi? Pusing aku. Dan ramailah teman2 mentertawakanku. Dikatakan ia sekelas dgn ku di PP2, hah? bahkan Jumhan, Naniek dan Ipoeng katakan ia jejer aku, halah...tambah edan. Wong SMA kok jejer cah wedok? Ditambah lagi, mungkin karena jengkel dgn kelalenanku, Sekjen bilang Rusmi itu lanang pa wedok? Wah, aku tertawa ter pingkal2 sampai keluar air mataku. Benar2 tertawa dari hati yg menyehatkan jiwa. Maka kutulis "Reminisense Therapy" itu sebagai pertanggungan jawab ilmiah.
Junaidi memang punya tipe kepribadian pendiam, bicara pelan2 tak pernah dgn suara keras, serius, tekun, tak pernah ikut kegiatan macam Pramuka, Hiking, Olahraga, dll, maka tak begitu dikenal banyak teman. Modelnya seperti Marsito, cuma Jun lebih banyak ketawa dan lembut, sedang Marsito lebih keras, lihat dagunya yg tajam. Dalam foto yg ku kirim ini dua sahabatku ini berdekatan dalam satu foto. Keduanya dua dokter ahli yg memang tak membutuhkan banyak bicara, tapi kecerdasan otak dan ketrampilan tangan, dokter spesialis mata dan anastesi. Aku tersenyum bangga melihat foto keduanya ini.
Nah, maka terus terang aku juga tak punya bayangan si Jun di halaman sekolah SMA TLD. Aku akrab dgn Jun setelah di FK, dari klas 1 sampai dokter umum. Lalu setelah dari Puskesmas sama2 studi spesialisasi (setelah spesialis itulah baru Jun bilang kalau ia juga anak Teladan, walah), aku ngambil psikiatri dan Jun ophtalmologi (mata). Cocok benar ia disana. Anda tahu kerjanya dokter mata itu? Jari2 tangannya bergerak di bawah mikroskop, untuk mengiris, menyayat, menjumput, menyuntik lensa cair. Persis spt tukang jam, tapi ini jaringan bola mata yg salah 1/10 senti saja akibatnya kebutaan total. Nah. Sama seperti Marsito yg salah perhitungan sedikit saja yg dibius bisa sadar sebelum oprasi selesai, atau malah berhenti bernapas waktu oprasi berlangsung, atau oprasi selesai nggak sadar2 sampai ber hari2. Mengerikan. Maka dibutuhkan pribadi yg tenang, kalem, dan sangat teliti.
Krena pribadinya yg kalem, serius, tak banyak ulah inilah maka Jun terpilih sebagai Ketua Komite Medik RSU Tidar Magelang. Bisanya jabatan ini dipegang dokter dari 4 Bag Besar: Bedah, Kandungan, Peny. Dalam, Anak, tapi ini dari bag kecil, Mata. Seluruh dokter tunduk dan diatur oleh Ketua Komdik. Posisinya sejajar dengan Direktur. Ia punya hak veto. Bila Direktur bikin kebijakan dan Ketua Komdik tak setuju, Direktur tak berkutik. Nah. Selain itu Jun juga terpilih jadi pengurus IDI Kotamadia Magelang, kalau nggak sekretaris ya ketua. I lah yang merekomendasi ijin praktek semua dokter di wilayahnya, dan memberi jumlah SKS pada semua seminar ilmiah yg diadakan.
Ketika Reuni Joglo Wonosari, akulah yg memberitahu Jun, Nurudin, Supomo dan Heru Prajatmo. Hanya Jun dan Nurudin yg datang, malam hari. Waktu Syawalan tahun lalu, nDan Edmart yg ngabari dia. Tapi waktu RRG Sundak, aku tak sempat ngabari, tiba2 ia muncul sejak siang. Mungkin undangan dari nDan Ed, atau ia mulai bukak2 mailist.
Pada foto2 yg kukirim ini, Jun nampak makan disamping Herbud, dalam foto bersama ia jongkok disamping Herbud (entah kenapa keduanya kok selalu berdekatan). Dalam api unggun, Jun nampak khusuk berdoa mendongak keatas disamping Ustadz Didiek Iswardana yg baca doa sendu membius. Lalu bubaran api unggun, Jun nampak tertawa lebar di belakang Muchtar!
Ketika api unggun selesai, Jun duduk di dekatku dan Japong menyaksikan diskusi hebat pertanggungan jawab keuangan dari Surya, Edmart, Didiek, Sekjen, Prabowo dan Jumhan. Jun hanya ketawa glegas gleges saja melihat teman2nya berdebat macam PDIP atau Partai Demokrat. Ketika akhirnya semua kecapaian dan ngantuk, semua menuju peraduan masing2. Dan Jun masuk ke cottage mau mencari tempat untuk tidur, tapi kamar penuh oleh 5 teman yg sudah mendengkur. Jun mau menyelusup di samping Muchtar, tapi sang Sekjen tidurnya mbegagah ngebaki nggon. Jun tak sampai hati untuk menggugahnya. Nah andai ia menggugahnya, tentu Muchtar akan ingat orang yg menggugahnya jam 02.00 pagi itulah Junaidi!
Jun balik keluar cottage , turun ke halaman mendekati tenda. Kepalanya menjulur ke dalam. minta ijin ikut tidur. Aku yg sudah nggletak menyambutnya hangat, karena aku ngeri juga tidur sendirian di tenda di halaman yg mulai sepi nyenyet, ya meski Gus Bowo ada di tenda sebelah tapi entah masih hidup entah enggak. Kami nikmat bincang2 sebentar sambil tiduran, lalu bablas tertidur. Hanya sekitar 3 jam, kami layap2 terbangun oleh suara ketawa Didiek dan teman2 lain gojekan di tempat makan. Kubilang pada Jun alangkah senangnya masih layap2 tidur dini hari dengar suara teman2 waktu remaja sedang ketawa garap2an. Ini kenikmatan yg tak ternilai.
Dan lihatlah di foto yg ku kroping dan kubesarkan ini. Jun jongkok di depan, sebelahnya Herbud jongkok, di belakang HB berdiri dengan kedua tangan di pundak Jun, dan sebelah HB berdiri Sekjen. Nah Sekjen cuma sejengkal jaraknya dgn Jun. Tapi Muchtar lagi berpose menteleng lihat si pemotret, Om Pasikom (Jumhan). Andai Muchtar menunduk kebawah maka ia akan lihat si Jun. Saya senang lihat adegan ini, teman2 semua berpose pating pentalit melihat ke si pemotret, si Om lagi serius membidik. Saya memotret ini dari seberang kolam dgn lensa tele saya.
Nah, teman2 sekalian, saya mencari foto2 si Jun unt saya crop dan besarkan supaya membantu Sekjen mengingatnya. Saya gembira ketika mencari foto Jun, menemukan ada 3 jepretan fiti Didiek. Semula saya sedih hanya sempat memotret Didiek satu kali, waktu berdoa saja. Ternyata ada foto2 Didiek yg lain. Maka saya besok akan memasangnya disini dgn sedikit komentar. Demikian juga foto Dadang dan Zuhron. Masing2 ada tiga jepretan yg akan saya croping dan besarkan saya pasang dgn sedikit komentar. Juga saya terharu dgn Jumhan yg membesarkan foto2 saya lagi membidik dan berciuman di belakang pohon sama........entah siapa. Saya akan membalasnya dgn foto2 close up si Om yg saya pasang, tapi saya tak punya komentar untuk Jumhan ini. Paling2 ucapannya yg mengerikan di syawalan tahun lalu: "Kita nanti tahun demi tahun akan hilang satu persatu dari reuni syawalan. Paling2 yg datang cucu kita untuk bilang, eyang lagi anfal...........Dan akhirnya nanti cucu kitapun sudah tak datang lagi. Walah.........
Teman2ku tercinta, sekian dulu. Semoga anda sekalian menyukai dan bisa bergembira dengan tulisan ini. Nggo tamba kangen.
Inu Ws.
Teman2ku tercinta, beberapa hari ini aku tersenyum glegas-gleges sendiri membaca ejek-mengejek Sang Sekjen yg melupakan Junaidi , tak tahu apa ia ikut ke Sundak apa tidak, padahal dokter mata Magelang itu nyaris semeter sejengkal di dekatnya dalam foto2 bersama. Aku senang karena Muchtarlah yg paling keras mengatakan aku lalen, hahaha. Ya aku sendiri barusan kena badai ejekan, dimulai dari Asti, lalu Arief, karena melupakan Budi Santosa. Dan, luar biasa upaya teman2ku itu untuk membantuku mengingatnya. Dipasanglah foto Budi Santosa waktu klas 1 SMA lengkap dgn cap SMA TLD untuk meyakinkan aku, dijejer fotonya sekarang yg agak gemuk di depan reco bubrah. Ini di BBM. Mka munculah pelan2 bayangan BS di benakku. Nah, belum selesai dengan itu, tiba2 munculah di mailist Dyah Ayu Rusmiyati! Waduh, ini siapa lagi? Pusing aku. Dan ramailah teman2 mentertawakanku. Dikatakan ia sekelas dgn ku di PP2, hah? bahkan Jumhan, Naniek dan Ipoeng katakan ia jejer aku, halah...tambah edan. Wong SMA kok jejer cah wedok? Ditambah lagi, mungkin karena jengkel dgn kelalenanku, Sekjen bilang Rusmi itu lanang pa wedok? Wah, aku tertawa ter pingkal2 sampai keluar air mataku. Benar2 tertawa dari hati yg menyehatkan jiwa. Maka kutulis "Reminisense Therapy" itu sebagai pertanggungan jawab ilmiah.
Junaidi memang punya tipe kepribadian pendiam, bicara pelan2 tak pernah dgn suara keras, serius, tekun, tak pernah ikut kegiatan macam Pramuka, Hiking, Olahraga, dll, maka tak begitu dikenal banyak teman. Modelnya seperti Marsito, cuma Jun lebih banyak ketawa dan lembut, sedang Marsito lebih keras, lihat dagunya yg tajam. Dalam foto yg ku kirim ini dua sahabatku ini berdekatan dalam satu foto. Keduanya dua dokter ahli yg memang tak membutuhkan banyak bicara, tapi kecerdasan otak dan ketrampilan tangan, dokter spesialis mata dan anastesi. Aku tersenyum bangga melihat foto keduanya ini.
Nah, maka terus terang aku juga tak punya bayangan si Jun di halaman sekolah SMA TLD. Aku akrab dgn Jun setelah di FK, dari klas 1 sampai dokter umum. Lalu setelah dari Puskesmas sama2 studi spesialisasi (setelah spesialis itulah baru Jun bilang kalau ia juga anak Teladan, walah), aku ngambil psikiatri dan Jun ophtalmologi (mata). Cocok benar ia disana. Anda tahu kerjanya dokter mata itu? Jari2 tangannya bergerak di bawah mikroskop, untuk mengiris, menyayat, menjumput, menyuntik lensa cair. Persis spt tukang jam, tapi ini jaringan bola mata yg salah 1/10 senti saja akibatnya kebutaan total. Nah. Sama seperti Marsito yg salah perhitungan sedikit saja yg dibius bisa sadar sebelum oprasi selesai, atau malah berhenti bernapas waktu oprasi berlangsung, atau oprasi selesai nggak sadar2 sampai ber hari2. Mengerikan. Maka dibutuhkan pribadi yg tenang, kalem, dan sangat teliti.
Krena pribadinya yg kalem, serius, tak banyak ulah inilah maka Jun terpilih sebagai Ketua Komite Medik RSU Tidar Magelang. Bisanya jabatan ini dipegang dokter dari 4 Bag Besar: Bedah, Kandungan, Peny. Dalam, Anak, tapi ini dari bag kecil, Mata. Seluruh dokter tunduk dan diatur oleh Ketua Komdik. Posisinya sejajar dengan Direktur. Ia punya hak veto. Bila Direktur bikin kebijakan dan Ketua Komdik tak setuju, Direktur tak berkutik. Nah. Selain itu Jun juga terpilih jadi pengurus IDI Kotamadia Magelang, kalau nggak sekretaris ya ketua. I lah yang merekomendasi ijin praktek semua dokter di wilayahnya, dan memberi jumlah SKS pada semua seminar ilmiah yg diadakan.
Ketika Reuni Joglo Wonosari, akulah yg memberitahu Jun, Nurudin, Supomo dan Heru Prajatmo. Hanya Jun dan Nurudin yg datang, malam hari. Waktu Syawalan tahun lalu, nDan Edmart yg ngabari dia. Tapi waktu RRG Sundak, aku tak sempat ngabari, tiba2 ia muncul sejak siang. Mungkin undangan dari nDan Ed, atau ia mulai bukak2 mailist.
Pada foto2 yg kukirim ini, Jun nampak makan disamping Herbud, dalam foto bersama ia jongkok disamping Herbud (entah kenapa keduanya kok selalu berdekatan). Dalam api unggun, Jun nampak khusuk berdoa mendongak keatas disamping Ustadz Didiek Iswardana yg baca doa sendu membius. Lalu bubaran api unggun, Jun nampak tertawa lebar di belakang Muchtar!
Ketika api unggun selesai, Jun duduk di dekatku dan Japong menyaksikan diskusi hebat pertanggungan jawab keuangan dari Surya, Edmart, Didiek, Sekjen, Prabowo dan Jumhan. Jun hanya ketawa glegas gleges saja melihat teman2nya berdebat macam PDIP atau Partai Demokrat. Ketika akhirnya semua kecapaian dan ngantuk, semua menuju peraduan masing2. Dan Jun masuk ke cottage mau mencari tempat untuk tidur, tapi kamar penuh oleh 5 teman yg sudah mendengkur. Jun mau menyelusup di samping Muchtar, tapi sang Sekjen tidurnya mbegagah ngebaki nggon. Jun tak sampai hati untuk menggugahnya. Nah andai ia menggugahnya, tentu Muchtar akan ingat orang yg menggugahnya jam 02.00 pagi itulah Junaidi!
Jun balik keluar cottage , turun ke halaman mendekati tenda. Kepalanya menjulur ke dalam. minta ijin ikut tidur. Aku yg sudah nggletak menyambutnya hangat, karena aku ngeri juga tidur sendirian di tenda di halaman yg mulai sepi nyenyet, ya meski Gus Bowo ada di tenda sebelah tapi entah masih hidup entah enggak. Kami nikmat bincang2 sebentar sambil tiduran, lalu bablas tertidur. Hanya sekitar 3 jam, kami layap2 terbangun oleh suara ketawa Didiek dan teman2 lain gojekan di tempat makan. Kubilang pada Jun alangkah senangnya masih layap2 tidur dini hari dengar suara teman2 waktu remaja sedang ketawa garap2an. Ini kenikmatan yg tak ternilai.
Dan lihatlah di foto yg ku kroping dan kubesarkan ini. Jun jongkok di depan, sebelahnya Herbud jongkok, di belakang HB berdiri dengan kedua tangan di pundak Jun, dan sebelah HB berdiri Sekjen. Nah Sekjen cuma sejengkal jaraknya dgn Jun. Tapi Muchtar lagi berpose menteleng lihat si pemotret, Om Pasikom (Jumhan). Andai Muchtar menunduk kebawah maka ia akan lihat si Jun. Saya senang lihat adegan ini, teman2 semua berpose pating pentalit melihat ke si pemotret, si Om lagi serius membidik. Saya memotret ini dari seberang kolam dgn lensa tele saya.
Nah, teman2 sekalian, saya mencari foto2 si Jun unt saya crop dan besarkan supaya membantu Sekjen mengingatnya. Saya gembira ketika mencari foto Jun, menemukan ada 3 jepretan fiti Didiek. Semula saya sedih hanya sempat memotret Didiek satu kali, waktu berdoa saja. Ternyata ada foto2 Didiek yg lain. Maka saya besok akan memasangnya disini dgn sedikit komentar. Demikian juga foto Dadang dan Zuhron. Masing2 ada tiga jepretan yg akan saya croping dan besarkan saya pasang dgn sedikit komentar. Juga saya terharu dgn Jumhan yg membesarkan foto2 saya lagi membidik dan berciuman di belakang pohon sama........entah siapa. Saya akan membalasnya dgn foto2 close up si Om yg saya pasang, tapi saya tak punya komentar untuk Jumhan ini. Paling2 ucapannya yg mengerikan di syawalan tahun lalu: "Kita nanti tahun demi tahun akan hilang satu persatu dari reuni syawalan. Paling2 yg datang cucu kita untuk bilang, eyang lagi anfal...........Dan akhirnya nanti cucu kitapun sudah tak datang lagi. Walah.........
Teman2ku tercinta, sekian dulu. Semoga anda sekalian menyukai dan bisa bergembira dengan tulisan ini. Nggo tamba kangen.
Inu Ws.
Sunday, September 11, 2011
Melatih Otak untuk Pertajam Ingatan
Apakah Anda sering lupa saat mencari suatu benda? Misalnya Anda sering lupa meletakkan di mana kunci Anda? Atau lupa hal penting yang harus dilakukan? Lupa password? Nilai ulangan anak Anda buruk karena kesulitan menghafal? Hal ini banyak dialami oleh kita. Akibatnya, semakin banyak waktu dan energi yang dibutuhkan untuk mencari barang, mendapat omelan dari orang lain, atau mendapat hasil yang buruk akibat sifat pelupa tersebut. Daya ingat otak memang akan semakin berkurang seiring bertambahnya usia. Semakin tua umur seseorang biasanya mereka akan semakin pelupa. Tetapi, ini dapat juga menimpa di usia muda. Masalah ini dapat dikurangi dengan cara melatih otak.
Fungsi Otak
Dalam proses mengingat, otak memainkan peranan besar. Otak dapat terbagi atas otak kiri dan otak kanan. Fungsi otak kiri berkaitan dengan logika, angka, tulisan, kecerdasan, hitungan, analisa, dan untuk ingatan jangka pendek (short term memory). Sedangkan otak kanan kita diguakan untuk kreativitas, imajinasi, musik, warna, bentuk, emosi dan untuk ingatan jangka panjang (long term memory).
Ingatan akan lebih bertahan lama jika dalam mengingat menggunakan otak kanan. Untuk dapat mengingat dengan baik, perlu melatih otak agar berfungsi dengan optimal. Sayangnya, lebih banyak orang yang menggunakan otak kiri dalam proses mengingat. Otak kiri kebanyakan orang lebih berkembang tanpa diimbangi perkembangan otak kanan. Karena otak kiri merupakan ingatan jangka pendek, maka informasi yang disimpan di otak kiri akan lebih mudah terlupakan.
Oleh karena itu, jika ingin menyimpan dalam otak kanan, informasi harus diubah menjadi cerita atau gambar. Karena otak kanan tidak mengenal tulisan atau angka. Latihan diperlukan agar dapat mengembangkan otak kanan. Ada beberapa teknik yang bisa dilakukan.
Total Story Technique (TST)
Teknik ini dilakukan dengan cara membuat cerita singkat dari hal-hal yang akan kita hafalkan. Misalnya kita akan berbelanja di supermarket untuk membeli beras, shampo, susu, permen karet, pembersih lantai, telur, kecap, keju, saos tomat, tisu. Daripada berusaha menghafalnya, lebih baik Anda membuat cerita untuk hal-hal ini menjadi Dewi Sri (merupakan legenda dewi padi yang menggambarkan beras) sedang keramas (shampo) sambil mandi susu. Sedangkan di luar, si Mbok yang sedang mengunyah permen karet sambil mengepel (permbersih lantai) sudah menyiapkan telur rasa kecap bertabur keju dan saos tomat yang lembut seperti tisu.
Cerita tersebut benar-benar divisualisasikan dan dibayangkan. Kembangkan imajinasi Anda dengan menambahkan warna, bunyi, benda-benda pendukung dan gerak pada cerita tersebut. Misalnya, bayangkan tempat mandi berwarna pink tempat Dewi Sri mandi susu, bayangkan si Mbok yang sudah tua dan memakai kebaya abu-abu sedang mengepel halaman, dengarkan suara kunyahan permen karet di mulutnya, dan bayangkan Anda mencicipi telur yang rasanya seperti kecap, bayangkan bentuk telur yang bertabur keju dan saos tomat, dan bayangkan Anda bisa memegang telur tersebut dan merasakan kelembutannya yang seperti tisu.
Jadikan bayangan tersebut nyata di hadapan Anda. Dengan contoh cerita ini, kita telah melatih otak kanan yang berfungsi dalam kreativitas dan imajinasi. Kreativitas tercipta saat kita membuat suatu cerita singkat dan imajinasi turut berperan saat kita memvisualisasikan cerita tersebut.
Total Word Technique (TWT)
Pada teknik ini informasi yang ingin diingat diubah menjadi singkatan-singkatan atau jika informasi yang akan diingat merupakan kata-kata asing, dapat diubah menjadi kata-kata yang kedengarannya hampir sama. Teknik ini sering disebut juga dengan istilah jembatan keledai. Setelah itu, baru dibuat cerita agar dapat diterima oleh otak kanan.
Misalnya, ketika harus menghafal 8 planet mulai dari yang terdekat matahari. Urutannya adalah Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus. Jika menghafalnya terasa sulit, bisa diubah menjadi kalimat "Mengendarai Vespa Bukan Mainan, Judi Sahabat Urip Nekad".
Kalimat tersebut menggunakan beberapa huruf depan atau suku kata pertama dari urutan planet yang ingin diingat. Mengendarai untuk mengingat Merkurius, Vespa untuk Venus, Bukan untuk Bumi, Mainan untuk Mars, Judi untuk Jupiter, Sahabat untuk Saturnus, Urip untuk Uranus, Nekad untuk Neptunus. Dengan membayangkan tokoh-tokoh dan yang sedang dilakukan, Anda dapat lebih mengingatnya.
Total Number Technique (TNT)
Teknik ini digunakan untuk mengingat angka-angka. Karena otak kanan tidak mengenal angka atau tulisan, maka perlu dibuat cerita agar dapat dikenali otak kanan. Misalnya, Anda harus mengingat angka 212.007.217.080.205. Anda dapat mengubahnya menjadi cerita seperti Wiro Sableng (212) dan James Bond (007), keduanya (2) sedang mengikuti upacara kemerdekaan (1708) pada hari pendidikan nasional (0205).
Tetapi, tidak semua kombinasi angka merupakan angka yang sudah dikenal seperti diatas. Untuk itu, Anda dapat membuat cerita sendiri dengan mengubahnya menjadi kode yang dapat diterima oleh otak kanan yaitu dalam kode bentuk atau bunyi. Anda dapat mengubah angka menjadi kode bentuk atau bunyi seperti berikut:
Kode bentuk dan kode bunyi juga dapat diciptakan sendiri sesuai kreativitas Anda. Sekarang misalnya Anda harus mengingat password 284670, dapat diubah menjadi kalimat:
Mengingat dengan Kode Bentuk
Bebek (2) berkacamata (8) naik perahu layar (4) dengan tangan kanan memegang cerutu (6) dan tangan kiri memegang cangkul (7) asyik bermain bola (0).
Mengingat dengan Kode Bunyi
Kakek tua (2) membeli papan (8) dan ketupat (4) dari orang yang sedang menanam (6) baju (7) gosong (0).
Metode mengingat yang dijelaskan diatas hanya beberapa contoh teknik mengingat yang dapat digunakan, karena masih ada metode-metode lainnya. Metode mengingat tersebut akan membuat Anda dipacu untuk terus kreatif dalam menciptakan cerita singkat, membayangkan dan mengimajinasikannya.
Imajinasi Anda akan semakin terasah saat Anda menambahkan warna-warna pada bayangan cerita Anda, menambahkan gerak, aroma atau hal lainnya sehingga imajinasi Anda semakin menarik. Jika bisa, buatlah menjadi cerita yang lucu atau cerita yang tidak masuk akal. Ini akan membantu informasi lebih teringat.
Anda juga dapat mencoba untuk mengajarkannya kepada anak-anak. Dengan demikian, menghafal dapat menjadi kegiatan yang menyenangkan untuk mereka. Ini juga akan menjadi latihan yang baik untuk otak kanan yang bisa memacu kreativitas dan mengoptimalkan otak anak.
Jika Anda sudah mencoba mengingat dengan metode-metode tersebut, menyimpan informasi di otak kanan Anda, informasi tidak akan cepat terlupa dan membantu mengoptimalkan otak dan membantu daya ingat Anda. Selamat mencoba!
http://kumpulan.info/sehat/artikel-kesehatan/48-artikel-kesehatan/290-melatih-otak-untuk-pertajam-daya-ingat.html
Fungsi Otak
Dalam proses mengingat, otak memainkan peranan besar. Otak dapat terbagi atas otak kiri dan otak kanan. Fungsi otak kiri berkaitan dengan logika, angka, tulisan, kecerdasan, hitungan, analisa, dan untuk ingatan jangka pendek (short term memory). Sedangkan otak kanan kita diguakan untuk kreativitas, imajinasi, musik, warna, bentuk, emosi dan untuk ingatan jangka panjang (long term memory).
Ingatan akan lebih bertahan lama jika dalam mengingat menggunakan otak kanan. Untuk dapat mengingat dengan baik, perlu melatih otak agar berfungsi dengan optimal. Sayangnya, lebih banyak orang yang menggunakan otak kiri dalam proses mengingat. Otak kiri kebanyakan orang lebih berkembang tanpa diimbangi perkembangan otak kanan. Karena otak kiri merupakan ingatan jangka pendek, maka informasi yang disimpan di otak kiri akan lebih mudah terlupakan.
Oleh karena itu, jika ingin menyimpan dalam otak kanan, informasi harus diubah menjadi cerita atau gambar. Karena otak kanan tidak mengenal tulisan atau angka. Latihan diperlukan agar dapat mengembangkan otak kanan. Ada beberapa teknik yang bisa dilakukan.
Total Story Technique (TST)
Teknik ini dilakukan dengan cara membuat cerita singkat dari hal-hal yang akan kita hafalkan. Misalnya kita akan berbelanja di supermarket untuk membeli beras, shampo, susu, permen karet, pembersih lantai, telur, kecap, keju, saos tomat, tisu. Daripada berusaha menghafalnya, lebih baik Anda membuat cerita untuk hal-hal ini menjadi Dewi Sri (merupakan legenda dewi padi yang menggambarkan beras) sedang keramas (shampo) sambil mandi susu. Sedangkan di luar, si Mbok yang sedang mengunyah permen karet sambil mengepel (permbersih lantai) sudah menyiapkan telur rasa kecap bertabur keju dan saos tomat yang lembut seperti tisu.
Cerita tersebut benar-benar divisualisasikan dan dibayangkan. Kembangkan imajinasi Anda dengan menambahkan warna, bunyi, benda-benda pendukung dan gerak pada cerita tersebut. Misalnya, bayangkan tempat mandi berwarna pink tempat Dewi Sri mandi susu, bayangkan si Mbok yang sudah tua dan memakai kebaya abu-abu sedang mengepel halaman, dengarkan suara kunyahan permen karet di mulutnya, dan bayangkan Anda mencicipi telur yang rasanya seperti kecap, bayangkan bentuk telur yang bertabur keju dan saos tomat, dan bayangkan Anda bisa memegang telur tersebut dan merasakan kelembutannya yang seperti tisu.
Jadikan bayangan tersebut nyata di hadapan Anda. Dengan contoh cerita ini, kita telah melatih otak kanan yang berfungsi dalam kreativitas dan imajinasi. Kreativitas tercipta saat kita membuat suatu cerita singkat dan imajinasi turut berperan saat kita memvisualisasikan cerita tersebut.
Total Word Technique (TWT)
Pada teknik ini informasi yang ingin diingat diubah menjadi singkatan-singkatan atau jika informasi yang akan diingat merupakan kata-kata asing, dapat diubah menjadi kata-kata yang kedengarannya hampir sama. Teknik ini sering disebut juga dengan istilah jembatan keledai. Setelah itu, baru dibuat cerita agar dapat diterima oleh otak kanan.
Misalnya, ketika harus menghafal 8 planet mulai dari yang terdekat matahari. Urutannya adalah Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus. Jika menghafalnya terasa sulit, bisa diubah menjadi kalimat "Mengendarai Vespa Bukan Mainan, Judi Sahabat Urip Nekad".
Kalimat tersebut menggunakan beberapa huruf depan atau suku kata pertama dari urutan planet yang ingin diingat. Mengendarai untuk mengingat Merkurius, Vespa untuk Venus, Bukan untuk Bumi, Mainan untuk Mars, Judi untuk Jupiter, Sahabat untuk Saturnus, Urip untuk Uranus, Nekad untuk Neptunus. Dengan membayangkan tokoh-tokoh dan yang sedang dilakukan, Anda dapat lebih mengingatnya.
Total Number Technique (TNT)
Teknik ini digunakan untuk mengingat angka-angka. Karena otak kanan tidak mengenal angka atau tulisan, maka perlu dibuat cerita agar dapat dikenali otak kanan. Misalnya, Anda harus mengingat angka 212.007.217.080.205. Anda dapat mengubahnya menjadi cerita seperti Wiro Sableng (212) dan James Bond (007), keduanya (2) sedang mengikuti upacara kemerdekaan (1708) pada hari pendidikan nasional (0205).
Tetapi, tidak semua kombinasi angka merupakan angka yang sudah dikenal seperti diatas. Untuk itu, Anda dapat membuat cerita sendiri dengan mengubahnya menjadi kode yang dapat diterima oleh otak kanan yaitu dalam kode bentuk atau bunyi. Anda dapat mengubah angka menjadi kode bentuk atau bunyi seperti berikut:
Kode bentuk dan kode bunyi juga dapat diciptakan sendiri sesuai kreativitas Anda. Sekarang misalnya Anda harus mengingat password 284670, dapat diubah menjadi kalimat:
Mengingat dengan Kode Bentuk
Bebek (2) berkacamata (8) naik perahu layar (4) dengan tangan kanan memegang cerutu (6) dan tangan kiri memegang cangkul (7) asyik bermain bola (0).
Mengingat dengan Kode Bunyi
Kakek tua (2) membeli papan (8) dan ketupat (4) dari orang yang sedang menanam (6) baju (7) gosong (0).
Metode mengingat yang dijelaskan diatas hanya beberapa contoh teknik mengingat yang dapat digunakan, karena masih ada metode-metode lainnya. Metode mengingat tersebut akan membuat Anda dipacu untuk terus kreatif dalam menciptakan cerita singkat, membayangkan dan mengimajinasikannya.
Imajinasi Anda akan semakin terasah saat Anda menambahkan warna-warna pada bayangan cerita Anda, menambahkan gerak, aroma atau hal lainnya sehingga imajinasi Anda semakin menarik. Jika bisa, buatlah menjadi cerita yang lucu atau cerita yang tidak masuk akal. Ini akan membantu informasi lebih teringat.
Anda juga dapat mencoba untuk mengajarkannya kepada anak-anak. Dengan demikian, menghafal dapat menjadi kegiatan yang menyenangkan untuk mereka. Ini juga akan menjadi latihan yang baik untuk otak kanan yang bisa memacu kreativitas dan mengoptimalkan otak anak.
Jika Anda sudah mencoba mengingat dengan metode-metode tersebut, menyimpan informasi di otak kanan Anda, informasi tidak akan cepat terlupa dan membantu mengoptimalkan otak dan membantu daya ingat Anda. Selamat mencoba!
http://kumpulan.info/sehat/artikel-kesehatan/48-artikel-kesehatan/290-melatih-otak-untuk-pertajam-daya-ingat.html
Thursday, September 1, 2011
Informasi Penentuan Awal dan Akhir Ramadhan (Tanggal 1 Syawal)
Dokter Asti Hoetama:
Dokter Asti meneruskan email dari rekan sejawatnya sbb:
Sebenarnya penentuan awal dan akhir bulan Ramadhan dan penentuan Idul Fitri adalah jelas petunjuknya dari Nabi kita Muhammad SAW bahwa berpuasalah dan berbukalah menurut Rukyatul hilal (melihat bulan), hanya saja pengertian 'melihat' ini menimbulkan perbedaan.
Menurut ilmu falak/astronomi, pada tahun 1432 H ini posisi hilal pada tgl 29/8/11 itu untuk Indonesia sudah diatas ufuk, hanya masih kurang dari 2 derajat, sehingga sangat kecil (sbg ganti kt tdk mungkin) kemungkinan dapat dirukyat/dilihat termasuk dg alat, maka :
1) Ada yang menggunakan metode hisab (perhitungan) wujudul hilal, ini dikarenakan ilmu hisab/ilmu astronomi/ilmu falak belum ada pada zaman Nabi SAW. Metode ini meyakini bahwa perhitungan adalah sesuai dg hukum Allah yg ada di alam yg selalu tetap/tidak pernah berubah. Metode ini memahami bahwa bila hilal sudah berada diatas ufuk/horizon 0 koma sekian derajatpun maka sudah berarti wujudul hilal, dan sesuatu yg wujud/ada tidak berarti harus selalu dapat terlihat. Maka Idul fithri 1432 H jatuh pada Selasa 30/8/11. Ilmu Astronomi ini memang nampak lebih akurat, ilmu inilah yg selama ini dipakai untuk menentukan jadwal sholat kita sehari-hari. Dalam metode ini Rukyat (melihat langsung) hanyalah sebagai konfirmasi bukan yg menentukan.
2) Ada yang menggunakan metode rukyat semata (melihat langsung hilal) dimana wujudul hilal haruslah bisa dilihat dg mata telanjang dan atau dibantu dg alat, lalu bila tidak terlihat maka dianggap tidak ada hilal. Metode ini memahami bahwa hilal sudah dapat dilihat bila sudah berada diatas ufuk/horizon minimal 2 derajat. Menurut ilmu astronomi tentu derajat yg dapat dilihat berbeda. Dan dalam metode ini juga diyakini apabila mendung disempurnakan jadi 30 hari. Hanya saja di sidang istbat Kemenag RI selalunya akan menetapkan "istikmal" yakni bulan ramadhan digenapkan 30 hari, maka Idul Fithri jatuh pada Rabu 31/8/11.
Maka menurut hemat saya selalunya akan terjadi perbedaan setiap tahun apabila wujudul hilal berada dibawah 2 derajat dan atau Ramadhan berjumlah 29 hari, dan baru akan ada kesamaan apabila wujudul hilal berada diatas 2 derajat dan atau Ramadhan berjumlah 30 hari.
Kedua-duanya insya Allah benar menurut syari'at bila dibangun atas niat dan maksud menegakkan kebenaran (inilah itjihad), karena itu, dipersilahkan kpd masing-2 umat meyakini salah satu dari keduanya, tanpa harus menyalahkan lainnya, perbedaan dlm faham dan amal agama dalam konteks ini dibolehkan, tetapi perpecahan dan permusuhan itu adalah ajakan syaithan QS. Al Maidah ayat 91.
Kita harus berusaha ciptakan suasana tetap tenang dan rukun meski ada perbedaan.
Allah lah yg paling tahu siapa hambaNya yg bertaqwa QS. Al Najm ayat 32
Salam Semangat
Brahmana Askandar, MD
Gynecologic Oncologist
Surabaya – INDONESIA
Tanggapan Prof. Edhi Martono:
Rekan2 semua:
Terimkasih kepada bu dokter Asti yang sudah sharing penjelasan bagus dari dr Brahmana Askandar. Demikianlah kiranya penjelasan yang tepat dan selama ini digunakan sebagai pertimbangan, tetapi jarang sekali disampaikan kepada masyarakat. Seharusnya yang memberi keterangan seperti ini adalah instansi terkait (MUI, Kemenag/KUA, Humas berbagai ormas Islam dst), ini justru malah dapat dari seorang dokter, Sp OG lagi ...
Siapa pun dan apa pun, penjelasan seperti ini masih sangat dibutuhkan agar ketidakpahaman ummat tidak menjadi sumber pertentangan, pelecehan, penolakan, bahkan pembunuhan dan fitnah. Perlu juga diketahui bahwa di kalangan pengguna hisab pun juga ada yang beda interpretasi. Ada yang berpendapat meski bulan baru menurut perhitungan sudah muncul, sebelum tingginya 2 derajat tetap belum dinyatakan bulan (syahri, month bukan qomar, moon) berganti. Sebaliknya yang menggunakan hisab hakiki, asal menurut perhitungan bulan sudah di atas ufuk, maka sudah ditentukan bulan berganti, there is already new month coming ...
Sebagai seseorang yang dibesarkan dalam tradisi Muhammadiyah mestinya pegangan saya pribadi adalah hisab hakiki. Tetapi insha AlLah mulai tahun ini saya mengikuti keputusan pemerintah setelah diingatkan seorang rekan ustad bahwa panutan yang tepat adalah Qur'an, dan dalam Qur'an disebutkan "patuhlah kalian kepada AlLah, patuhlah kepada RasululLah dan pemimpin-pemimpin kamu". Bagaimana pun kondisinya, pemerintah yang ada saat ini adalah ulil amri, jadi saya baru mau sholat Idul Fitri besuk pagi, hari ini insha AlLah masih puasa ... No problem with that, masing2 sudah saling memahami pendapat yang dasarnya sama kuat kok ...
Selamat menyelesaikan puasa Ramadhan. Insha AlLah kewajiban maupun sunnah sebulan ini sudah dilaksanakan dengan sebaik2nya. Tentang balasannya, kita tentu sangat mengharapkan tetapi itu prerogatifnya AlLah ta'ala, walLahu 'alam. Saling mendoa saja agar apa yang kita lakukan sungguh karena AlLah sehingga AlLah memberikan ridlanya dengan sebenar-benar ridla ... TaqobalalLahu minna wa minkum, kullu'amin wa antum bi khaiir ... Kita singkirkan semua rasa negatif, baik yang dari dalam diri kita maupun dari orang lain (memaafkan orang lain, mohon maaf kepada orang lain) ... mencapai taqwa yang lebih meningkat ... dan jangan lupa dilengkapi dengan puasa sunnah yang dianjurkan RasululLah, enam hari bulan Syawwal ...
Ied Mubarrok !
Dokter Asti meneruskan email dari rekan sejawatnya sbb:
Sebenarnya penentuan awal dan akhir bulan Ramadhan dan penentuan Idul Fitri adalah jelas petunjuknya dari Nabi kita Muhammad SAW bahwa berpuasalah dan berbukalah menurut Rukyatul hilal (melihat bulan), hanya saja pengertian 'melihat' ini menimbulkan perbedaan.
Menurut ilmu falak/astronomi, pada tahun 1432 H ini posisi hilal pada tgl 29/8/11 itu untuk Indonesia sudah diatas ufuk, hanya masih kurang dari 2 derajat, sehingga sangat kecil (sbg ganti kt tdk mungkin) kemungkinan dapat dirukyat/dilihat termasuk dg alat, maka :
1) Ada yang menggunakan metode hisab (perhitungan) wujudul hilal, ini dikarenakan ilmu hisab/ilmu astronomi/ilmu falak belum ada pada zaman Nabi SAW. Metode ini meyakini bahwa perhitungan adalah sesuai dg hukum Allah yg ada di alam yg selalu tetap/tidak pernah berubah. Metode ini memahami bahwa bila hilal sudah berada diatas ufuk/horizon 0 koma sekian derajatpun maka sudah berarti wujudul hilal, dan sesuatu yg wujud/ada tidak berarti harus selalu dapat terlihat. Maka Idul fithri 1432 H jatuh pada Selasa 30/8/11. Ilmu Astronomi ini memang nampak lebih akurat, ilmu inilah yg selama ini dipakai untuk menentukan jadwal sholat kita sehari-hari. Dalam metode ini Rukyat (melihat langsung) hanyalah sebagai konfirmasi bukan yg menentukan.
2) Ada yang menggunakan metode rukyat semata (melihat langsung hilal) dimana wujudul hilal haruslah bisa dilihat dg mata telanjang dan atau dibantu dg alat, lalu bila tidak terlihat maka dianggap tidak ada hilal. Metode ini memahami bahwa hilal sudah dapat dilihat bila sudah berada diatas ufuk/horizon minimal 2 derajat. Menurut ilmu astronomi tentu derajat yg dapat dilihat berbeda. Dan dalam metode ini juga diyakini apabila mendung disempurnakan jadi 30 hari. Hanya saja di sidang istbat Kemenag RI selalunya akan menetapkan "istikmal" yakni bulan ramadhan digenapkan 30 hari, maka Idul Fithri jatuh pada Rabu 31/8/11.
Maka menurut hemat saya selalunya akan terjadi perbedaan setiap tahun apabila wujudul hilal berada dibawah 2 derajat dan atau Ramadhan berjumlah 29 hari, dan baru akan ada kesamaan apabila wujudul hilal berada diatas 2 derajat dan atau Ramadhan berjumlah 30 hari.
Kedua-duanya insya Allah benar menurut syari'at bila dibangun atas niat dan maksud menegakkan kebenaran (inilah itjihad), karena itu, dipersilahkan kpd masing-2 umat meyakini salah satu dari keduanya, tanpa harus menyalahkan lainnya, perbedaan dlm faham dan amal agama dalam konteks ini dibolehkan, tetapi perpecahan dan permusuhan itu adalah ajakan syaithan QS. Al Maidah ayat 91.
Kita harus berusaha ciptakan suasana tetap tenang dan rukun meski ada perbedaan.
Allah lah yg paling tahu siapa hambaNya yg bertaqwa QS. Al Najm ayat 32
Salam Semangat
Brahmana Askandar, MD
Gynecologic Oncologist
Surabaya – INDONESIA
Tanggapan Prof. Edhi Martono:
Rekan2 semua:
Terimkasih kepada bu dokter Asti yang sudah sharing penjelasan bagus dari dr Brahmana Askandar. Demikianlah kiranya penjelasan yang tepat dan selama ini digunakan sebagai pertimbangan, tetapi jarang sekali disampaikan kepada masyarakat. Seharusnya yang memberi keterangan seperti ini adalah instansi terkait (MUI, Kemenag/KUA, Humas berbagai ormas Islam dst), ini justru malah dapat dari seorang dokter, Sp OG lagi ...
Siapa pun dan apa pun, penjelasan seperti ini masih sangat dibutuhkan agar ketidakpahaman ummat tidak menjadi sumber pertentangan, pelecehan, penolakan, bahkan pembunuhan dan fitnah. Perlu juga diketahui bahwa di kalangan pengguna hisab pun juga ada yang beda interpretasi. Ada yang berpendapat meski bulan baru menurut perhitungan sudah muncul, sebelum tingginya 2 derajat tetap belum dinyatakan bulan (syahri, month bukan qomar, moon) berganti. Sebaliknya yang menggunakan hisab hakiki, asal menurut perhitungan bulan sudah di atas ufuk, maka sudah ditentukan bulan berganti, there is already new month coming ...
Sebagai seseorang yang dibesarkan dalam tradisi Muhammadiyah mestinya pegangan saya pribadi adalah hisab hakiki. Tetapi insha AlLah mulai tahun ini saya mengikuti keputusan pemerintah setelah diingatkan seorang rekan ustad bahwa panutan yang tepat adalah Qur'an, dan dalam Qur'an disebutkan "patuhlah kalian kepada AlLah, patuhlah kepada RasululLah dan pemimpin-pemimpin kamu". Bagaimana pun kondisinya, pemerintah yang ada saat ini adalah ulil amri, jadi saya baru mau sholat Idul Fitri besuk pagi, hari ini insha AlLah masih puasa ... No problem with that, masing2 sudah saling memahami pendapat yang dasarnya sama kuat kok ...
Selamat menyelesaikan puasa Ramadhan. Insha AlLah kewajiban maupun sunnah sebulan ini sudah dilaksanakan dengan sebaik2nya. Tentang balasannya, kita tentu sangat mengharapkan tetapi itu prerogatifnya AlLah ta'ala, walLahu 'alam. Saling mendoa saja agar apa yang kita lakukan sungguh karena AlLah sehingga AlLah memberikan ridlanya dengan sebenar-benar ridla ... TaqobalalLahu minna wa minkum, kullu'amin wa antum bi khaiir ... Kita singkirkan semua rasa negatif, baik yang dari dalam diri kita maupun dari orang lain (memaafkan orang lain, mohon maaf kepada orang lain) ... mencapai taqwa yang lebih meningkat ... dan jangan lupa dilengkapi dengan puasa sunnah yang dianjurkan RasululLah, enam hari bulan Syawwal ...
Ied Mubarrok !