Penyakit Osteoporosis adalah berkurangnya kepadatan tulang yang progresif, sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah.
Tulang terdiri dari mineral-mineral seperti kalsium dan fosfat, sehingga tulang menjadi keras dan padat. Jika tubuh tidak mampu mengatur kandungan mineral dalam tulang, maka tulang menjadi kurang padat dan lebih rapuh, sehingga terjadilah osteoporosis.
Sekitar 80% persen penderita penyakit osteoporosis adalah wanita, termasuk wanita muda yang mengalami penghentian siklus menstruasi (amenorrhea). Hilangnya hormon estrogen setelah menopause meningkatkan risiko terkena osteoporosis.
Penyakit osteoporosis yang kerap disebut penyakit keropos tulang ini ternyata menyerang wanita sejak masih muda. Tidak dapat dipungkiri penyakit osteoporosis pada wanita ini dipengaruhi oleh hormon estrogen. Namun, karena gejala baru muncul setelah usia 50 tahun, penyakit osteoporosis tidak mudah dideteksi secara dini.
Meskipun penyakit osteoporosis lebih banyak menyerang wanita, pria tetap memiliki risiko terkena penyakit osteoporosis. Sama seperti pada wanita, penyakit osteoporosis pada pria juga dipengaruhi estrogen. Bedanya, laki-laki tidak mengalami menopause, sehingga osteoporosis datang lebih lambat.
Jumlah usia lanjut di Indonesia diperkirakan akan naik 414 persen dalam kurun waktu 1990-2025, sedangkan perempuan menopause yang tahun 2000 diperhitungkan 15,5 juta akan naik menjadi 24 juta pada tahun 2015.
Bayangkan betapa besar jumlah penduduk yang dapat terancam penyakit osteoporosis.
Klasifikasi
• Osteoporosis primer
Osteoporosis primer sering menyerang wanita paska menopause dan juga pada pria usia lanjut dengan penyebab yang belum diketahui.
• Osteoporosis sekunder
Sedangkan osteoporosis sekunder disebabkan oleh penyakit yang berhubungan dengan :
-Cushing's disease
-Hyperthyroidism
-Hyperparathyroidism
-Hypogonadism
-Kelainan hepar
-Kegagalan ginjal kronis
-Kurang gerak
-Kebiasaan minum alkohol
-Pemakai obat-obatan/corticosteroid
-Kelebihan kafein
-Merokok
Penyebab
Osteoporosis postmenopausal terjadi karena kekurangan estrogen (hormon utama pada wanita), yang membantu mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang pada wanita.
Biasanya gejala timbul pada wanita yang berusia diantara 51-75 tahun, tetapi bisa mulai muncul lebih cepat ataupun lebih lambat. Tidak semua wanita memiliki resiko yang sama untuk menderita osteoporosis postmenopausal, wanita kulit putih dan daerah timur lebih mudah menderita penyakit ini daripada wanita kulit hitam.
Osteoporosis senilis kemungkinan merupakan akibat dari kekurangan kalsium yang berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan diantara kecepatan hancurnya tulang dan pembentukan tulang yang baru. Senilis berarti bahwa keadaan ini hanya terjadi pada usia lanjut.
Penyakit ini biasanya terjadi pada usia diatas 70 tahun dan 2 kali lebih sering menyerang wanita. Wanita seringkali menderita osteoporosis senilis dan postmenopausal.
Kurang dari 5% penderita osteoporosis juga mengalami osteoporosis sekunder, yang disebabkan oleh keadaan medis lainnya atau oleh obat-obatan.Penyakit ini bisa disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal (terutama tiroid, paratiroid dan adrenal) dan obat-obatan (misalnya kortikosteroid, barbiturat, anti-kejang dan hormon tiroid yang berlebihan).
Pemakaian alkohol yang berlebihan dan merokok bisa memperburuk keadaan ini.
Osteoporosis juvenil idiopatik merupakan jenis osteoporosis yang penyebabnya tidak diketahui. Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki kadar dan fungsi hormon yang normal, kadar vitamin yang normal dan tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang.
Gejala
Kepadatan tulang berkurang secara perlahan (terutama pada penderita osteoporosis senilis), sehingga pada awalnya osteoporosis tidak menimbulkan gejala. Beberapa penderita tidak memiliki gejala.
Jika kepadatan tulang sangat berkurang sehingga tulang menjadi kolaps atau hancur, maka akan timbul nyeri tulang dan kelainan bentuk. Kolaps tulang belakang menyebabkan nyeri punggung menahun.
Tulang belakang yang rapuh bisa mengalami kolaps secara spontan atau karena cedera ringan. Biasanya nyeri timbul secara tiba-tiba dan dirasakan di daerah tertentu dari punggung, yang akan bertambah nyeri jika penderita berdiri atau berjalan.
Jika disentuh, daerah tersebut akan terasa sakit, tetapi biasanya rasa sakit ini akan menghilang secara bertahap setelah beberapa minggu atau beberapa bulan. Jika beberapa tulang belakang hancur, maka akan terbentuk kelengkungan yang abnormal dari tulang belakang (punuk Dowager), yang menyebabkan ketegangan otot dan sakit.
Tulang lainnya bisa patah, yang seringkali disebabkan oleh tekanan yang ringan atau karena jatuh. Salah satu patah tulang yang paling serius adalah patah tulang panggul.
Yang juga sering terjadi adalah patah tulang lengan (radius) di daerah persambungannya dengan pergelangan tangan, yang disebut fraktur Colles. Selain itu, pada penderita osteoporosis, patah tulang cenderung menyembuh secara perlahan.
Pederita
Sebagian besar penderita osteoporosis adalah wanita. Hal ini disebabkan oleh proses kehamilan dan menyusui.
Pada saat proses menyusui kadang kala si Ibu tidak mencukupi gizi dan nutrisi yang di butuhkan, misal nya asupan kalsium yang kurang.
Jika asupan kurang maka organ tubuh (dalam hal ini kelenjar susu). Akan mengambil dari cadangan makanan atau simpanan makanan. Jika dalam cadangan pun masih kurang. Maka kelenjar akan langsung mengambil nya dari bagian tubuh si Ibu.
Misal jika kekurangan kalsium dan Fosfor maka akan diambil langsung dari tulang si Ibu, inilah yang dikemudian hari menyebab kan osteoporosis.
Osteoporosis bisa di cegah dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung kalsium tinggi, seperti produk hewani (susu dan olahannya) serta produk nabati ( susu kedelai, tempe, tahu, dll).
http://www.organikdansehat.com/2011/07/osteoporosis.html#more
▼
Thursday, December 29, 2011
Thursday, December 1, 2011
Diabetes dan Penyakit Ginjal
ORGANISASI kesehatan dunia (WHO) menyebutkan, pada tahun 1985 terdapat 30 juta penderita diabetes di seluruh dunia. Sepuluh tahun kemudian, 1994, menimpa 110 juta jiwa. Dan kini WHO menyebutkan mencapai 194 juta jiwa. Diperkirakan pada th 2025 angka ini meningkat menjadi 228 juta.
Di Indonesia pada 1994 terdeteksi 2,5 juta penduduk terkena diabetes, sekarang sudah ada 5,6 juta penyandang dan pada 2020 nanti diperkirakan ada 8,2 juta penderita kencing manis.
Penderita mengalami komplikasi seperti : luka / gangren yang sering mengakibatkan harus menjalani amputasi (dipotong) pada bagian yang terkena, penyakit jantung koroner, stroke, gagal ginjal, mata : kebutaan, syaraf , kesemutan, nyeri pada kaki, impoten, mudah terkena infeksi.
Salah satu penyakit akibat diabetes adalah penyakit ginjal diabetik. Di Asia hampir 60% dari penyandang diabetes tipe 2 menderita nefropati diabetik. Begitu pula frekuensi hipertensi cukup tinggi sekitar 33%. Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara tingginya tekanan darah pada diabetes dengan komplikasi ginjal dan kardio vascular (jantung & pembuluh darah).
Penderita diabetes dengan hipertensi, mempunyai risiko lebih tinggi untuk mengalami penyakit jantung koroner ataupun stroke. Sebagai faktor prediksi adanya komplikasi kardiovaskular dan ginjal pada diabetes-hipertensi adalah adanya mikro- albuminuria (adanya albumin/zat protein pada air kencing).
Gejala Klinik
Nefropati diabetik merupakan gangguan fungsi ginjal akibat kebocoran glomerulus (selaput penyaring darah dalam ginjal). Gula yang tinggi dalam darah akan bereaksi dengan protein, sehingga mengubah struktur dan fungsi sel, termasuk membran basal glomerulus. Akibatnya penghalang protein rusak dan terjadi kebocoran protein ke urin/air kencing (albuminuria). Hal ini berpengaruh buruk pada ginjal.
Gangguan ginjal dapat menyebabkan fungsi ekskresi (membuang), filtrasi (menyaring) dan hormonal terganggu. Akibat terganggunya pengeluaran zat-zat racun lewat urin, maka zat racun tertimbun. Tubuh pun menjadi bengkak dan dapat berisiko kematian.
Selain berfungsi sebagai ekskresi, ginjal juga memproduksi hormon eritropoetin yang berfungsi memproduksi sel darah merah. Gangguan di ginjal dapat menurunkan hormon tersebut, sehingga menyebabkan anemia (kekurangan darah merah).
Gejala nefropati diabetik :
- Bengkak di kaki dan wajah
- Mual
- Lesu
- Nyeri kepala
- Sering cegukan
- Berat badan menurun
Diagnosis.
Untuk mendiagnosis nefropati diabetik pada penyandang diabetes, jika pada 2 dari 3 kali pemeriksaan dalam waktu 3-6 bulan ditemukan albumin didalam urin 24 jam lebih 30 mg, dengan catatan tidak ditemukan penyebab albuminuria lain.
Jadwal pemeriksaan mikroalbumin yang dianjurkan adalah :
- Pada diabetes tipe 1 (diabetes tergantung insulin), diperiksa pada masa pubertas atau setelah 5 tahun didiagnosis diabetes.
- Untuk diabetes tipe 2, untuk pemeriksaan awal setelah diagnosis ditegakkan dan secara periodik setahun sekali atau sesuai petunjuk dokter.
Pengobatan
Pengobatan sejak dini dapat menunda bahkan menghentikan progresivitas penyakit ginjal. Kenyataannya, penderita umumnya baru berobat saat gangguan sudah lanjut atau terjadi makroalbuminuria (300 mg albumin dalam urin per 24 jam).
Pengobatan meliputi kontrol tekanan darah, direkomendasikan untuk penderita diabetes-hipertensi tekanan darah yang harus dicapai adalah kurang 130/80 mmHg atau lebih rendah lagi. Pertimbangan dalam pemilihan obat anti hipertensi antara lain :
1. Penurunan tekanan darah, dipertimbangkan juga efek samping obat.
2. Efek obat terhadap faktor risiko kardiovaskular.
3. Adanya kerusakan/gangguan organ (penyakit kardiovaskular, penyakit ginjal kronik, diabetes; menentukan pilihan obat anti hipertensi sebagai terapi awal dan kombinasi).
4. Pertimbangan klinik dan efek samping obat.
5. Interaksi obat bila diberikan penderita yang juga secara bersamaan mengkonsumsi obat lain.
Selain itu dilakukan pengendalian kadar gula darah dan mengurangi derajat albuminuria dengan pemberian diuretik dosis kecil dan pembatasan asupan protein (0,6-0,8 gram / kg berat badan per hari).
Penderita nefropati diabetik harus menghindari zat yang dapat memperparah kerusakan ginjal, misalnya pewarna kontras yang digunakan untuk rontgen, obat anti inflamasi (anti radang) non steroid serta obat yang belum diketahui efek sampingnya.
Akhirnya bisa ditarik kesimpulan, Nefropati diabetik merupakan komplikasi diabetes yang diawali dengan mikro albuminuria dan komplikasi yang agresif tanpa pengobatan akan mengarah ke gagal ginjal tahap akhir.
- Bila terjadi mikroalbuminuria, maka pengobatan selain pengendalian gula darah yang baik harus disertai dengan pengobatan untuk penurunan tekanan darah dan mengurangi derajat albuminuria.
- Pengobatan bertujuan mencegah progresivitas nefropati diabetik dengan pemilihan obat yang tepat untuk mencapai sasaran tekanan darah kurang 130/80 mmHg.
- Obat diuretik dalam dosis kecil dapat membantu penurunan tekanan darah, disamping mempunyai efek mengurangi albuminuria. Hal yang penting pada diabetes adalah mencegah kerusakan ginjal serta mencegah komplikasi kardiovaskular. Usaha tersebut adalah pengendalian tekanan darah dengan obat anti hipertensi dan mencapai target rekomendasi tekanan darah kurang 130/80 mmHg. Pengendalian faktor metabolik antara lain kontrol gula darah dan profil lemak serta pemberian preparat statin (obat penurun lemak darah) dan anti oksidan. (13)
– dr Djoko Merdikoputro Sp.PD, RS Hermina Pandanaran Semarang.
http://www.suaramerdeka.com/smcetak/index.php?fuseaction=beritacetak.detailberitacetak&id_beritacetak=9442
Di Indonesia pada 1994 terdeteksi 2,5 juta penduduk terkena diabetes, sekarang sudah ada 5,6 juta penyandang dan pada 2020 nanti diperkirakan ada 8,2 juta penderita kencing manis.
Penderita mengalami komplikasi seperti : luka / gangren yang sering mengakibatkan harus menjalani amputasi (dipotong) pada bagian yang terkena, penyakit jantung koroner, stroke, gagal ginjal, mata : kebutaan, syaraf , kesemutan, nyeri pada kaki, impoten, mudah terkena infeksi.
Salah satu penyakit akibat diabetes adalah penyakit ginjal diabetik. Di Asia hampir 60% dari penyandang diabetes tipe 2 menderita nefropati diabetik. Begitu pula frekuensi hipertensi cukup tinggi sekitar 33%. Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara tingginya tekanan darah pada diabetes dengan komplikasi ginjal dan kardio vascular (jantung & pembuluh darah).
Penderita diabetes dengan hipertensi, mempunyai risiko lebih tinggi untuk mengalami penyakit jantung koroner ataupun stroke. Sebagai faktor prediksi adanya komplikasi kardiovaskular dan ginjal pada diabetes-hipertensi adalah adanya mikro- albuminuria (adanya albumin/zat protein pada air kencing).
Gejala Klinik
Nefropati diabetik merupakan gangguan fungsi ginjal akibat kebocoran glomerulus (selaput penyaring darah dalam ginjal). Gula yang tinggi dalam darah akan bereaksi dengan protein, sehingga mengubah struktur dan fungsi sel, termasuk membran basal glomerulus. Akibatnya penghalang protein rusak dan terjadi kebocoran protein ke urin/air kencing (albuminuria). Hal ini berpengaruh buruk pada ginjal.
Gangguan ginjal dapat menyebabkan fungsi ekskresi (membuang), filtrasi (menyaring) dan hormonal terganggu. Akibat terganggunya pengeluaran zat-zat racun lewat urin, maka zat racun tertimbun. Tubuh pun menjadi bengkak dan dapat berisiko kematian.
Selain berfungsi sebagai ekskresi, ginjal juga memproduksi hormon eritropoetin yang berfungsi memproduksi sel darah merah. Gangguan di ginjal dapat menurunkan hormon tersebut, sehingga menyebabkan anemia (kekurangan darah merah).
Gejala nefropati diabetik :
- Bengkak di kaki dan wajah
- Mual
- Lesu
- Nyeri kepala
- Sering cegukan
- Berat badan menurun
Diagnosis.
Untuk mendiagnosis nefropati diabetik pada penyandang diabetes, jika pada 2 dari 3 kali pemeriksaan dalam waktu 3-6 bulan ditemukan albumin didalam urin 24 jam lebih 30 mg, dengan catatan tidak ditemukan penyebab albuminuria lain.
Jadwal pemeriksaan mikroalbumin yang dianjurkan adalah :
- Pada diabetes tipe 1 (diabetes tergantung insulin), diperiksa pada masa pubertas atau setelah 5 tahun didiagnosis diabetes.
- Untuk diabetes tipe 2, untuk pemeriksaan awal setelah diagnosis ditegakkan dan secara periodik setahun sekali atau sesuai petunjuk dokter.
Pengobatan
Pengobatan sejak dini dapat menunda bahkan menghentikan progresivitas penyakit ginjal. Kenyataannya, penderita umumnya baru berobat saat gangguan sudah lanjut atau terjadi makroalbuminuria (300 mg albumin dalam urin per 24 jam).
Pengobatan meliputi kontrol tekanan darah, direkomendasikan untuk penderita diabetes-hipertensi tekanan darah yang harus dicapai adalah kurang 130/80 mmHg atau lebih rendah lagi. Pertimbangan dalam pemilihan obat anti hipertensi antara lain :
1. Penurunan tekanan darah, dipertimbangkan juga efek samping obat.
2. Efek obat terhadap faktor risiko kardiovaskular.
3. Adanya kerusakan/gangguan organ (penyakit kardiovaskular, penyakit ginjal kronik, diabetes; menentukan pilihan obat anti hipertensi sebagai terapi awal dan kombinasi).
4. Pertimbangan klinik dan efek samping obat.
5. Interaksi obat bila diberikan penderita yang juga secara bersamaan mengkonsumsi obat lain.
Selain itu dilakukan pengendalian kadar gula darah dan mengurangi derajat albuminuria dengan pemberian diuretik dosis kecil dan pembatasan asupan protein (0,6-0,8 gram / kg berat badan per hari).
Penderita nefropati diabetik harus menghindari zat yang dapat memperparah kerusakan ginjal, misalnya pewarna kontras yang digunakan untuk rontgen, obat anti inflamasi (anti radang) non steroid serta obat yang belum diketahui efek sampingnya.
Akhirnya bisa ditarik kesimpulan, Nefropati diabetik merupakan komplikasi diabetes yang diawali dengan mikro albuminuria dan komplikasi yang agresif tanpa pengobatan akan mengarah ke gagal ginjal tahap akhir.
- Bila terjadi mikroalbuminuria, maka pengobatan selain pengendalian gula darah yang baik harus disertai dengan pengobatan untuk penurunan tekanan darah dan mengurangi derajat albuminuria.
- Pengobatan bertujuan mencegah progresivitas nefropati diabetik dengan pemilihan obat yang tepat untuk mencapai sasaran tekanan darah kurang 130/80 mmHg.
- Obat diuretik dalam dosis kecil dapat membantu penurunan tekanan darah, disamping mempunyai efek mengurangi albuminuria. Hal yang penting pada diabetes adalah mencegah kerusakan ginjal serta mencegah komplikasi kardiovaskular. Usaha tersebut adalah pengendalian tekanan darah dengan obat anti hipertensi dan mencapai target rekomendasi tekanan darah kurang 130/80 mmHg. Pengendalian faktor metabolik antara lain kontrol gula darah dan profil lemak serta pemberian preparat statin (obat penurun lemak darah) dan anti oksidan. (13)
– dr Djoko Merdikoputro Sp.PD, RS Hermina Pandanaran Semarang.
http://www.suaramerdeka.com/smcetak/index.php?fuseaction=beritacetak.detailberitacetak&id_beritacetak=9442
Wednesday, November 23, 2011
Ini Kiat Sederhana Agar Otak Lebih Encer, Mau Tahu?
Ingin otak anda tetap bekerja optimal? Ada beberapa cara untuk mendongkrak kinerja pusat komando di dalam kepala anda dengan cara yang mudah dan jauh dari rumit.
Beberapa kondisi lingkungan mampu merangsang otak menjadi lebih baik atau buruk. Dengan alasan itu, anda harus mengetahui segala hal yang berada di lingkungan yang dapat memperbaiki kemampuan dan kekuatan otak anda.
Penglihatan, suara, tekstur,aroma, rasa dan sensasi lainnya yang dialami setiap hari dapat menjadi makanan untuk pikiran dan jiwa anda. Menciptakan sebuah lingkungan yang indah dan positif ternyata dapat juga meningkatkan kekuatan otak.
Seperti dikutip dari Askmen, Professor Mark R Rosenweig dari University of California, Berkeley mengungkapkan bahwa ada langkah positif yang bisa dilakukan guna menciptakan sebuah lingkungan yang bisa meningkatkan kemampuan otak, seperti :
1.Menyejajarkan hari dengan suara dan cahaya.
Kegaduhan memiliki dampak bagi tubuh dan pikiran. Untuk itu, hilangkanlah polusi udara dan dengarkanlah suara musik yang indah sebagai bagian dari inspirasi yang bisa didengarkan setiap hari.
Cahaya memiliki dampak langsung terhadap tubuh dan pikiran. Cahaya matahari alami dapat menjadi sebuah sumber yang menyehatkan. Cahaya mengandung gelombang panjang yang berdampak pada hormon, metabolisme dan waktu tubuh. Ini semua baik bagi asupan otak anda.
2. Terhubung ke alam
Ahli Syaraf John Jonides dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Psychological Science di tahun 2008 menemukan bahwa berjalan di alam dapat memperbaiki ingatan dan hasil tes kewaspadaan sebesar 20 persen.
3. Menyediakan pikiran dengan udara segar.
Bersama suara dari sebuah haromoni dan cahaya alami, udara segar dapat juga menjadi sebuah elemen penting untuk kesehatan tubuh dan pikiran termasuk otak.
Satu hal yang bisa anda lakukan adalah pergi ketempat yang memiliki udara bersih dan segar atau meletakan tumbuhan yang menghasilkan kesegaran udara.
4. Relasi sosial yang sehat
Menciptakan relasi sosial yang sehat merupakan elemen yang penting untuk memperbaiki pikiran. Banyak penelitian menunjukan bahwa jalinan interaksi sosial dapat menyegarkan pikiran.
Interaksi sosial yang positif dapat membantu mencegah penurunan kognitif dengan menguatkan sistem kekebalan tubuh.
Ajeng Ritzki Pitakasari
Sumber: Antara
Beberapa kondisi lingkungan mampu merangsang otak menjadi lebih baik atau buruk. Dengan alasan itu, anda harus mengetahui segala hal yang berada di lingkungan yang dapat memperbaiki kemampuan dan kekuatan otak anda.
Penglihatan, suara, tekstur,aroma, rasa dan sensasi lainnya yang dialami setiap hari dapat menjadi makanan untuk pikiran dan jiwa anda. Menciptakan sebuah lingkungan yang indah dan positif ternyata dapat juga meningkatkan kekuatan otak.
Seperti dikutip dari Askmen, Professor Mark R Rosenweig dari University of California, Berkeley mengungkapkan bahwa ada langkah positif yang bisa dilakukan guna menciptakan sebuah lingkungan yang bisa meningkatkan kemampuan otak, seperti :
1.Menyejajarkan hari dengan suara dan cahaya.
Kegaduhan memiliki dampak bagi tubuh dan pikiran. Untuk itu, hilangkanlah polusi udara dan dengarkanlah suara musik yang indah sebagai bagian dari inspirasi yang bisa didengarkan setiap hari.
Cahaya memiliki dampak langsung terhadap tubuh dan pikiran. Cahaya matahari alami dapat menjadi sebuah sumber yang menyehatkan. Cahaya mengandung gelombang panjang yang berdampak pada hormon, metabolisme dan waktu tubuh. Ini semua baik bagi asupan otak anda.
2. Terhubung ke alam
Ahli Syaraf John Jonides dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Psychological Science di tahun 2008 menemukan bahwa berjalan di alam dapat memperbaiki ingatan dan hasil tes kewaspadaan sebesar 20 persen.
3. Menyediakan pikiran dengan udara segar.
Bersama suara dari sebuah haromoni dan cahaya alami, udara segar dapat juga menjadi sebuah elemen penting untuk kesehatan tubuh dan pikiran termasuk otak.
Satu hal yang bisa anda lakukan adalah pergi ketempat yang memiliki udara bersih dan segar atau meletakan tumbuhan yang menghasilkan kesegaran udara.
4. Relasi sosial yang sehat
Menciptakan relasi sosial yang sehat merupakan elemen yang penting untuk memperbaiki pikiran. Banyak penelitian menunjukan bahwa jalinan interaksi sosial dapat menyegarkan pikiran.
Interaksi sosial yang positif dapat membantu mencegah penurunan kognitif dengan menguatkan sistem kekebalan tubuh.
Ajeng Ritzki Pitakasari
Sumber: Antara
Wednesday, November 2, 2011
Khasiat Edamame Tidak Sepele
Dulu kedelai rebus sering dianggap makanan murahan. Mereka yang mengonsumsi makanan ini juga dianggap kurang modern. Padahal, kedelai merupakan sumber protein, lemak, serat, dan antioksidan terbaik.
Seiring meningkatkan pengetahuan gizi masyarakat, kini kedelai kembali naik daun. Terlebih lagi sejak kepopuleran edamame (kedelai Jepang) sebagai camilan. Edamame dipanen ketika kedelai ini baru 80 persen matang. Yang membedakan edamame dengan kedelai lain adalah bijinya lebih besar, teksturnya halus, rasanya lebih manis, dan lebih mudah dicerna.
Edamame mengandung antioksidan dan isoflavon. Konsumsi makanan yang kaya akan antioksidan dikaitkan dengan penguatan sistem imun tubuh dan mengurangi risiko kanker.
Isoflavon juga terbukti mengurangi risiko kanker prostat dan kanker payudara, mencegah penyakit jantung, menurunkan tekanan darah, dan mengurangi gangguan saat menopause.
Sementara itu, kandungan protein di dalam edamame mencapai 36 persen, jauh lebih tinggi dibanding kedelai matang. Panganan ini juga mengandung minyak yang rendah. Dikombinasikan dengan kandungan proteinnya yang tinggi, camilan ini sangat ideal untuk mereka yang ingin mencari panganan rendah lemak, tetapi tinggi protein.
Penganut vegetarian dan vegan yang ingin mengasup sumber protein juga disarankan mengonsumsi edamame karena kandungan proteinnya lengkap. Ini berarti ia mengandung sembilan asam amino esensial yang diperlukan tubuh.
Edamame juga tidak mengandung kolesterol dan sedikit lemak jenuh. Panganan ini juga kaya vitamin C dan B. Kandungan lainnya adalah mineral penting seperti kalsium, zat besi, atau magnesium. Ia juga mengandung vitamin K dan asam folat.
Terakhir, menambahkan edamame dalam pola makan Anda akan meningkatkan asupan serat. Setengah cangkir edamame mengandung 4 gram serat. Kandungan serat diperlukan tubuh untuk menjaga kesehatan saluran cerna hingga menurunkan kolesterol.
Alasan lain untuk mengasup edamame adalah ia membuat perut terasa kenyang lebih lama.
http://health.kompas.com/read/2011/11/01/13463338/Khasiat.Edamame.Tidak.Sepele
Seiring meningkatkan pengetahuan gizi masyarakat, kini kedelai kembali naik daun. Terlebih lagi sejak kepopuleran edamame (kedelai Jepang) sebagai camilan. Edamame dipanen ketika kedelai ini baru 80 persen matang. Yang membedakan edamame dengan kedelai lain adalah bijinya lebih besar, teksturnya halus, rasanya lebih manis, dan lebih mudah dicerna.
Edamame mengandung antioksidan dan isoflavon. Konsumsi makanan yang kaya akan antioksidan dikaitkan dengan penguatan sistem imun tubuh dan mengurangi risiko kanker.
Isoflavon juga terbukti mengurangi risiko kanker prostat dan kanker payudara, mencegah penyakit jantung, menurunkan tekanan darah, dan mengurangi gangguan saat menopause.
Sementara itu, kandungan protein di dalam edamame mencapai 36 persen, jauh lebih tinggi dibanding kedelai matang. Panganan ini juga mengandung minyak yang rendah. Dikombinasikan dengan kandungan proteinnya yang tinggi, camilan ini sangat ideal untuk mereka yang ingin mencari panganan rendah lemak, tetapi tinggi protein.
Penganut vegetarian dan vegan yang ingin mengasup sumber protein juga disarankan mengonsumsi edamame karena kandungan proteinnya lengkap. Ini berarti ia mengandung sembilan asam amino esensial yang diperlukan tubuh.
Edamame juga tidak mengandung kolesterol dan sedikit lemak jenuh. Panganan ini juga kaya vitamin C dan B. Kandungan lainnya adalah mineral penting seperti kalsium, zat besi, atau magnesium. Ia juga mengandung vitamin K dan asam folat.
Terakhir, menambahkan edamame dalam pola makan Anda akan meningkatkan asupan serat. Setengah cangkir edamame mengandung 4 gram serat. Kandungan serat diperlukan tubuh untuk menjaga kesehatan saluran cerna hingga menurunkan kolesterol.
Alasan lain untuk mengasup edamame adalah ia membuat perut terasa kenyang lebih lama.
http://health.kompas.com/read/2011/11/01/13463338/Khasiat.Edamame.Tidak.Sepele
Saturday, October 8, 2011
Cegah Diabetes Dengan Kulit Bawang
Kulit bawang merah sering dibuang sebagai sampah. Sebaiknya mulailah mengumpulkan kulit bawang ini. Karena kulit bawang ini ternyata mengandung banyak khasiat. Sangat bagus sebagai penangkal kanker dan berbagai penyakit serius.
Bawang merah merupakan salah satu bumbu dapur wajib dalam hampir setiap masakan. Namun, tidak sedikit orang mengupas kulit bawang dan membuangnya. Padahal, menurut sebuah penelitian terbaru, kulit bawang merah terbukti memiliki senyawa yang bisa menangkal kanker dan penyakit diabetes.
Bawang merah mengandung sulphur compound seperti Allyl Propyl Disulphida (APDS) dan flavonoids seperti quercetin yang dipercaya bisa mengurangi risiko kanker, penyakit jantung dan kencing manis. Bawang juga mempunyai unsur-unsur anti-kanker, anti bakteria, anti-viral, anti-allergenic dan anti-inflammatory.
Tidak hanya pada buahnya, kulit bagian luar bawang yang mengering dan berwarna lebih pekat dari buahnya juga memiliki kandungan serat dan flavonoid yang tak kalah tinggi. Seperti yang dinyatakan oleh sebuah studi Journal Plant Foods for Human Nutrition.
"Limbah bawang merah merupakan sumber bahan alami yang bernilai tinggi. Sebab, jenis sayuran ini kaya akan nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan manusia", kata Vanesa Benitez, seorang peneliti di Departemen Kimia Pertanian Universitas Madrid, Spanyol.
Sebuah kelompok riset Benitez yang bekerjasama dengan para ilmuwan dari Universitas Cranfield Inggris, melakukan eksperimen laboratorium mengenai manfaat kulit bawang. Mereka mengidentifikasi zat dari setiap bagian bawang.
Dari hasil penelitian tersebut ditemukan bahwa, kulit bawang yang kering mengandung serat diet tinggi dan juga mengandung senyawa fenolik, seperti quercetin dan flavonoid, serta metabolit lain, yang bersifat sebagai obat. Dua lapisan bawang paling luar juga mengandung serat dan flavonoid yang juga baik buat tubuh.
"Makan banyak serat bisa memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit kardiovaskular, keluhan gastrointestinal, kanker usus besar, diabetes tipe-2 dan obesitas, dibanding mereka yang sedikit makan makanan berserat" tambah para peneliti seperti dikutip dari Times of India.
Selain itu, senyawa fenolik pada bawang juga efektif membantu mencegah penyakit koroner dan bersifat anti-karsinogenik. Tingginya tingkat senyawa fenol pada lapisan kulit bawang menunjukkan bumbu dapur satu ini memiliki kandungan antioksidan tinggi.
http://www.detikfood.com/read/2011/10/07/171336/1739277/900/cegah-diabetes-dengan-kulit-bawang
Bawang merah merupakan salah satu bumbu dapur wajib dalam hampir setiap masakan. Namun, tidak sedikit orang mengupas kulit bawang dan membuangnya. Padahal, menurut sebuah penelitian terbaru, kulit bawang merah terbukti memiliki senyawa yang bisa menangkal kanker dan penyakit diabetes.
Bawang merah mengandung sulphur compound seperti Allyl Propyl Disulphida (APDS) dan flavonoids seperti quercetin yang dipercaya bisa mengurangi risiko kanker, penyakit jantung dan kencing manis. Bawang juga mempunyai unsur-unsur anti-kanker, anti bakteria, anti-viral, anti-allergenic dan anti-inflammatory.
Tidak hanya pada buahnya, kulit bagian luar bawang yang mengering dan berwarna lebih pekat dari buahnya juga memiliki kandungan serat dan flavonoid yang tak kalah tinggi. Seperti yang dinyatakan oleh sebuah studi Journal Plant Foods for Human Nutrition.
"Limbah bawang merah merupakan sumber bahan alami yang bernilai tinggi. Sebab, jenis sayuran ini kaya akan nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan manusia", kata Vanesa Benitez, seorang peneliti di Departemen Kimia Pertanian Universitas Madrid, Spanyol.
Sebuah kelompok riset Benitez yang bekerjasama dengan para ilmuwan dari Universitas Cranfield Inggris, melakukan eksperimen laboratorium mengenai manfaat kulit bawang. Mereka mengidentifikasi zat dari setiap bagian bawang.
Dari hasil penelitian tersebut ditemukan bahwa, kulit bawang yang kering mengandung serat diet tinggi dan juga mengandung senyawa fenolik, seperti quercetin dan flavonoid, serta metabolit lain, yang bersifat sebagai obat. Dua lapisan bawang paling luar juga mengandung serat dan flavonoid yang juga baik buat tubuh.
"Makan banyak serat bisa memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit kardiovaskular, keluhan gastrointestinal, kanker usus besar, diabetes tipe-2 dan obesitas, dibanding mereka yang sedikit makan makanan berserat" tambah para peneliti seperti dikutip dari Times of India.
Selain itu, senyawa fenolik pada bawang juga efektif membantu mencegah penyakit koroner dan bersifat anti-karsinogenik. Tingginya tingkat senyawa fenol pada lapisan kulit bawang menunjukkan bumbu dapur satu ini memiliki kandungan antioksidan tinggi.
http://www.detikfood.com/read/2011/10/07/171336/1739277/900/cegah-diabetes-dengan-kulit-bawang
Friday, September 30, 2011
Pikiran Melakukan Semua
Otak kita memproses berbagai data dan informasi, baik secara sadar maupun tak sadar. Dalam dinamika hidupnya, manusia mewujudnyatakan olahan ingatan otak yang telah berproses sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kebutuhan. [Pembaruan/YC Kurniantoro]
Tahukah Anda, di mana letak kekuatan utama manusia? Betul, pada pikiran. Otak kita memproses berbagai data dan informasi, baik secara sadar maupun tak sadar. Sadar ketika kita melakukan upaya pengumpulan informasi, misalnya dengan membaca buku. Tak sadar ketika berbagai informasi merembes ke dalam ruang pikiran yang terbuka dengan mengakses sumber data tanpa batas yang terserak di area kehidupan kita.
Penampungan data dan informasi di dalam ruang pikir manusia tidak sekadar duduk diam, mengantuk dan tidur. Jika demikian tentu saja kita tidak akan punya pikiran pikir (kognitif), pikiran rasa (afektif), dan pikiran laku (psikomotor/ behavior) . No action, no talk, no feel, nothing.
Dalam dinamika hidupnya, manusia mewujudnyatakan olahan ingatan otak yang telah berproses sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kebutuhan. Penerima rasa dipahami berada dalam hati. Sakit hati mendorong kita menyentuh selubung hati dan jantung yakni di sekitar dada. Kendati, kumpulan data dan ingatan tentang segala hal berkaitan dengan stimulus sakit hati itu ada di pikiran, di otak yang ada di dalam kepala kita. Tapi mana pernah orang mengatakan sakit hati sambil menepuk-nepuk kepala?
Hasil Olah Pikir
Di jagad ini banyak sekali pilihan tersedia. Tinggal diambil saja sesuai kebutuhan dan berdasarkan pertimbangan masing-masing orang. Pertimbangan berproses di dalam otak. Mind can do everything, pikiran melakukan semua. Baik pikiran yang terolah secara logis maupun intuitif. Perlu diketahui, tak selamanya logika berperan baik dan dapat dipertanggungjawabk an. Ingat lagu yang dinyanyikan Vina Panduwinata beberapa masa lalu? Katanya, asmara... tak kenal dengan logika. Pikiran memang tak hanya logika, ada yang namanya intuisi. Kerja sama kedua faktor pikiran tersebut sering kali menghasilkan peristiwa dan tindakan yang luar biasa, sampai-sampai kita pun sulit mempercayainya.
Logika menekankan sistematika berpikir, intuisi mengarah pada kepekaan bagaikan sedang istirahat berpikir, saat di pikiran tiba- tiba berkelebat "A ha!" Seperti ketika Archimedes berteriak girang, "Eureka... eureka..." Sering kali orang menyebutnya insting, feeling, pertanda, firasat, sense, dan sebagainya. Salah atau benar pilihan yang kita ambil tergantung pada proses pengambilan dan konteks setelah pilihan itu dibuat. Artinya, setiap pilihan mengandung risiko, baik positif maupun negatif, berat ataupun ringan. Saat manusia menanggung risiko dari pilihan-pilihannya itulah wujud tanggung jawab manusia sebagai makhluk berakal-budi ditampilkan.
Dalam psikologi perilaku (behaviorism) dikenal teori stimulus- respons, perilaku seseorang merupakan tanggapan (respons) dari rangsangan (stimulus) yang muncul. Jika ada stimulus, maka muncullah respons.
Saat seseorang hendak merespons sebuah stimulus, terjadi proses olah pikir yang mula-mula membuka pintu kehendak bebas manusia. Pilihlah ini, maka risikonya begini, dan seterusnya. Faktor ingatan yang tersimpan, baik di alam sadar (consciousness) maupun alam bawah sadar (unconsciousness) manusia berupa partikel-partikel materi dan nonmateri.
Partikel tersebut merupakan benda-benda keras (hard), yakni segala materi yang tampak (visible) besar- kecil, dan lunak (soft) yang meliputi perasaan, aktivitas dan perilaku. Tersusun atas tumpukan peristiwa dari berlapis-lapis episode, pengalaman, pengamatan dan kepekaan. Pikiran manusia dan kekuatannya menguasai segenap partikel di sekelilingnya.
Membalas cacian dengan ribuan caci, pukulan dengan pukul-pukulan, merupakan pilihan perilaku yang reaktif. Proses olah pikir hampir tak memiliki ruang dan waktu di situ. Maka muncullah bentrok antarwarga, etnis, suku, agama, dan sebagainya. Kekerasan di mana-mana, manusia seperti kehilangan makna kemanusiaannya sendiri. Sebuah pernyataan merupakan stimulus yang dapat memicu pertentangan apabila kurang berkenan bagi kalangan tertentu.
Sayangnya sering kali pihak yang kurang berkenan langsung berespons tanpa memberi jeda bagi diri sendiri untuk berpikir lebih dalam. Respons tersebut bersifat reaktif yang mengemuka akibat dorongan impulsif. Berbagai kepentingan diri membuat orang cenderung impulsif dan agresif.
Padahal pilihan begitu banyak, ingatan dan kepekaan begitu dalam, tapi manusia cenderung menggunakan pikiran sekenanya. Padahal, pikiran punya kekuatan dahsyat men-dorong munculnya perilaku.
Kecurigaan yang membabi-buta atas ucapan-ucapan seseorang, telah menutup sebagian pintu simpanan ingatan positif di otak. Stimulus yang memperkuat kecurigaan hanya berisi curiga, tidak terima, tolak, "dia benci saya, maka saya harus segera me- lawannya", dan seterusnya. Apa yang orang pikirkan, lebih-lebih jika sudah masuk dalam level obsesif, pikiran itulah yang akan terjadi. Buktikan saja.
Kendalikan Diri
Salah satu target ketika bulan suci Ramadan tiba adalah mempertebal pengendalian diri. Mengendalikan diri tidak makan-minum setelah imsak hingga saat berbuka puasa, mengendalikan kemarahan, dan sebagainya.
Sesungguhnya setiap orang wajib melakukan pengendalian diri (self- controlling) dalam berbagai kesempatan, waktu dan tempat. Mengendalikan diri berarti melakukan apa yang benar. Tujuannya antara lain, mengendalikan emosi, menjaga keseimbangan pikiran (pikir, rasa dan laku), membuang cara-cara yang kurang tepat dalam interaksi sosial dan memilih perilaku positif.
Kekuatan pikiran luar biasa penting dalam mengendalikan diri. Untuk mengakomodasi dua kunci utama pengendalian diri, yakni mengenali diri sendiri (know ourself) dan memilih cara yang baik (choose ourself), diperlukan pemusatan pikiran. Proses dari kedua kunci utama itu mencakup kepekaan, pemahaman, menelaah konsekuensi, mengevaluasi, memotivasi diri, dan melakukan pilihan yang paling baik. Dapat disimpulkan bahwa seluruh proses melibatkan logika dan intuisi.
Albert Ellis, salah satu pakar terapi perilaku mengembangkan metode pengendalian diri yang cukup efektif. Teorinya disederhanakan sedemikian rupa sehingga mudah diimplementasi setiap orang. Ada empat tahap yang perlu dilakukan seseorang ketika ia berada dalam konflik yang membutuhkan pertimbangan- pertimbangan dan pengendalian diri.
Pertama, pikirkan konsekuensi ketika kita memilih untuk melakukan suatu tindakan. Katakanlah marah dan menyakiti seseorang di hadapan kita yang telah menciptakan situasi buruk bagi kita. Bayangkan situasi yang akan terjadi jika hal itu benar- benar kita lakukan.
Kedua, lakukan percakapan batin yang sering dikenal dengan self-talk. Proses ini adalah upaya kita memahami apa yang tengah terjadi di dalam pikiran kita. Mengapa kita sampai memiliki pikiran berkaitan dengan situasi dalam hubungan kita dengan seseorang itu.
Ketiga, sentuhlah sensitivitas kita, yakni berdebat dengan diri sendiri. Tanyakan mengapa kita harus melakukan tindakan itu, apakah orang tersebut benar-benar salah? Debatlah keyakinan yang merusak, yang menimbulkan prasangka buruk.
Keempat, saksikan efek dari tiga langkah sebelumnya, apakah yang terjadi? Keajaiban dari olah pikir kita akan nyata pada akhir proses ini.
Pikiran mengendalikan diri kita berarti pikiran melakukan hampir semua hal bagi kita. Itulah sebabnya ungkapan think positive tidak pernah pupus termakan zaman. Setiap saat orang masih sering mendengungkannya, terutama pada saat-saat sulit.
Pikiran para ibu rumah tangga hampir tak disadari ternyata berkekuatan besar membuat nasi lekas basi. Silakan lakukan percobaan ini. Sediakan berdampingan dua piring nasi yang baru matang dan dimasak dalam panci yang sama.
Pikirkan dan katakan di hadapannya bahwa nasi di piring sebelah kiri tidak enak, tidak putih, bau, pahit dan menjijikkan. Sebaliknya pikirkan nasi di piring kanan sangat pulen, harum, putih dan nikmat. Nasi di piring mana yang lebih cepat berjamur dan membusuk?
Sumber: Pikiran Melakukan Semua oleh Rinny Soegiyoharto, Psikolog, Anggota HIMPSI JAYA http://sad-ewing.staff.ugm.ac.id/hikmahdetail.php?id=178
Tahukah Anda, di mana letak kekuatan utama manusia? Betul, pada pikiran. Otak kita memproses berbagai data dan informasi, baik secara sadar maupun tak sadar. Sadar ketika kita melakukan upaya pengumpulan informasi, misalnya dengan membaca buku. Tak sadar ketika berbagai informasi merembes ke dalam ruang pikiran yang terbuka dengan mengakses sumber data tanpa batas yang terserak di area kehidupan kita.
Penampungan data dan informasi di dalam ruang pikir manusia tidak sekadar duduk diam, mengantuk dan tidur. Jika demikian tentu saja kita tidak akan punya pikiran pikir (kognitif), pikiran rasa (afektif), dan pikiran laku (psikomotor/ behavior) . No action, no talk, no feel, nothing.
Dalam dinamika hidupnya, manusia mewujudnyatakan olahan ingatan otak yang telah berproses sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kebutuhan. Penerima rasa dipahami berada dalam hati. Sakit hati mendorong kita menyentuh selubung hati dan jantung yakni di sekitar dada. Kendati, kumpulan data dan ingatan tentang segala hal berkaitan dengan stimulus sakit hati itu ada di pikiran, di otak yang ada di dalam kepala kita. Tapi mana pernah orang mengatakan sakit hati sambil menepuk-nepuk kepala?
Hasil Olah Pikir
Di jagad ini banyak sekali pilihan tersedia. Tinggal diambil saja sesuai kebutuhan dan berdasarkan pertimbangan masing-masing orang. Pertimbangan berproses di dalam otak. Mind can do everything, pikiran melakukan semua. Baik pikiran yang terolah secara logis maupun intuitif. Perlu diketahui, tak selamanya logika berperan baik dan dapat dipertanggungjawabk an. Ingat lagu yang dinyanyikan Vina Panduwinata beberapa masa lalu? Katanya, asmara... tak kenal dengan logika. Pikiran memang tak hanya logika, ada yang namanya intuisi. Kerja sama kedua faktor pikiran tersebut sering kali menghasilkan peristiwa dan tindakan yang luar biasa, sampai-sampai kita pun sulit mempercayainya.
Logika menekankan sistematika berpikir, intuisi mengarah pada kepekaan bagaikan sedang istirahat berpikir, saat di pikiran tiba- tiba berkelebat "A ha!" Seperti ketika Archimedes berteriak girang, "Eureka... eureka..." Sering kali orang menyebutnya insting, feeling, pertanda, firasat, sense, dan sebagainya. Salah atau benar pilihan yang kita ambil tergantung pada proses pengambilan dan konteks setelah pilihan itu dibuat. Artinya, setiap pilihan mengandung risiko, baik positif maupun negatif, berat ataupun ringan. Saat manusia menanggung risiko dari pilihan-pilihannya itulah wujud tanggung jawab manusia sebagai makhluk berakal-budi ditampilkan.
Dalam psikologi perilaku (behaviorism) dikenal teori stimulus- respons, perilaku seseorang merupakan tanggapan (respons) dari rangsangan (stimulus) yang muncul. Jika ada stimulus, maka muncullah respons.
Saat seseorang hendak merespons sebuah stimulus, terjadi proses olah pikir yang mula-mula membuka pintu kehendak bebas manusia. Pilihlah ini, maka risikonya begini, dan seterusnya. Faktor ingatan yang tersimpan, baik di alam sadar (consciousness) maupun alam bawah sadar (unconsciousness) manusia berupa partikel-partikel materi dan nonmateri.
Partikel tersebut merupakan benda-benda keras (hard), yakni segala materi yang tampak (visible) besar- kecil, dan lunak (soft) yang meliputi perasaan, aktivitas dan perilaku. Tersusun atas tumpukan peristiwa dari berlapis-lapis episode, pengalaman, pengamatan dan kepekaan. Pikiran manusia dan kekuatannya menguasai segenap partikel di sekelilingnya.
Membalas cacian dengan ribuan caci, pukulan dengan pukul-pukulan, merupakan pilihan perilaku yang reaktif. Proses olah pikir hampir tak memiliki ruang dan waktu di situ. Maka muncullah bentrok antarwarga, etnis, suku, agama, dan sebagainya. Kekerasan di mana-mana, manusia seperti kehilangan makna kemanusiaannya sendiri. Sebuah pernyataan merupakan stimulus yang dapat memicu pertentangan apabila kurang berkenan bagi kalangan tertentu.
Sayangnya sering kali pihak yang kurang berkenan langsung berespons tanpa memberi jeda bagi diri sendiri untuk berpikir lebih dalam. Respons tersebut bersifat reaktif yang mengemuka akibat dorongan impulsif. Berbagai kepentingan diri membuat orang cenderung impulsif dan agresif.
Padahal pilihan begitu banyak, ingatan dan kepekaan begitu dalam, tapi manusia cenderung menggunakan pikiran sekenanya. Padahal, pikiran punya kekuatan dahsyat men-dorong munculnya perilaku.
Kecurigaan yang membabi-buta atas ucapan-ucapan seseorang, telah menutup sebagian pintu simpanan ingatan positif di otak. Stimulus yang memperkuat kecurigaan hanya berisi curiga, tidak terima, tolak, "dia benci saya, maka saya harus segera me- lawannya", dan seterusnya. Apa yang orang pikirkan, lebih-lebih jika sudah masuk dalam level obsesif, pikiran itulah yang akan terjadi. Buktikan saja.
Kendalikan Diri
Salah satu target ketika bulan suci Ramadan tiba adalah mempertebal pengendalian diri. Mengendalikan diri tidak makan-minum setelah imsak hingga saat berbuka puasa, mengendalikan kemarahan, dan sebagainya.
Sesungguhnya setiap orang wajib melakukan pengendalian diri (self- controlling) dalam berbagai kesempatan, waktu dan tempat. Mengendalikan diri berarti melakukan apa yang benar. Tujuannya antara lain, mengendalikan emosi, menjaga keseimbangan pikiran (pikir, rasa dan laku), membuang cara-cara yang kurang tepat dalam interaksi sosial dan memilih perilaku positif.
Kekuatan pikiran luar biasa penting dalam mengendalikan diri. Untuk mengakomodasi dua kunci utama pengendalian diri, yakni mengenali diri sendiri (know ourself) dan memilih cara yang baik (choose ourself), diperlukan pemusatan pikiran. Proses dari kedua kunci utama itu mencakup kepekaan, pemahaman, menelaah konsekuensi, mengevaluasi, memotivasi diri, dan melakukan pilihan yang paling baik. Dapat disimpulkan bahwa seluruh proses melibatkan logika dan intuisi.
Albert Ellis, salah satu pakar terapi perilaku mengembangkan metode pengendalian diri yang cukup efektif. Teorinya disederhanakan sedemikian rupa sehingga mudah diimplementasi setiap orang. Ada empat tahap yang perlu dilakukan seseorang ketika ia berada dalam konflik yang membutuhkan pertimbangan- pertimbangan dan pengendalian diri.
Pertama, pikirkan konsekuensi ketika kita memilih untuk melakukan suatu tindakan. Katakanlah marah dan menyakiti seseorang di hadapan kita yang telah menciptakan situasi buruk bagi kita. Bayangkan situasi yang akan terjadi jika hal itu benar- benar kita lakukan.
Kedua, lakukan percakapan batin yang sering dikenal dengan self-talk. Proses ini adalah upaya kita memahami apa yang tengah terjadi di dalam pikiran kita. Mengapa kita sampai memiliki pikiran berkaitan dengan situasi dalam hubungan kita dengan seseorang itu.
Ketiga, sentuhlah sensitivitas kita, yakni berdebat dengan diri sendiri. Tanyakan mengapa kita harus melakukan tindakan itu, apakah orang tersebut benar-benar salah? Debatlah keyakinan yang merusak, yang menimbulkan prasangka buruk.
Keempat, saksikan efek dari tiga langkah sebelumnya, apakah yang terjadi? Keajaiban dari olah pikir kita akan nyata pada akhir proses ini.
Pikiran mengendalikan diri kita berarti pikiran melakukan hampir semua hal bagi kita. Itulah sebabnya ungkapan think positive tidak pernah pupus termakan zaman. Setiap saat orang masih sering mendengungkannya, terutama pada saat-saat sulit.
Pikiran para ibu rumah tangga hampir tak disadari ternyata berkekuatan besar membuat nasi lekas basi. Silakan lakukan percobaan ini. Sediakan berdampingan dua piring nasi yang baru matang dan dimasak dalam panci yang sama.
Pikirkan dan katakan di hadapannya bahwa nasi di piring sebelah kiri tidak enak, tidak putih, bau, pahit dan menjijikkan. Sebaliknya pikirkan nasi di piring kanan sangat pulen, harum, putih dan nikmat. Nasi di piring mana yang lebih cepat berjamur dan membusuk?
Sumber: Pikiran Melakukan Semua oleh Rinny Soegiyoharto, Psikolog, Anggota HIMPSI JAYA http://sad-ewing.staff.ugm.ac.id/hikmahdetail.php?id=178
Saturday, September 24, 2011
Spiritual Experience?
“We are not human beings having a spiritual experience,
we are spiritual beings having a human experience”.
Teilhard de Chardin
Memang banyak orang menyangka kalau kehadirannya sebagai manusia bermula sejak ia dilahirkan secara biologis, atau setidak-tidaknya sejak ia terbentuk sebagai janin di dalam rahim ibunya. Banyak orang menyangka keberadaan dirinya bermula sebagai keberadaan fisik material. Padahal sesungguhnya manusia adalah makhluk spiritual, yang sudah dicipta di sisi Tuhan jauh sebelum tubuh biologisnya dicipta di bumi. Manusia adalah makhluk langit. Tubuh biologis adalah cangkang yang mewadahi keberadaan manusia selama di muka bumi. Ada saatnya tubuh akan mati, terkubur dan hancur di bumi, menyatu lagi dengan tanah yang menjadi asalnya. Sedangkan sang manusia ruhaniah akan kembali lagi ke Allah penciptanya. Kematian bukan kepergian, tapi kepulangan.
Tak heran kalau dalam masa kehadirannya di bumi manusia lebih banyak memiliki pengalaman-pengalaman spiritual daripada pengalaman biologis yang material. Bahkan pengalaman biologis pun sebenarnya dialami dan dirasakan oleh ruh. Lezatnya makanan adalah sensasi saraf di lidah terhadap komposisi kimiawi makanan, kemudian sensasi itu diteruskan ke otak, lalu otak merefleksikannya ke ruh, dan ruh menginterpretasi dan menamakan sensasi tersebut menjadi rasa. Indahnya lantunan musik adalah gelombang-gelombang suara yang diterima oleh saraf pendengaran, lalu dikonversi menjadi impuls-impuls listrik menuju otak, dan otak merefleksikannya ke jiwa, untuk kemudian jiwa merasakan dan menikmatinya. Semua pengalaman biologis pada dasarnya adalah pengalaman ruhaniah. Semua indera jismani adalah sensor yang mendeteksi rangsang, sedangkan ruh adalah main processor yang mengolah dengan kesadaran, perasaan, nalar, keyakinan, bahkan motivasi dan kemauan. Namun karena kekurang jelian banyak orang menyangka pengalaman-pengalaman biologis adalah otonom, atau terbebas, dari peran jiwa.
Orang-orang yang sadar dan waspada (bahasa Jawa: eling lan waspodo) tidak akan terkecoh semudah itu. Di dalam sejarah peradaban manusia sejak dulu, di setiap jaman di segala bangsa, selalu saja ada manusia-manusia yang melakukan pencarian terhadap hakikat (the seeker, al-murid). Mereka tak henti-hentinya melakukan perjalanan (suluk) menelusuri relung-relung kehidupan manusia hingga ke kedalaman jiwanya, menembus pemikiran dan perasaannya, keinginan dan hasratnya, hingga ke pusat kesadaran dan keyakinannya. Mereka tak mau terjebak oleh pengalaman-pengalaman fisik belaka. Karena:
Melihat adalah terbutakan oleh warna
Mendengar adalah tertulikan oleh suara
Mengecap adalah terhambarkan oleh rasa
Para penjelajah itu sering disebut sufi, avatar, santo, budha, dan lain-lain. Mereka membawa cahaya, bukan warna; membawa makna, bukan suara; membawa pengalaman, bukan rasa. Orang-orang seperti ini selalu ada, meski seringkali tersembunyikan oleh gemuruh mesin-mesin modernisasi.
Sejarah juga membuktikan, tidak ada penguasa atau raja tertinggi di suatu negeri yang tak berguru dan tak berkonsultasi kepada orang-orang seperti itu. Di Romawi para kaisar selalu memiliki filosof-filosof yang menjadi konsultannya. Raja-raja jawa selalu memiliki resi dan begawan tempat bertanya. Para kepala suku Indian, juga di Afrika dan pedalaman Irian, selalu didampingi para dukun tempat bertanya kapan memulai sebuah perburuan, bahkan peperangan. Karena bagi mereka, yang sering disebut ‘orang-orang primitif’, peperangan pun bernilai sakral, tidak lepas dari kerangka spiritualitas, apalagi semata didorong hasrat keserakahan.
Kini banyak manusia di dunia, khususnya muslim di negeri-negeri Islam, merasa sakit. Sakit karena merasa tertekan oleh kejayaan material bangsa-bangsa Barat. Sakit karena merasa miskin dan tertindas. Sakit karena merasa tak mampu memunculkan rasa aman di dalam diri sendiri. Sakit karena konflik-konflik internal di tubuh umat seakan tak ada habisnya. Bayangkan, bagaimana sakitnya mata saat tersilaukan oleh cahaya yang sangat kuat. Cahaya itu adalah cahaya materialisme, sekulerisme, dan hedonisme. Cahaya yang mengundang dan menjanjikan banyak kebahagiaan, tetapi ketika di dekati membakar hangus jiwa-jiwa yang sudah meradang, merobek-robek cinta dan kemanusian yang luhur, lalu membatukannya menjadi bara dengki dan keserakahan, melumerkannya menjadi jelanta marah dan kebencian.
Sakitnya umat ini karena mengekor Barat, mengejar keunggulan materialisme dan hedonisme sambil mengabaikan spiritualitas yang diwariskan oleh para ulama salaf. Tengoklah lagi sejarah penyebaran Islam ke berbagai pelosok dunia. Islam dibawa oleh para pedagang dan para sufi pengelana. Bahkan ketika dunia Islam berjuang memerdekakan diri dari kolonialisme di awal abad 20, tokoh-tokoh perlawanan Islam yang berjuang di sepanjang koridor Marokko- Merauke didominasi oleh para sufi. Di Indonesia, Islam dibawa masuk oleh para sufi, disemaikan di bumi pertiwi oleh para sufi, dikawal melewati masa Hinduisme dan konialisme oleh para sufi, bahkan dibangkitkan kembali di awal kemerdekaan oleh para sufi. Sayangnya kesufian mereka tak banyak diketahui orang, karena mereka lebih menampakkan peran nyata sebagai politisi, guru, dan tokoh masyarakat. Ironisnya, justeru akhir-akhir ini lebih banyak juru klenik dan dukun magik yang mengaku sufi. Hal demikian ini menyebabkan banyak muslim Indonesia merasa asing dengan tasawuf, dan banyak yang terperangah heran ketika wacana-wacana ketasawufan diangkat kembali.
Tak ada bangsa yang menjadi besar dengan mengabaikan nilai-nilai luhur yang pernah menjayakan mereka di masa lalu. Umat Islam tak akan menjadi umat yang kokoh manakala mengabaikan nilai-nilai luhur aqidah, syariah, dan tasawuf. Muslim masa awal berjaya karena mendapat bimbingan langsung dari Nabi Muhammad s.a.w. yang sebagai rasululullah menjalankan tiga fungsi: tilawah (membacakan ayat-ayat Allah), tazkiyah (mensucikan jiwa orang-orang yang mengikutinya), dan ta`lim (mengilmui mereka dengan hukum dan hikmah)- lihat QS al-Jum`ah/62:2.
Saat ini tilawah sudah banyak digantikan oleh teknologi multi media berupa buku, kaset, internet, VCD, dan lain-lain. Ta`lim masih banyak dilakukan oleh para ustadz di berbagai majlis taklim. Persoalannya adalah siapa yang men-tazkiyahumat ini? Dulu para sahabat nabi sebelum mendapatkan taklim yang membuat mereka paham tentang banyak hukum dan hikmah, mendapatkan tazkiyah lebih dulu, sehingga dengan jiwa yang suci mereka mudah memahami isi taklim dan termotivasi kuat mengamalkannya. Kini umat belajar agama dengan duduk di depan perangkat multi media, dibimbing taklim oleh para mu`allim, tapi karena jiwa-jiwa mereka belum ter-tazkiyah-kan, lalu apa jadinya? Banyak informasi yang didapat tapi tak menjadi pengetahuan yang membuat orang dapat memahami relitas dengan cepat dan membuat keputusan dengan tepat. Banyak hukum dipahami namun membuat orang sibuk berdepat saling menyalahkan, akhirnya yang muncul kemarahan dan kebencian, sementara pengamalan terlewatkan. Hikmah banyak diwacanakan tapi sebatas bualan yang tak terasakan.Tashawuf dan sufi tak ternafikan dalam sejarah, tak terelakkan di masa sekarang dan mendatang.
Wahfiudin
http://wahfiudin.blogspot.com/2007/03/spiritual-experience.html
we are spiritual beings having a human experience”.
Teilhard de Chardin
Memang banyak orang menyangka kalau kehadirannya sebagai manusia bermula sejak ia dilahirkan secara biologis, atau setidak-tidaknya sejak ia terbentuk sebagai janin di dalam rahim ibunya. Banyak orang menyangka keberadaan dirinya bermula sebagai keberadaan fisik material. Padahal sesungguhnya manusia adalah makhluk spiritual, yang sudah dicipta di sisi Tuhan jauh sebelum tubuh biologisnya dicipta di bumi. Manusia adalah makhluk langit. Tubuh biologis adalah cangkang yang mewadahi keberadaan manusia selama di muka bumi. Ada saatnya tubuh akan mati, terkubur dan hancur di bumi, menyatu lagi dengan tanah yang menjadi asalnya. Sedangkan sang manusia ruhaniah akan kembali lagi ke Allah penciptanya. Kematian bukan kepergian, tapi kepulangan.
Tak heran kalau dalam masa kehadirannya di bumi manusia lebih banyak memiliki pengalaman-pengalaman spiritual daripada pengalaman biologis yang material. Bahkan pengalaman biologis pun sebenarnya dialami dan dirasakan oleh ruh. Lezatnya makanan adalah sensasi saraf di lidah terhadap komposisi kimiawi makanan, kemudian sensasi itu diteruskan ke otak, lalu otak merefleksikannya ke ruh, dan ruh menginterpretasi dan menamakan sensasi tersebut menjadi rasa. Indahnya lantunan musik adalah gelombang-gelombang suara yang diterima oleh saraf pendengaran, lalu dikonversi menjadi impuls-impuls listrik menuju otak, dan otak merefleksikannya ke jiwa, untuk kemudian jiwa merasakan dan menikmatinya. Semua pengalaman biologis pada dasarnya adalah pengalaman ruhaniah. Semua indera jismani adalah sensor yang mendeteksi rangsang, sedangkan ruh adalah main processor yang mengolah dengan kesadaran, perasaan, nalar, keyakinan, bahkan motivasi dan kemauan. Namun karena kekurang jelian banyak orang menyangka pengalaman-pengalaman biologis adalah otonom, atau terbebas, dari peran jiwa.
Orang-orang yang sadar dan waspada (bahasa Jawa: eling lan waspodo) tidak akan terkecoh semudah itu. Di dalam sejarah peradaban manusia sejak dulu, di setiap jaman di segala bangsa, selalu saja ada manusia-manusia yang melakukan pencarian terhadap hakikat (the seeker, al-murid). Mereka tak henti-hentinya melakukan perjalanan (suluk) menelusuri relung-relung kehidupan manusia hingga ke kedalaman jiwanya, menembus pemikiran dan perasaannya, keinginan dan hasratnya, hingga ke pusat kesadaran dan keyakinannya. Mereka tak mau terjebak oleh pengalaman-pengalaman fisik belaka. Karena:
Melihat adalah terbutakan oleh warna
Mendengar adalah tertulikan oleh suara
Mengecap adalah terhambarkan oleh rasa
Para penjelajah itu sering disebut sufi, avatar, santo, budha, dan lain-lain. Mereka membawa cahaya, bukan warna; membawa makna, bukan suara; membawa pengalaman, bukan rasa. Orang-orang seperti ini selalu ada, meski seringkali tersembunyikan oleh gemuruh mesin-mesin modernisasi.
Sejarah juga membuktikan, tidak ada penguasa atau raja tertinggi di suatu negeri yang tak berguru dan tak berkonsultasi kepada orang-orang seperti itu. Di Romawi para kaisar selalu memiliki filosof-filosof yang menjadi konsultannya. Raja-raja jawa selalu memiliki resi dan begawan tempat bertanya. Para kepala suku Indian, juga di Afrika dan pedalaman Irian, selalu didampingi para dukun tempat bertanya kapan memulai sebuah perburuan, bahkan peperangan. Karena bagi mereka, yang sering disebut ‘orang-orang primitif’, peperangan pun bernilai sakral, tidak lepas dari kerangka spiritualitas, apalagi semata didorong hasrat keserakahan.
Kini banyak manusia di dunia, khususnya muslim di negeri-negeri Islam, merasa sakit. Sakit karena merasa tertekan oleh kejayaan material bangsa-bangsa Barat. Sakit karena merasa miskin dan tertindas. Sakit karena merasa tak mampu memunculkan rasa aman di dalam diri sendiri. Sakit karena konflik-konflik internal di tubuh umat seakan tak ada habisnya. Bayangkan, bagaimana sakitnya mata saat tersilaukan oleh cahaya yang sangat kuat. Cahaya itu adalah cahaya materialisme, sekulerisme, dan hedonisme. Cahaya yang mengundang dan menjanjikan banyak kebahagiaan, tetapi ketika di dekati membakar hangus jiwa-jiwa yang sudah meradang, merobek-robek cinta dan kemanusian yang luhur, lalu membatukannya menjadi bara dengki dan keserakahan, melumerkannya menjadi jelanta marah dan kebencian.
Sakitnya umat ini karena mengekor Barat, mengejar keunggulan materialisme dan hedonisme sambil mengabaikan spiritualitas yang diwariskan oleh para ulama salaf. Tengoklah lagi sejarah penyebaran Islam ke berbagai pelosok dunia. Islam dibawa oleh para pedagang dan para sufi pengelana. Bahkan ketika dunia Islam berjuang memerdekakan diri dari kolonialisme di awal abad 20, tokoh-tokoh perlawanan Islam yang berjuang di sepanjang koridor Marokko- Merauke didominasi oleh para sufi. Di Indonesia, Islam dibawa masuk oleh para sufi, disemaikan di bumi pertiwi oleh para sufi, dikawal melewati masa Hinduisme dan konialisme oleh para sufi, bahkan dibangkitkan kembali di awal kemerdekaan oleh para sufi. Sayangnya kesufian mereka tak banyak diketahui orang, karena mereka lebih menampakkan peran nyata sebagai politisi, guru, dan tokoh masyarakat. Ironisnya, justeru akhir-akhir ini lebih banyak juru klenik dan dukun magik yang mengaku sufi. Hal demikian ini menyebabkan banyak muslim Indonesia merasa asing dengan tasawuf, dan banyak yang terperangah heran ketika wacana-wacana ketasawufan diangkat kembali.
Tak ada bangsa yang menjadi besar dengan mengabaikan nilai-nilai luhur yang pernah menjayakan mereka di masa lalu. Umat Islam tak akan menjadi umat yang kokoh manakala mengabaikan nilai-nilai luhur aqidah, syariah, dan tasawuf. Muslim masa awal berjaya karena mendapat bimbingan langsung dari Nabi Muhammad s.a.w. yang sebagai rasululullah menjalankan tiga fungsi: tilawah (membacakan ayat-ayat Allah), tazkiyah (mensucikan jiwa orang-orang yang mengikutinya), dan ta`lim (mengilmui mereka dengan hukum dan hikmah)- lihat QS al-Jum`ah/62:2.
Saat ini tilawah sudah banyak digantikan oleh teknologi multi media berupa buku, kaset, internet, VCD, dan lain-lain. Ta`lim masih banyak dilakukan oleh para ustadz di berbagai majlis taklim. Persoalannya adalah siapa yang men-tazkiyahumat ini? Dulu para sahabat nabi sebelum mendapatkan taklim yang membuat mereka paham tentang banyak hukum dan hikmah, mendapatkan tazkiyah lebih dulu, sehingga dengan jiwa yang suci mereka mudah memahami isi taklim dan termotivasi kuat mengamalkannya. Kini umat belajar agama dengan duduk di depan perangkat multi media, dibimbing taklim oleh para mu`allim, tapi karena jiwa-jiwa mereka belum ter-tazkiyah-kan, lalu apa jadinya? Banyak informasi yang didapat tapi tak menjadi pengetahuan yang membuat orang dapat memahami relitas dengan cepat dan membuat keputusan dengan tepat. Banyak hukum dipahami namun membuat orang sibuk berdepat saling menyalahkan, akhirnya yang muncul kemarahan dan kebencian, sementara pengamalan terlewatkan. Hikmah banyak diwacanakan tapi sebatas bualan yang tak terasakan.Tashawuf dan sufi tak ternafikan dalam sejarah, tak terelakkan di masa sekarang dan mendatang.
Wahfiudin
http://wahfiudin.blogspot.com/2007/03/spiritual-experience.html
Thursday, September 15, 2011
OH...........JUNAIDI TERCINTA YANG TERLUPAKAN
Dituturkan oleh Inu Wicaksana
Teman2ku tercinta, beberapa hari ini aku tersenyum glegas-gleges sendiri membaca ejek-mengejek Sang Sekjen yg melupakan Junaidi , tak tahu apa ia ikut ke Sundak apa tidak, padahal dokter mata Magelang itu nyaris semeter sejengkal di dekatnya dalam foto2 bersama. Aku senang karena Muchtarlah yg paling keras mengatakan aku lalen, hahaha. Ya aku sendiri barusan kena badai ejekan, dimulai dari Asti, lalu Arief, karena melupakan Budi Santosa. Dan, luar biasa upaya teman2ku itu untuk membantuku mengingatnya. Dipasanglah foto Budi Santosa waktu klas 1 SMA lengkap dgn cap SMA TLD untuk meyakinkan aku, dijejer fotonya sekarang yg agak gemuk di depan reco bubrah. Ini di BBM. Mka munculah pelan2 bayangan BS di benakku. Nah, belum selesai dengan itu, tiba2 munculah di mailist Dyah Ayu Rusmiyati! Waduh, ini siapa lagi? Pusing aku. Dan ramailah teman2 mentertawakanku. Dikatakan ia sekelas dgn ku di PP2, hah? bahkan Jumhan, Naniek dan Ipoeng katakan ia jejer aku, halah...tambah edan. Wong SMA kok jejer cah wedok? Ditambah lagi, mungkin karena jengkel dgn kelalenanku, Sekjen bilang Rusmi itu lanang pa wedok? Wah, aku tertawa ter pingkal2 sampai keluar air mataku. Benar2 tertawa dari hati yg menyehatkan jiwa. Maka kutulis "Reminisense Therapy" itu sebagai pertanggungan jawab ilmiah.
Junaidi memang punya tipe kepribadian pendiam, bicara pelan2 tak pernah dgn suara keras, serius, tekun, tak pernah ikut kegiatan macam Pramuka, Hiking, Olahraga, dll, maka tak begitu dikenal banyak teman. Modelnya seperti Marsito, cuma Jun lebih banyak ketawa dan lembut, sedang Marsito lebih keras, lihat dagunya yg tajam. Dalam foto yg ku kirim ini dua sahabatku ini berdekatan dalam satu foto. Keduanya dua dokter ahli yg memang tak membutuhkan banyak bicara, tapi kecerdasan otak dan ketrampilan tangan, dokter spesialis mata dan anastesi. Aku tersenyum bangga melihat foto keduanya ini.
Nah, maka terus terang aku juga tak punya bayangan si Jun di halaman sekolah SMA TLD. Aku akrab dgn Jun setelah di FK, dari klas 1 sampai dokter umum. Lalu setelah dari Puskesmas sama2 studi spesialisasi (setelah spesialis itulah baru Jun bilang kalau ia juga anak Teladan, walah), aku ngambil psikiatri dan Jun ophtalmologi (mata). Cocok benar ia disana. Anda tahu kerjanya dokter mata itu? Jari2 tangannya bergerak di bawah mikroskop, untuk mengiris, menyayat, menjumput, menyuntik lensa cair. Persis spt tukang jam, tapi ini jaringan bola mata yg salah 1/10 senti saja akibatnya kebutaan total. Nah. Sama seperti Marsito yg salah perhitungan sedikit saja yg dibius bisa sadar sebelum oprasi selesai, atau malah berhenti bernapas waktu oprasi berlangsung, atau oprasi selesai nggak sadar2 sampai ber hari2. Mengerikan. Maka dibutuhkan pribadi yg tenang, kalem, dan sangat teliti.
Krena pribadinya yg kalem, serius, tak banyak ulah inilah maka Jun terpilih sebagai Ketua Komite Medik RSU Tidar Magelang. Bisanya jabatan ini dipegang dokter dari 4 Bag Besar: Bedah, Kandungan, Peny. Dalam, Anak, tapi ini dari bag kecil, Mata. Seluruh dokter tunduk dan diatur oleh Ketua Komdik. Posisinya sejajar dengan Direktur. Ia punya hak veto. Bila Direktur bikin kebijakan dan Ketua Komdik tak setuju, Direktur tak berkutik. Nah. Selain itu Jun juga terpilih jadi pengurus IDI Kotamadia Magelang, kalau nggak sekretaris ya ketua. I lah yang merekomendasi ijin praktek semua dokter di wilayahnya, dan memberi jumlah SKS pada semua seminar ilmiah yg diadakan.
Ketika Reuni Joglo Wonosari, akulah yg memberitahu Jun, Nurudin, Supomo dan Heru Prajatmo. Hanya Jun dan Nurudin yg datang, malam hari. Waktu Syawalan tahun lalu, nDan Edmart yg ngabari dia. Tapi waktu RRG Sundak, aku tak sempat ngabari, tiba2 ia muncul sejak siang. Mungkin undangan dari nDan Ed, atau ia mulai bukak2 mailist.
Pada foto2 yg kukirim ini, Jun nampak makan disamping Herbud, dalam foto bersama ia jongkok disamping Herbud (entah kenapa keduanya kok selalu berdekatan). Dalam api unggun, Jun nampak khusuk berdoa mendongak keatas disamping Ustadz Didiek Iswardana yg baca doa sendu membius. Lalu bubaran api unggun, Jun nampak tertawa lebar di belakang Muchtar!
Ketika api unggun selesai, Jun duduk di dekatku dan Japong menyaksikan diskusi hebat pertanggungan jawab keuangan dari Surya, Edmart, Didiek, Sekjen, Prabowo dan Jumhan. Jun hanya ketawa glegas gleges saja melihat teman2nya berdebat macam PDIP atau Partai Demokrat. Ketika akhirnya semua kecapaian dan ngantuk, semua menuju peraduan masing2. Dan Jun masuk ke cottage mau mencari tempat untuk tidur, tapi kamar penuh oleh 5 teman yg sudah mendengkur. Jun mau menyelusup di samping Muchtar, tapi sang Sekjen tidurnya mbegagah ngebaki nggon. Jun tak sampai hati untuk menggugahnya. Nah andai ia menggugahnya, tentu Muchtar akan ingat orang yg menggugahnya jam 02.00 pagi itulah Junaidi!
Jun balik keluar cottage , turun ke halaman mendekati tenda. Kepalanya menjulur ke dalam. minta ijin ikut tidur. Aku yg sudah nggletak menyambutnya hangat, karena aku ngeri juga tidur sendirian di tenda di halaman yg mulai sepi nyenyet, ya meski Gus Bowo ada di tenda sebelah tapi entah masih hidup entah enggak. Kami nikmat bincang2 sebentar sambil tiduran, lalu bablas tertidur. Hanya sekitar 3 jam, kami layap2 terbangun oleh suara ketawa Didiek dan teman2 lain gojekan di tempat makan. Kubilang pada Jun alangkah senangnya masih layap2 tidur dini hari dengar suara teman2 waktu remaja sedang ketawa garap2an. Ini kenikmatan yg tak ternilai.
Dan lihatlah di foto yg ku kroping dan kubesarkan ini. Jun jongkok di depan, sebelahnya Herbud jongkok, di belakang HB berdiri dengan kedua tangan di pundak Jun, dan sebelah HB berdiri Sekjen. Nah Sekjen cuma sejengkal jaraknya dgn Jun. Tapi Muchtar lagi berpose menteleng lihat si pemotret, Om Pasikom (Jumhan). Andai Muchtar menunduk kebawah maka ia akan lihat si Jun. Saya senang lihat adegan ini, teman2 semua berpose pating pentalit melihat ke si pemotret, si Om lagi serius membidik. Saya memotret ini dari seberang kolam dgn lensa tele saya.
Nah, teman2 sekalian, saya mencari foto2 si Jun unt saya crop dan besarkan supaya membantu Sekjen mengingatnya. Saya gembira ketika mencari foto Jun, menemukan ada 3 jepretan fiti Didiek. Semula saya sedih hanya sempat memotret Didiek satu kali, waktu berdoa saja. Ternyata ada foto2 Didiek yg lain. Maka saya besok akan memasangnya disini dgn sedikit komentar. Demikian juga foto Dadang dan Zuhron. Masing2 ada tiga jepretan yg akan saya croping dan besarkan saya pasang dgn sedikit komentar. Juga saya terharu dgn Jumhan yg membesarkan foto2 saya lagi membidik dan berciuman di belakang pohon sama........entah siapa. Saya akan membalasnya dgn foto2 close up si Om yg saya pasang, tapi saya tak punya komentar untuk Jumhan ini. Paling2 ucapannya yg mengerikan di syawalan tahun lalu: "Kita nanti tahun demi tahun akan hilang satu persatu dari reuni syawalan. Paling2 yg datang cucu kita untuk bilang, eyang lagi anfal...........Dan akhirnya nanti cucu kitapun sudah tak datang lagi. Walah.........
Teman2ku tercinta, sekian dulu. Semoga anda sekalian menyukai dan bisa bergembira dengan tulisan ini. Nggo tamba kangen.
Inu Ws.
Teman2ku tercinta, beberapa hari ini aku tersenyum glegas-gleges sendiri membaca ejek-mengejek Sang Sekjen yg melupakan Junaidi , tak tahu apa ia ikut ke Sundak apa tidak, padahal dokter mata Magelang itu nyaris semeter sejengkal di dekatnya dalam foto2 bersama. Aku senang karena Muchtarlah yg paling keras mengatakan aku lalen, hahaha. Ya aku sendiri barusan kena badai ejekan, dimulai dari Asti, lalu Arief, karena melupakan Budi Santosa. Dan, luar biasa upaya teman2ku itu untuk membantuku mengingatnya. Dipasanglah foto Budi Santosa waktu klas 1 SMA lengkap dgn cap SMA TLD untuk meyakinkan aku, dijejer fotonya sekarang yg agak gemuk di depan reco bubrah. Ini di BBM. Mka munculah pelan2 bayangan BS di benakku. Nah, belum selesai dengan itu, tiba2 munculah di mailist Dyah Ayu Rusmiyati! Waduh, ini siapa lagi? Pusing aku. Dan ramailah teman2 mentertawakanku. Dikatakan ia sekelas dgn ku di PP2, hah? bahkan Jumhan, Naniek dan Ipoeng katakan ia jejer aku, halah...tambah edan. Wong SMA kok jejer cah wedok? Ditambah lagi, mungkin karena jengkel dgn kelalenanku, Sekjen bilang Rusmi itu lanang pa wedok? Wah, aku tertawa ter pingkal2 sampai keluar air mataku. Benar2 tertawa dari hati yg menyehatkan jiwa. Maka kutulis "Reminisense Therapy" itu sebagai pertanggungan jawab ilmiah.
Junaidi memang punya tipe kepribadian pendiam, bicara pelan2 tak pernah dgn suara keras, serius, tekun, tak pernah ikut kegiatan macam Pramuka, Hiking, Olahraga, dll, maka tak begitu dikenal banyak teman. Modelnya seperti Marsito, cuma Jun lebih banyak ketawa dan lembut, sedang Marsito lebih keras, lihat dagunya yg tajam. Dalam foto yg ku kirim ini dua sahabatku ini berdekatan dalam satu foto. Keduanya dua dokter ahli yg memang tak membutuhkan banyak bicara, tapi kecerdasan otak dan ketrampilan tangan, dokter spesialis mata dan anastesi. Aku tersenyum bangga melihat foto keduanya ini.
Nah, maka terus terang aku juga tak punya bayangan si Jun di halaman sekolah SMA TLD. Aku akrab dgn Jun setelah di FK, dari klas 1 sampai dokter umum. Lalu setelah dari Puskesmas sama2 studi spesialisasi (setelah spesialis itulah baru Jun bilang kalau ia juga anak Teladan, walah), aku ngambil psikiatri dan Jun ophtalmologi (mata). Cocok benar ia disana. Anda tahu kerjanya dokter mata itu? Jari2 tangannya bergerak di bawah mikroskop, untuk mengiris, menyayat, menjumput, menyuntik lensa cair. Persis spt tukang jam, tapi ini jaringan bola mata yg salah 1/10 senti saja akibatnya kebutaan total. Nah. Sama seperti Marsito yg salah perhitungan sedikit saja yg dibius bisa sadar sebelum oprasi selesai, atau malah berhenti bernapas waktu oprasi berlangsung, atau oprasi selesai nggak sadar2 sampai ber hari2. Mengerikan. Maka dibutuhkan pribadi yg tenang, kalem, dan sangat teliti.
Krena pribadinya yg kalem, serius, tak banyak ulah inilah maka Jun terpilih sebagai Ketua Komite Medik RSU Tidar Magelang. Bisanya jabatan ini dipegang dokter dari 4 Bag Besar: Bedah, Kandungan, Peny. Dalam, Anak, tapi ini dari bag kecil, Mata. Seluruh dokter tunduk dan diatur oleh Ketua Komdik. Posisinya sejajar dengan Direktur. Ia punya hak veto. Bila Direktur bikin kebijakan dan Ketua Komdik tak setuju, Direktur tak berkutik. Nah. Selain itu Jun juga terpilih jadi pengurus IDI Kotamadia Magelang, kalau nggak sekretaris ya ketua. I lah yang merekomendasi ijin praktek semua dokter di wilayahnya, dan memberi jumlah SKS pada semua seminar ilmiah yg diadakan.
Ketika Reuni Joglo Wonosari, akulah yg memberitahu Jun, Nurudin, Supomo dan Heru Prajatmo. Hanya Jun dan Nurudin yg datang, malam hari. Waktu Syawalan tahun lalu, nDan Edmart yg ngabari dia. Tapi waktu RRG Sundak, aku tak sempat ngabari, tiba2 ia muncul sejak siang. Mungkin undangan dari nDan Ed, atau ia mulai bukak2 mailist.
Pada foto2 yg kukirim ini, Jun nampak makan disamping Herbud, dalam foto bersama ia jongkok disamping Herbud (entah kenapa keduanya kok selalu berdekatan). Dalam api unggun, Jun nampak khusuk berdoa mendongak keatas disamping Ustadz Didiek Iswardana yg baca doa sendu membius. Lalu bubaran api unggun, Jun nampak tertawa lebar di belakang Muchtar!
Ketika api unggun selesai, Jun duduk di dekatku dan Japong menyaksikan diskusi hebat pertanggungan jawab keuangan dari Surya, Edmart, Didiek, Sekjen, Prabowo dan Jumhan. Jun hanya ketawa glegas gleges saja melihat teman2nya berdebat macam PDIP atau Partai Demokrat. Ketika akhirnya semua kecapaian dan ngantuk, semua menuju peraduan masing2. Dan Jun masuk ke cottage mau mencari tempat untuk tidur, tapi kamar penuh oleh 5 teman yg sudah mendengkur. Jun mau menyelusup di samping Muchtar, tapi sang Sekjen tidurnya mbegagah ngebaki nggon. Jun tak sampai hati untuk menggugahnya. Nah andai ia menggugahnya, tentu Muchtar akan ingat orang yg menggugahnya jam 02.00 pagi itulah Junaidi!
Jun balik keluar cottage , turun ke halaman mendekati tenda. Kepalanya menjulur ke dalam. minta ijin ikut tidur. Aku yg sudah nggletak menyambutnya hangat, karena aku ngeri juga tidur sendirian di tenda di halaman yg mulai sepi nyenyet, ya meski Gus Bowo ada di tenda sebelah tapi entah masih hidup entah enggak. Kami nikmat bincang2 sebentar sambil tiduran, lalu bablas tertidur. Hanya sekitar 3 jam, kami layap2 terbangun oleh suara ketawa Didiek dan teman2 lain gojekan di tempat makan. Kubilang pada Jun alangkah senangnya masih layap2 tidur dini hari dengar suara teman2 waktu remaja sedang ketawa garap2an. Ini kenikmatan yg tak ternilai.
Dan lihatlah di foto yg ku kroping dan kubesarkan ini. Jun jongkok di depan, sebelahnya Herbud jongkok, di belakang HB berdiri dengan kedua tangan di pundak Jun, dan sebelah HB berdiri Sekjen. Nah Sekjen cuma sejengkal jaraknya dgn Jun. Tapi Muchtar lagi berpose menteleng lihat si pemotret, Om Pasikom (Jumhan). Andai Muchtar menunduk kebawah maka ia akan lihat si Jun. Saya senang lihat adegan ini, teman2 semua berpose pating pentalit melihat ke si pemotret, si Om lagi serius membidik. Saya memotret ini dari seberang kolam dgn lensa tele saya.
Nah, teman2 sekalian, saya mencari foto2 si Jun unt saya crop dan besarkan supaya membantu Sekjen mengingatnya. Saya gembira ketika mencari foto Jun, menemukan ada 3 jepretan fiti Didiek. Semula saya sedih hanya sempat memotret Didiek satu kali, waktu berdoa saja. Ternyata ada foto2 Didiek yg lain. Maka saya besok akan memasangnya disini dgn sedikit komentar. Demikian juga foto Dadang dan Zuhron. Masing2 ada tiga jepretan yg akan saya croping dan besarkan saya pasang dgn sedikit komentar. Juga saya terharu dgn Jumhan yg membesarkan foto2 saya lagi membidik dan berciuman di belakang pohon sama........entah siapa. Saya akan membalasnya dgn foto2 close up si Om yg saya pasang, tapi saya tak punya komentar untuk Jumhan ini. Paling2 ucapannya yg mengerikan di syawalan tahun lalu: "Kita nanti tahun demi tahun akan hilang satu persatu dari reuni syawalan. Paling2 yg datang cucu kita untuk bilang, eyang lagi anfal...........Dan akhirnya nanti cucu kitapun sudah tak datang lagi. Walah.........
Teman2ku tercinta, sekian dulu. Semoga anda sekalian menyukai dan bisa bergembira dengan tulisan ini. Nggo tamba kangen.
Inu Ws.
Sunday, September 11, 2011
Melatih Otak untuk Pertajam Ingatan
Apakah Anda sering lupa saat mencari suatu benda? Misalnya Anda sering lupa meletakkan di mana kunci Anda? Atau lupa hal penting yang harus dilakukan? Lupa password? Nilai ulangan anak Anda buruk karena kesulitan menghafal? Hal ini banyak dialami oleh kita. Akibatnya, semakin banyak waktu dan energi yang dibutuhkan untuk mencari barang, mendapat omelan dari orang lain, atau mendapat hasil yang buruk akibat sifat pelupa tersebut. Daya ingat otak memang akan semakin berkurang seiring bertambahnya usia. Semakin tua umur seseorang biasanya mereka akan semakin pelupa. Tetapi, ini dapat juga menimpa di usia muda. Masalah ini dapat dikurangi dengan cara melatih otak.
Fungsi Otak
Dalam proses mengingat, otak memainkan peranan besar. Otak dapat terbagi atas otak kiri dan otak kanan. Fungsi otak kiri berkaitan dengan logika, angka, tulisan, kecerdasan, hitungan, analisa, dan untuk ingatan jangka pendek (short term memory). Sedangkan otak kanan kita diguakan untuk kreativitas, imajinasi, musik, warna, bentuk, emosi dan untuk ingatan jangka panjang (long term memory).
Ingatan akan lebih bertahan lama jika dalam mengingat menggunakan otak kanan. Untuk dapat mengingat dengan baik, perlu melatih otak agar berfungsi dengan optimal. Sayangnya, lebih banyak orang yang menggunakan otak kiri dalam proses mengingat. Otak kiri kebanyakan orang lebih berkembang tanpa diimbangi perkembangan otak kanan. Karena otak kiri merupakan ingatan jangka pendek, maka informasi yang disimpan di otak kiri akan lebih mudah terlupakan.
Oleh karena itu, jika ingin menyimpan dalam otak kanan, informasi harus diubah menjadi cerita atau gambar. Karena otak kanan tidak mengenal tulisan atau angka. Latihan diperlukan agar dapat mengembangkan otak kanan. Ada beberapa teknik yang bisa dilakukan.
Total Story Technique (TST)
Teknik ini dilakukan dengan cara membuat cerita singkat dari hal-hal yang akan kita hafalkan. Misalnya kita akan berbelanja di supermarket untuk membeli beras, shampo, susu, permen karet, pembersih lantai, telur, kecap, keju, saos tomat, tisu. Daripada berusaha menghafalnya, lebih baik Anda membuat cerita untuk hal-hal ini menjadi Dewi Sri (merupakan legenda dewi padi yang menggambarkan beras) sedang keramas (shampo) sambil mandi susu. Sedangkan di luar, si Mbok yang sedang mengunyah permen karet sambil mengepel (permbersih lantai) sudah menyiapkan telur rasa kecap bertabur keju dan saos tomat yang lembut seperti tisu.
Cerita tersebut benar-benar divisualisasikan dan dibayangkan. Kembangkan imajinasi Anda dengan menambahkan warna, bunyi, benda-benda pendukung dan gerak pada cerita tersebut. Misalnya, bayangkan tempat mandi berwarna pink tempat Dewi Sri mandi susu, bayangkan si Mbok yang sudah tua dan memakai kebaya abu-abu sedang mengepel halaman, dengarkan suara kunyahan permen karet di mulutnya, dan bayangkan Anda mencicipi telur yang rasanya seperti kecap, bayangkan bentuk telur yang bertabur keju dan saos tomat, dan bayangkan Anda bisa memegang telur tersebut dan merasakan kelembutannya yang seperti tisu.
Jadikan bayangan tersebut nyata di hadapan Anda. Dengan contoh cerita ini, kita telah melatih otak kanan yang berfungsi dalam kreativitas dan imajinasi. Kreativitas tercipta saat kita membuat suatu cerita singkat dan imajinasi turut berperan saat kita memvisualisasikan cerita tersebut.
Total Word Technique (TWT)
Pada teknik ini informasi yang ingin diingat diubah menjadi singkatan-singkatan atau jika informasi yang akan diingat merupakan kata-kata asing, dapat diubah menjadi kata-kata yang kedengarannya hampir sama. Teknik ini sering disebut juga dengan istilah jembatan keledai. Setelah itu, baru dibuat cerita agar dapat diterima oleh otak kanan.
Misalnya, ketika harus menghafal 8 planet mulai dari yang terdekat matahari. Urutannya adalah Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus. Jika menghafalnya terasa sulit, bisa diubah menjadi kalimat "Mengendarai Vespa Bukan Mainan, Judi Sahabat Urip Nekad".
Kalimat tersebut menggunakan beberapa huruf depan atau suku kata pertama dari urutan planet yang ingin diingat. Mengendarai untuk mengingat Merkurius, Vespa untuk Venus, Bukan untuk Bumi, Mainan untuk Mars, Judi untuk Jupiter, Sahabat untuk Saturnus, Urip untuk Uranus, Nekad untuk Neptunus. Dengan membayangkan tokoh-tokoh dan yang sedang dilakukan, Anda dapat lebih mengingatnya.
Total Number Technique (TNT)
Teknik ini digunakan untuk mengingat angka-angka. Karena otak kanan tidak mengenal angka atau tulisan, maka perlu dibuat cerita agar dapat dikenali otak kanan. Misalnya, Anda harus mengingat angka 212.007.217.080.205. Anda dapat mengubahnya menjadi cerita seperti Wiro Sableng (212) dan James Bond (007), keduanya (2) sedang mengikuti upacara kemerdekaan (1708) pada hari pendidikan nasional (0205).
Tetapi, tidak semua kombinasi angka merupakan angka yang sudah dikenal seperti diatas. Untuk itu, Anda dapat membuat cerita sendiri dengan mengubahnya menjadi kode yang dapat diterima oleh otak kanan yaitu dalam kode bentuk atau bunyi. Anda dapat mengubah angka menjadi kode bentuk atau bunyi seperti berikut:
Kode bentuk dan kode bunyi juga dapat diciptakan sendiri sesuai kreativitas Anda. Sekarang misalnya Anda harus mengingat password 284670, dapat diubah menjadi kalimat:
Mengingat dengan Kode Bentuk
Bebek (2) berkacamata (8) naik perahu layar (4) dengan tangan kanan memegang cerutu (6) dan tangan kiri memegang cangkul (7) asyik bermain bola (0).
Mengingat dengan Kode Bunyi
Kakek tua (2) membeli papan (8) dan ketupat (4) dari orang yang sedang menanam (6) baju (7) gosong (0).
Metode mengingat yang dijelaskan diatas hanya beberapa contoh teknik mengingat yang dapat digunakan, karena masih ada metode-metode lainnya. Metode mengingat tersebut akan membuat Anda dipacu untuk terus kreatif dalam menciptakan cerita singkat, membayangkan dan mengimajinasikannya.
Imajinasi Anda akan semakin terasah saat Anda menambahkan warna-warna pada bayangan cerita Anda, menambahkan gerak, aroma atau hal lainnya sehingga imajinasi Anda semakin menarik. Jika bisa, buatlah menjadi cerita yang lucu atau cerita yang tidak masuk akal. Ini akan membantu informasi lebih teringat.
Anda juga dapat mencoba untuk mengajarkannya kepada anak-anak. Dengan demikian, menghafal dapat menjadi kegiatan yang menyenangkan untuk mereka. Ini juga akan menjadi latihan yang baik untuk otak kanan yang bisa memacu kreativitas dan mengoptimalkan otak anak.
Jika Anda sudah mencoba mengingat dengan metode-metode tersebut, menyimpan informasi di otak kanan Anda, informasi tidak akan cepat terlupa dan membantu mengoptimalkan otak dan membantu daya ingat Anda. Selamat mencoba!
http://kumpulan.info/sehat/artikel-kesehatan/48-artikel-kesehatan/290-melatih-otak-untuk-pertajam-daya-ingat.html
Fungsi Otak
Dalam proses mengingat, otak memainkan peranan besar. Otak dapat terbagi atas otak kiri dan otak kanan. Fungsi otak kiri berkaitan dengan logika, angka, tulisan, kecerdasan, hitungan, analisa, dan untuk ingatan jangka pendek (short term memory). Sedangkan otak kanan kita diguakan untuk kreativitas, imajinasi, musik, warna, bentuk, emosi dan untuk ingatan jangka panjang (long term memory).
Ingatan akan lebih bertahan lama jika dalam mengingat menggunakan otak kanan. Untuk dapat mengingat dengan baik, perlu melatih otak agar berfungsi dengan optimal. Sayangnya, lebih banyak orang yang menggunakan otak kiri dalam proses mengingat. Otak kiri kebanyakan orang lebih berkembang tanpa diimbangi perkembangan otak kanan. Karena otak kiri merupakan ingatan jangka pendek, maka informasi yang disimpan di otak kiri akan lebih mudah terlupakan.
Oleh karena itu, jika ingin menyimpan dalam otak kanan, informasi harus diubah menjadi cerita atau gambar. Karena otak kanan tidak mengenal tulisan atau angka. Latihan diperlukan agar dapat mengembangkan otak kanan. Ada beberapa teknik yang bisa dilakukan.
Total Story Technique (TST)
Teknik ini dilakukan dengan cara membuat cerita singkat dari hal-hal yang akan kita hafalkan. Misalnya kita akan berbelanja di supermarket untuk membeli beras, shampo, susu, permen karet, pembersih lantai, telur, kecap, keju, saos tomat, tisu. Daripada berusaha menghafalnya, lebih baik Anda membuat cerita untuk hal-hal ini menjadi Dewi Sri (merupakan legenda dewi padi yang menggambarkan beras) sedang keramas (shampo) sambil mandi susu. Sedangkan di luar, si Mbok yang sedang mengunyah permen karet sambil mengepel (permbersih lantai) sudah menyiapkan telur rasa kecap bertabur keju dan saos tomat yang lembut seperti tisu.
Cerita tersebut benar-benar divisualisasikan dan dibayangkan. Kembangkan imajinasi Anda dengan menambahkan warna, bunyi, benda-benda pendukung dan gerak pada cerita tersebut. Misalnya, bayangkan tempat mandi berwarna pink tempat Dewi Sri mandi susu, bayangkan si Mbok yang sudah tua dan memakai kebaya abu-abu sedang mengepel halaman, dengarkan suara kunyahan permen karet di mulutnya, dan bayangkan Anda mencicipi telur yang rasanya seperti kecap, bayangkan bentuk telur yang bertabur keju dan saos tomat, dan bayangkan Anda bisa memegang telur tersebut dan merasakan kelembutannya yang seperti tisu.
Jadikan bayangan tersebut nyata di hadapan Anda. Dengan contoh cerita ini, kita telah melatih otak kanan yang berfungsi dalam kreativitas dan imajinasi. Kreativitas tercipta saat kita membuat suatu cerita singkat dan imajinasi turut berperan saat kita memvisualisasikan cerita tersebut.
Total Word Technique (TWT)
Pada teknik ini informasi yang ingin diingat diubah menjadi singkatan-singkatan atau jika informasi yang akan diingat merupakan kata-kata asing, dapat diubah menjadi kata-kata yang kedengarannya hampir sama. Teknik ini sering disebut juga dengan istilah jembatan keledai. Setelah itu, baru dibuat cerita agar dapat diterima oleh otak kanan.
Misalnya, ketika harus menghafal 8 planet mulai dari yang terdekat matahari. Urutannya adalah Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus. Jika menghafalnya terasa sulit, bisa diubah menjadi kalimat "Mengendarai Vespa Bukan Mainan, Judi Sahabat Urip Nekad".
Kalimat tersebut menggunakan beberapa huruf depan atau suku kata pertama dari urutan planet yang ingin diingat. Mengendarai untuk mengingat Merkurius, Vespa untuk Venus, Bukan untuk Bumi, Mainan untuk Mars, Judi untuk Jupiter, Sahabat untuk Saturnus, Urip untuk Uranus, Nekad untuk Neptunus. Dengan membayangkan tokoh-tokoh dan yang sedang dilakukan, Anda dapat lebih mengingatnya.
Total Number Technique (TNT)
Teknik ini digunakan untuk mengingat angka-angka. Karena otak kanan tidak mengenal angka atau tulisan, maka perlu dibuat cerita agar dapat dikenali otak kanan. Misalnya, Anda harus mengingat angka 212.007.217.080.205. Anda dapat mengubahnya menjadi cerita seperti Wiro Sableng (212) dan James Bond (007), keduanya (2) sedang mengikuti upacara kemerdekaan (1708) pada hari pendidikan nasional (0205).
Tetapi, tidak semua kombinasi angka merupakan angka yang sudah dikenal seperti diatas. Untuk itu, Anda dapat membuat cerita sendiri dengan mengubahnya menjadi kode yang dapat diterima oleh otak kanan yaitu dalam kode bentuk atau bunyi. Anda dapat mengubah angka menjadi kode bentuk atau bunyi seperti berikut:
Kode bentuk dan kode bunyi juga dapat diciptakan sendiri sesuai kreativitas Anda. Sekarang misalnya Anda harus mengingat password 284670, dapat diubah menjadi kalimat:
Mengingat dengan Kode Bentuk
Bebek (2) berkacamata (8) naik perahu layar (4) dengan tangan kanan memegang cerutu (6) dan tangan kiri memegang cangkul (7) asyik bermain bola (0).
Mengingat dengan Kode Bunyi
Kakek tua (2) membeli papan (8) dan ketupat (4) dari orang yang sedang menanam (6) baju (7) gosong (0).
Metode mengingat yang dijelaskan diatas hanya beberapa contoh teknik mengingat yang dapat digunakan, karena masih ada metode-metode lainnya. Metode mengingat tersebut akan membuat Anda dipacu untuk terus kreatif dalam menciptakan cerita singkat, membayangkan dan mengimajinasikannya.
Imajinasi Anda akan semakin terasah saat Anda menambahkan warna-warna pada bayangan cerita Anda, menambahkan gerak, aroma atau hal lainnya sehingga imajinasi Anda semakin menarik. Jika bisa, buatlah menjadi cerita yang lucu atau cerita yang tidak masuk akal. Ini akan membantu informasi lebih teringat.
Anda juga dapat mencoba untuk mengajarkannya kepada anak-anak. Dengan demikian, menghafal dapat menjadi kegiatan yang menyenangkan untuk mereka. Ini juga akan menjadi latihan yang baik untuk otak kanan yang bisa memacu kreativitas dan mengoptimalkan otak anak.
Jika Anda sudah mencoba mengingat dengan metode-metode tersebut, menyimpan informasi di otak kanan Anda, informasi tidak akan cepat terlupa dan membantu mengoptimalkan otak dan membantu daya ingat Anda. Selamat mencoba!
http://kumpulan.info/sehat/artikel-kesehatan/48-artikel-kesehatan/290-melatih-otak-untuk-pertajam-daya-ingat.html
Thursday, September 1, 2011
Informasi Penentuan Awal dan Akhir Ramadhan (Tanggal 1 Syawal)
Dokter Asti Hoetama:
Dokter Asti meneruskan email dari rekan sejawatnya sbb:
Sebenarnya penentuan awal dan akhir bulan Ramadhan dan penentuan Idul Fitri adalah jelas petunjuknya dari Nabi kita Muhammad SAW bahwa berpuasalah dan berbukalah menurut Rukyatul hilal (melihat bulan), hanya saja pengertian 'melihat' ini menimbulkan perbedaan.
Menurut ilmu falak/astronomi, pada tahun 1432 H ini posisi hilal pada tgl 29/8/11 itu untuk Indonesia sudah diatas ufuk, hanya masih kurang dari 2 derajat, sehingga sangat kecil (sbg ganti kt tdk mungkin) kemungkinan dapat dirukyat/dilihat termasuk dg alat, maka :
1) Ada yang menggunakan metode hisab (perhitungan) wujudul hilal, ini dikarenakan ilmu hisab/ilmu astronomi/ilmu falak belum ada pada zaman Nabi SAW. Metode ini meyakini bahwa perhitungan adalah sesuai dg hukum Allah yg ada di alam yg selalu tetap/tidak pernah berubah. Metode ini memahami bahwa bila hilal sudah berada diatas ufuk/horizon 0 koma sekian derajatpun maka sudah berarti wujudul hilal, dan sesuatu yg wujud/ada tidak berarti harus selalu dapat terlihat. Maka Idul fithri 1432 H jatuh pada Selasa 30/8/11. Ilmu Astronomi ini memang nampak lebih akurat, ilmu inilah yg selama ini dipakai untuk menentukan jadwal sholat kita sehari-hari. Dalam metode ini Rukyat (melihat langsung) hanyalah sebagai konfirmasi bukan yg menentukan.
2) Ada yang menggunakan metode rukyat semata (melihat langsung hilal) dimana wujudul hilal haruslah bisa dilihat dg mata telanjang dan atau dibantu dg alat, lalu bila tidak terlihat maka dianggap tidak ada hilal. Metode ini memahami bahwa hilal sudah dapat dilihat bila sudah berada diatas ufuk/horizon minimal 2 derajat. Menurut ilmu astronomi tentu derajat yg dapat dilihat berbeda. Dan dalam metode ini juga diyakini apabila mendung disempurnakan jadi 30 hari. Hanya saja di sidang istbat Kemenag RI selalunya akan menetapkan "istikmal" yakni bulan ramadhan digenapkan 30 hari, maka Idul Fithri jatuh pada Rabu 31/8/11.
Maka menurut hemat saya selalunya akan terjadi perbedaan setiap tahun apabila wujudul hilal berada dibawah 2 derajat dan atau Ramadhan berjumlah 29 hari, dan baru akan ada kesamaan apabila wujudul hilal berada diatas 2 derajat dan atau Ramadhan berjumlah 30 hari.
Kedua-duanya insya Allah benar menurut syari'at bila dibangun atas niat dan maksud menegakkan kebenaran (inilah itjihad), karena itu, dipersilahkan kpd masing-2 umat meyakini salah satu dari keduanya, tanpa harus menyalahkan lainnya, perbedaan dlm faham dan amal agama dalam konteks ini dibolehkan, tetapi perpecahan dan permusuhan itu adalah ajakan syaithan QS. Al Maidah ayat 91.
Kita harus berusaha ciptakan suasana tetap tenang dan rukun meski ada perbedaan.
Allah lah yg paling tahu siapa hambaNya yg bertaqwa QS. Al Najm ayat 32
Salam Semangat
Brahmana Askandar, MD
Gynecologic Oncologist
Surabaya – INDONESIA
Tanggapan Prof. Edhi Martono:
Rekan2 semua:
Terimkasih kepada bu dokter Asti yang sudah sharing penjelasan bagus dari dr Brahmana Askandar. Demikianlah kiranya penjelasan yang tepat dan selama ini digunakan sebagai pertimbangan, tetapi jarang sekali disampaikan kepada masyarakat. Seharusnya yang memberi keterangan seperti ini adalah instansi terkait (MUI, Kemenag/KUA, Humas berbagai ormas Islam dst), ini justru malah dapat dari seorang dokter, Sp OG lagi ...
Siapa pun dan apa pun, penjelasan seperti ini masih sangat dibutuhkan agar ketidakpahaman ummat tidak menjadi sumber pertentangan, pelecehan, penolakan, bahkan pembunuhan dan fitnah. Perlu juga diketahui bahwa di kalangan pengguna hisab pun juga ada yang beda interpretasi. Ada yang berpendapat meski bulan baru menurut perhitungan sudah muncul, sebelum tingginya 2 derajat tetap belum dinyatakan bulan (syahri, month bukan qomar, moon) berganti. Sebaliknya yang menggunakan hisab hakiki, asal menurut perhitungan bulan sudah di atas ufuk, maka sudah ditentukan bulan berganti, there is already new month coming ...
Sebagai seseorang yang dibesarkan dalam tradisi Muhammadiyah mestinya pegangan saya pribadi adalah hisab hakiki. Tetapi insha AlLah mulai tahun ini saya mengikuti keputusan pemerintah setelah diingatkan seorang rekan ustad bahwa panutan yang tepat adalah Qur'an, dan dalam Qur'an disebutkan "patuhlah kalian kepada AlLah, patuhlah kepada RasululLah dan pemimpin-pemimpin kamu". Bagaimana pun kondisinya, pemerintah yang ada saat ini adalah ulil amri, jadi saya baru mau sholat Idul Fitri besuk pagi, hari ini insha AlLah masih puasa ... No problem with that, masing2 sudah saling memahami pendapat yang dasarnya sama kuat kok ...
Selamat menyelesaikan puasa Ramadhan. Insha AlLah kewajiban maupun sunnah sebulan ini sudah dilaksanakan dengan sebaik2nya. Tentang balasannya, kita tentu sangat mengharapkan tetapi itu prerogatifnya AlLah ta'ala, walLahu 'alam. Saling mendoa saja agar apa yang kita lakukan sungguh karena AlLah sehingga AlLah memberikan ridlanya dengan sebenar-benar ridla ... TaqobalalLahu minna wa minkum, kullu'amin wa antum bi khaiir ... Kita singkirkan semua rasa negatif, baik yang dari dalam diri kita maupun dari orang lain (memaafkan orang lain, mohon maaf kepada orang lain) ... mencapai taqwa yang lebih meningkat ... dan jangan lupa dilengkapi dengan puasa sunnah yang dianjurkan RasululLah, enam hari bulan Syawwal ...
Ied Mubarrok !
Dokter Asti meneruskan email dari rekan sejawatnya sbb:
Sebenarnya penentuan awal dan akhir bulan Ramadhan dan penentuan Idul Fitri adalah jelas petunjuknya dari Nabi kita Muhammad SAW bahwa berpuasalah dan berbukalah menurut Rukyatul hilal (melihat bulan), hanya saja pengertian 'melihat' ini menimbulkan perbedaan.
Menurut ilmu falak/astronomi, pada tahun 1432 H ini posisi hilal pada tgl 29/8/11 itu untuk Indonesia sudah diatas ufuk, hanya masih kurang dari 2 derajat, sehingga sangat kecil (sbg ganti kt tdk mungkin) kemungkinan dapat dirukyat/dilihat termasuk dg alat, maka :
1) Ada yang menggunakan metode hisab (perhitungan) wujudul hilal, ini dikarenakan ilmu hisab/ilmu astronomi/ilmu falak belum ada pada zaman Nabi SAW. Metode ini meyakini bahwa perhitungan adalah sesuai dg hukum Allah yg ada di alam yg selalu tetap/tidak pernah berubah. Metode ini memahami bahwa bila hilal sudah berada diatas ufuk/horizon 0 koma sekian derajatpun maka sudah berarti wujudul hilal, dan sesuatu yg wujud/ada tidak berarti harus selalu dapat terlihat. Maka Idul fithri 1432 H jatuh pada Selasa 30/8/11. Ilmu Astronomi ini memang nampak lebih akurat, ilmu inilah yg selama ini dipakai untuk menentukan jadwal sholat kita sehari-hari. Dalam metode ini Rukyat (melihat langsung) hanyalah sebagai konfirmasi bukan yg menentukan.
2) Ada yang menggunakan metode rukyat semata (melihat langsung hilal) dimana wujudul hilal haruslah bisa dilihat dg mata telanjang dan atau dibantu dg alat, lalu bila tidak terlihat maka dianggap tidak ada hilal. Metode ini memahami bahwa hilal sudah dapat dilihat bila sudah berada diatas ufuk/horizon minimal 2 derajat. Menurut ilmu astronomi tentu derajat yg dapat dilihat berbeda. Dan dalam metode ini juga diyakini apabila mendung disempurnakan jadi 30 hari. Hanya saja di sidang istbat Kemenag RI selalunya akan menetapkan "istikmal" yakni bulan ramadhan digenapkan 30 hari, maka Idul Fithri jatuh pada Rabu 31/8/11.
Maka menurut hemat saya selalunya akan terjadi perbedaan setiap tahun apabila wujudul hilal berada dibawah 2 derajat dan atau Ramadhan berjumlah 29 hari, dan baru akan ada kesamaan apabila wujudul hilal berada diatas 2 derajat dan atau Ramadhan berjumlah 30 hari.
Kedua-duanya insya Allah benar menurut syari'at bila dibangun atas niat dan maksud menegakkan kebenaran (inilah itjihad), karena itu, dipersilahkan kpd masing-2 umat meyakini salah satu dari keduanya, tanpa harus menyalahkan lainnya, perbedaan dlm faham dan amal agama dalam konteks ini dibolehkan, tetapi perpecahan dan permusuhan itu adalah ajakan syaithan QS. Al Maidah ayat 91.
Kita harus berusaha ciptakan suasana tetap tenang dan rukun meski ada perbedaan.
Allah lah yg paling tahu siapa hambaNya yg bertaqwa QS. Al Najm ayat 32
Salam Semangat
Brahmana Askandar, MD
Gynecologic Oncologist
Surabaya – INDONESIA
Tanggapan Prof. Edhi Martono:
Rekan2 semua:
Terimkasih kepada bu dokter Asti yang sudah sharing penjelasan bagus dari dr Brahmana Askandar. Demikianlah kiranya penjelasan yang tepat dan selama ini digunakan sebagai pertimbangan, tetapi jarang sekali disampaikan kepada masyarakat. Seharusnya yang memberi keterangan seperti ini adalah instansi terkait (MUI, Kemenag/KUA, Humas berbagai ormas Islam dst), ini justru malah dapat dari seorang dokter, Sp OG lagi ...
Siapa pun dan apa pun, penjelasan seperti ini masih sangat dibutuhkan agar ketidakpahaman ummat tidak menjadi sumber pertentangan, pelecehan, penolakan, bahkan pembunuhan dan fitnah. Perlu juga diketahui bahwa di kalangan pengguna hisab pun juga ada yang beda interpretasi. Ada yang berpendapat meski bulan baru menurut perhitungan sudah muncul, sebelum tingginya 2 derajat tetap belum dinyatakan bulan (syahri, month bukan qomar, moon) berganti. Sebaliknya yang menggunakan hisab hakiki, asal menurut perhitungan bulan sudah di atas ufuk, maka sudah ditentukan bulan berganti, there is already new month coming ...
Sebagai seseorang yang dibesarkan dalam tradisi Muhammadiyah mestinya pegangan saya pribadi adalah hisab hakiki. Tetapi insha AlLah mulai tahun ini saya mengikuti keputusan pemerintah setelah diingatkan seorang rekan ustad bahwa panutan yang tepat adalah Qur'an, dan dalam Qur'an disebutkan "patuhlah kalian kepada AlLah, patuhlah kepada RasululLah dan pemimpin-pemimpin kamu". Bagaimana pun kondisinya, pemerintah yang ada saat ini adalah ulil amri, jadi saya baru mau sholat Idul Fitri besuk pagi, hari ini insha AlLah masih puasa ... No problem with that, masing2 sudah saling memahami pendapat yang dasarnya sama kuat kok ...
Selamat menyelesaikan puasa Ramadhan. Insha AlLah kewajiban maupun sunnah sebulan ini sudah dilaksanakan dengan sebaik2nya. Tentang balasannya, kita tentu sangat mengharapkan tetapi itu prerogatifnya AlLah ta'ala, walLahu 'alam. Saling mendoa saja agar apa yang kita lakukan sungguh karena AlLah sehingga AlLah memberikan ridlanya dengan sebenar-benar ridla ... TaqobalalLahu minna wa minkum, kullu'amin wa antum bi khaiir ... Kita singkirkan semua rasa negatif, baik yang dari dalam diri kita maupun dari orang lain (memaafkan orang lain, mohon maaf kepada orang lain) ... mencapai taqwa yang lebih meningkat ... dan jangan lupa dilengkapi dengan puasa sunnah yang dianjurkan RasululLah, enam hari bulan Syawwal ...
Ied Mubarrok !
Wednesday, August 24, 2011
DISKUSI PEMBANGUNAN EKONOMI NASIONAL
Sekedar sharing untuk teman-temanku Alumni Teladan Yang Tercinta. Semoga bermanfaat. Wassalam. PWMJ.
TINJAUAN PEMBANGUNAN EKONOMI NASIONAL: Sebuah Catatan Kecil.
Sejalan dengan perkembangan ekonomi nasional, Indonesia sudah masuk dalam kategori Negara Pendapatan Menengah (Middle Income Country atau MIC) dengan pendapatan per capita sekitar USD 3000 per tahun, namun masih pada lapis bawah pada kelompok MIC dan berbagai persoalan masih harus dihadapi oleh Indonesia.
Persoalan-persoalan pokok tersebut antara lain: KEMISKINAN, PENGANGGURAN, KESENJANGAN, KORUPSI dan Lemahnya KEPEMIMPINAN. Serta berbagai persoalan dalam konteks GLOBALISASI maupun DESENTRALISASI.
Pada era REFORMASI ini Indonesia juga dihadaplkan pada perubahan mendasar dalam lingkungan strategis sebagai akibat GLOBALISASI dan OTONOMI DAERAH (Desentralisasi). Perubahan mendasar ini telah membawa kepada perubahan dalam Sistem Perundang-undangan di banyak bidang (Bidang Politik, Ekonomi dan Keuangan, Sosial, maupun secara Sektoral).
Tingkat kemiskinan sekalipun sudah menurun namun masih tinggi sekitar 30,02 juta penduduk masih hidup di bawah garis kemiskinan atau 12,49% pada Maret 2011 (Sumber: BPS).
Tingkat Pengangguran Terbuka (Open Unemployment Rate) sebesar 6,80% atau sebanyak 8,12 juta orang masih menganggur pada bulan Februari 2011 (Sumber: BPS). Meskipun cenderung menurun.
Pada saat yang sama Indonesia dihadapkan pada persoalan ketimpangaan atau kesenjangan (inequality) seperti: kesenjangan dalam distribusi pendapatan, akses terhadap pelayanan dasar (pendidikan, kesehatan, air bersih dll.) Maupun kesenjangan akses terhadap infrastruktur (jalan, jembatan, listrik, dan infrastruktur keterhubungan lainnya).
Kesenjangan sektoral juga dibarengi dengan kesenjangan wilayah, dimana pembangunan belum dapat dirasakan manfaatnya secara merata (menurut kewilayahan). Indonesia masih menghadapi problem daerah tertinggal atau disadvantaged areas dengan segala persoalannya. Disamping itu masih dihadapi juga persoalan-2 di daerah terpencil, terisolir, perbatasan, dll.
Persoalan-persoalan di atas menuntut adanya solusi-solusi yang tepat dan terkadang harus cepat, yang diselesaikan secara komprehensive dan sering bersifat lintas (cross-cutting), serta menuntut adanya kepemimpinan yang kuat, tegas dan decisive. Ketidak merataan dan ketidak adilan memerlukan langkah-langkah kebijakan yang berpihak (affirmative policies and actions) agar lebih tepat sasaran dan efektif, dengan target yang jelas dan terukur dalam merespon persoalan kesenjangan.
Keterbatasan sumber-sumber (SDA, SDM, Sumber Pendanaan, Sumber-2 lain) harus dapat dimanfaatkan secara optimal demi peningkatan kesejahteraan rakyat. Dalam konteks ini pemberantasan korupsi dan penegakkan hukum harus menjadi prioritas untuk menghindari kebocoran (leakages) dan inefisiensi dalam pengelolaan sumber-sumber. Dalam pemberantasan korupsi tidak boleh Tebang Pilih, harus Tidak Pandang Bulu dan tidak boleh hanya didasari kepentingan sesaat demi diri sendiri ataupun kelompoknya (vested interest). Fenomena korupsi tidak hanya dilakukan secara individu tetapi juga berkelompok (berjamaah). Good governance baik di sektor publik maupun swasta harus ditegakkan.
Penanggulangan kemiskinan tidak bisa hanya dilakukan dengan program-program yang sifatnya adhoc dan tidak ada keberlanjutan (baik di pusat maupun daerah). Modal sosial (Social Capital) harus terus dibangun berdasar prinsip Gotong Royong untuk menjamin keberlanjutan sosial (Social Sustainability) melalui proses yang demokratis (musyawarah mufakat) dan partisipatif dengan melibatkan masyarakat miskin, serta dengan memperhatikan kearifan lokal (local wisdom). Social Sustainability yang dibangun harus dibarengi dengan Economic Sustainability agar masyarakat miskin tidak kembali jatuh miskin, terutama apabila terjadi goncangan ekonomi (negative economic shocks). Kelompok masyarakat miskin harus Mandiri dan mampu mengentaskan diri mereka dari kemiskinan. Keluar dari perangkap kemiskinan (Poverty Trap). Sehingga mereka mampu memenuhi kebutuhan mereka (terutama kebutuhan dasar), mereka menjadi lebih produktif dan mampu meningkatkan pendapatan mereka (ada peningkatan daya beli) dengan mempunyai pekerjaan yang tetap dan memadai (decent jobs).
Tingkat pengangguran terbuka dapat diturunkan secara lebih signifikan melalui kebijakan dan program-progran perluasan kesempatan kerja. Tenaga kerja perlu disiapkan (dengan pelatihan) dan penyediaan akses terhadap informasi pasar kerja, ditingkatkan kompetensinya (melalui sertifikasi) sehingga mampu bersaing baik di pasar domestik maupun internasional. Disamping itu pembangunan juga harus mampu menciptakan tenaga kerja yang tidak hanya mampu MENCARI Kerja tetapi juga mampu MENCIPTAKAN lapangan kerja. Dalam hal ini kemampuan ketrampilan TK harus terus ditingkatkan dan pengembangan kewirausahaan (entrepreneurship) harus terus digalakkan.
Untuk tidak terjebak dalam MIC trap maka tingkat pendapatan nasional harus terus ditingkatkan. Pertumbuhan ekonomi harus terus didorong dan diperluas pusat-pusat pertumbuhannya agar kue pembangunan dapat terus ditingkatkan dan dinikmati oleh seluruh rakyat.
Secara umum karena sebagian besar penduduk Indonesia tinggal di perdesaan (sektor pertanian), maka pembangunan perdesaan (pertanian) harus menjadi prioritas. Namun kita juga harus mengutamakan peningkatan nilai tambah di dalam negeri dengan mempertimbangkan rantai nilai (value chain) dalam melaksanakan pembangunan.
Tantangan dan persoalan dalam konteks desentralisasi juga masih banyak. PEMEKARAN daerah yang terjadi dengan cepat telah mengakibatkan RESOURCES' ALLOCATION lebih banyak terarah kepada kebutuhan Overhead Costs dan biaya aparat. Sehingga manfaat langsung yang dirasakan rakyat belumlah optimal. Pembangunan daerah padahal menjadi kunci dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat secara lebih merata dan berkeadilan.
Peran di kancah internasional perlu juga direvitalisasi untuk memberantas penjajahan dan penindasan. Diplomasi internasional (Politik, Ekonomi, maupun Budaya) merupakan kunci kesuksesan Indonesia dalam rangka melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi.
Untuk melindungi segenap bangsa Indonesia, Ketahanan Nasional harus dapat diterjemahkan secara kongkrit dalam bentuk kebijakan maupun langkah-langkah untuk mewujudkan ketahanan politik, ekonomi, dan budaya, serta dalam konteks Ketahanan Rakyat secara luas.
Semoga catatan ini dapat bermanfaat.
Jakarta, Hari ke 23, Bulan Ramadhan 1432H.
(Prasetijono Widjojo MJ)
Prinsip-Prinsip:
1. Untuk mewujudkan Negara Indonesia yang Merdeka, Bersatu, Berdaulat, Adil dan Makmur, maka Panca Sila harus ditegakkan.
2. Pembukaan UUD 1945 diterjemahkan ke dalam bentuk operasional untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang Adil dan Makmur.
3. Keutuhan NKRI harus dijaga dan terus dipertahankan dengan semangat Persatuan yang dijiwai ole Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.
4. Kekayaan Nusantara yang beragam di bidang ekonomi, sosial, dan budaya dikelola dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa. Sehingga kohesivitas nasional akan terbangun kokoh. Semangat persatuan semakin kuat tertanam dalam jiwa rakyat Indonesia.
5. Transformasi Bangsa Indonesia menuju bangsa yang lebih maju ditujukan untuk memberantas penjajahan dan penindasan dalam segala bentuknya berdasarkan Perdamaian Abadi dan Keadilan Sosial.
6. Pembangunan Nasional diperkokoh dan dipercepat dengan memanfaatkan IPTEK secara cerdas, dengan mempertimbangkan kelestarian lingkungan.kelestarian lingkungan.
KOMENTAR, KOMENTAR DAN KOMENTAR:
Prof Masyhuri:
Trims mas pras, sering2 aja nulis di milis spt inin sangat most welcome. Pak sekjend purlu sharing juga
Salam
Mhr
Prof Fuad:
Yth. Pak Prasetiyo W.,
Maos tulisan panjenengan meniko, matur kesuwun sanget. Kulo inggih saweg
nggarap proyekipun TNP2K, nanging bingung sanget soalipun amben minggu dipun
paringin data ingkang benten-benten lan kadang-kadang jumpalitan. Kulo
mboten wantun komenten, amargi sak meniko sak saweg ruwet sanget. TV One,
Metro TV, Global TV, Trans TV saweg koprol sedoyo. Ugi poro eksekutif,
yudikatif, legislatif sedoyo sami udrek piyambak. Menopo mboten wonten
ingkang mbisiki ingkang lngkung sae menopo nggih ?????
Mugi-mugi kondisi LYBIA mboten nular dateng Indonesia. Wassalam, NF
Prasetijono W:
Prof. Noor Fuad Yth.
Saya dulu sempat menangani kemiskinan di Bappenas selama hampir tiga tahun pada 2007-2010. Sekarang saya menangani ekonomi secara luas. Persoalan mendasar yang dihadapi (termasuk oleh TNP2K) adalah sinergi antara Pusat dan Daerah. Persoalan kemiskinan seharusnya menjadi komitmen seluruh komponen bangsa. Sehingga upaya penurunan kemiskinan benar-benar dilaksanakan oleh seluruh stakeholders baik di pusat maupun di daerah. Untuk menghasilkan program yang efektif jelas bahwa data yang akurat menjadi sangat penting. Sementara ini data terbaik yang kita punyai adalah data BPS, yaitu Data Makro (dasarnya Susenas) dan Data Mikro yang didapat dari PPLS08 (Pendataan Perlindungan Sosial) yang pernah dilakukan di tahun 2008 dan tahun 2011 ini akan diupdate. Data makro hanya memberikan gambaran umum angka kemiskinan di tingkat nasional dan propinsi di daerah perkotaan dan perdesaan sesuai Garis kemiskinan yang ditetapkan. Sementara data mikro (PPLS08) memberikan gambaran RT miskin by name by address sehingga kita tahu persis siapa yang termasuk kelompok miskin pada tingkat rumah tangga. Data PPLS dikelompokkan menjadi data RT Sangat Miskin, RT Miskin, dan RT Hampir Miskin. Data mikro ini diharapkan dapat memperbaiki targetingnya. Di media, para pengamat dan politisi memang seringkali memperdebatkan soal metodologi pengumpulan data dan definisinya. Namun mereka juga tidak secara jelas memberikan solusinya. Data BPS akan terus diperbaiki agar lebih realistis sesuai dengan perkembangan.
Dari sisi pemerintah, ada dua kelompok program yang secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh kepada penurunan kemiskinan. Pertama, program yang bersifat umum (untargeted) yang sasarannya luas dan kita tidak dapat mengidentifikasikan secara by name by address siapa penerima manfaatnya. Program-program umum ini biasanya lebih menyeluruh sifatnya seperti program pendidikan, pelayanan kesehatan, dsb. Kedua, ada juga program-program yang lebih jelas targetnya seperti PKH (Program Keluarga Harapan), PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat), Pelayanan Kesehatan untuk orang miskin (Jamkesmas), RASKIN (Beras untuk orang miskin), dan Bea Siswa untuk orang miskin. Program-program ini terus diperbaiki dalam konteks pelaksanaannya maupun deain programnya.
Persoalan di daerah adalah begitu cepatnya pemekaran daerah (dalam satu sistem politik multi partai) menyebabkan semakin sulitnya koordinasi Pusat-Daerah. Banyak anggaran teralokasikan untuk kebutuhan aparat, belanja barang, maupun overhead-cost, sementara anggaran untuk menanggulangi kemiskinan masih kurang. Manfaat yang dirasakan oleh rakyat miskin masih kurang pula. Pada saat yang sama desentralisasi kewenangan maupun keuangan kadang dibarengi dengan maraknya inefisiensi maupun pemburu rente di tingk at daerah. Akibatnya dana yang terbatas tidak dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menurunkan kemiskinan dan pengangguran.
TNP2K menurut saya sudah harus berfikir lebih maju tidak hanya sekedar membangun modal sosial tetapi juga modal ekonomi bagi masyarakat miskin agar mereka benar-benar terentaskan dari perangkap kemiskinan. Demikian sharing saya Prof. Fuad. Semoga bermanfaat. UNtuk teman-teman yang berkenan terhadap posting ini (mungkin terlalu jauh dari bidang profesinya), email ini bisa langsung dihapus saja.
Wassalam,
PWMJ.
Prof Fuad:
Ysh. Prof. Prasetiyo Widjojo,
Wah pancen inggih Pak Pras, sunggguh membingungkan, karena dari Data Mikro, saya menemukan data kok Bupati termasuk dalam daftar orang termiskin ??????? Big Question Mark ???
Jadi dalam diskusi malah ngelatur, teman-teman ngomongnya : O sing jenenge Fulan, M.Sc kuwi pancen bener wong miskin kok ....... soale deweke kuwi Mantan Sopir camat ( MSc ) lan sing Ph.D. kuwi pancen sugih tenan ........ soale Pernah haji Duakali. he he he he he. Wah matur kesuwun nggih Pak Pras, informasinipun ! Kita mau ketemuan, belum jadi-jadi nih !!!
Wassalam, NF.
Hitapriya:
Ingkang Kinurmatan Mas Prasetyo & Mas Fuad,
Membaca tulisan anda berdua, wah bagi saya seperti melihat bulan dan bintang dilangit.
Terlihat dengan jelas tapi susah dimengerti dan terjangkau pikiran. Maklum saya sekedar seorang yg sekolahnya tukang batu.
Tapi saya bisa mengerti kalau hal ini merupakan sesuatu yang sangat penting dan sangat menarik.
Nyuwun sewu, saya hanya sekedar mencoba mengerti.
Oleh karena itu saya hanya ingin nyuwun pirsa. Semoga dijawab oleh Mas Pras & Mas Fuad.
Mas Pras menyebutkan hal yang sangat menyeluruh dalam hal ekonomi :
- kondisi lingkungan strategis yg sudah berubah drastis : globalisasi, desentralisasi dan tentu saja reformasi politik yg keblabasen dlm hal tertentu
- overhead cost yg terlalu mahal, baik biaya pemerintah maupun biaya politik
- pertumbuhan & distribusi ekonomi yg jauh dari baik
- ketahanan ekonomi
- pemanfaatan sumber daya nasional yg tidak efisien/optimal
Saya jadi berpikir begini :
Wah ini masalah yg sangat kompleks sekali (tentu saja tidak bagi mas Pras).
Masalah ekonomi dikaitkan dengan masalah politik. Tentu saja ada kaitannya, tapi saya pikir kompleks.
Bisakah saya mengerti dengan disederhanakan dulu saja. Ekonomi jangan dikaitkan dg politik dulu.
Kalau mau melakukan perbaikan sistem harus mulai dari mana, dengan cara apa ?
Inipun masih sangat besar bagi saya.
Ada masalah makro & mikro, ada masalah ekonomi privat & publik yg saling terkait.
Ada masalah pertumbuhan & distribusi ekonomi yang juga kompleks bagi saya.
Jadi saya ingin mengerti yg lebih kecil dulu.
Didasari pada fakta yg terjadi pada saat krisis moneter.
Ternyata ekonomi skala kecil dan menengah lebih liat dan kuat menghadapi masalah ekonomi makro.
Jadi saya ingin bertanya :
- sebetulnya berapa % sih nilai ekonomi publik dibanding ekonomi nasional (APBN/D dibanding PNB/PDRB) ?
- sebetulnya berapa % populasi yg bekerja disektor publik ?
- apa yg riil diprogramkan pemerintah dalam hal ekonomi mikro-menegah dan kesempatan kerja ?
- apa sih masalah pokok dalam hal kebutuhan pokok dalam semua : sandang, pangan, rumah, "kerja", pendidikan, kesehatan, perjalanan.
Nyuwun sewu, sekedar bertanya, karena ingin tahu.
Mohon maaf kalau tidak runtut.
Semoga Mas Pras & Mas Fuad kersa menjawab.
Salam hormat.
Prof Fuad:
Romo Hita Ingkang kinurmatan,
Pertama, bagaimana kondisi kesehatan penjenengan Romo ? Tak dungakke terus mugo-mugo Gusti Allah tansah menyayangi panjenengan, dan saya yakin panjenengan sudah recover jauh lebh baik nggih ! Itu nampak dari penerawangan saya lewat tulisan panjenengan. ......... koyok Pak Permadi wae yo Romo !
Soal ongko, mungkin Pak Prasetiyo dapat memberikan gambaran, karena beliau pernah mengkaji di tahun 2007-2010, saya sedang mengkaji data terakhir, di mana banyak data yang membingungkan, dan saya sedang mencoba meneliti apa sumbernya yang kurang akurat, apa metodanya yang salah, formulanya yang salah, opo yo pancen datane sing digawe mbingungke ........... he he he he !
Memang di negara yang teknologinya belum begitu baik, sering terjadi seperti itu. Ada satu contoh di salah satu perusahaan, yang melayani customers di beberapa wilayah. Masing-masing melayani customernya dengan sistem yang berbeda2. Entah bagaimana, nampaknya sistem itu sudah berjalan 8 tahun, dan laporan dari masing-masing wilayahnya ke Direksi dilakukan secara manual. Direksi meminta kepada saya untuk membantu agar semua data dapat diakses secara langsung oleh Direksi ( Direksi baru ). .......... ternyata masing-masing wilayah membeli sistem dari negara yang berbeda, menggunakan hardware dan software yang berbeda ......... dan tidak dapat diintegrasikan ......... wah yo piye maneh ! Terpaksa dirombak total dan perlu penanganan secara serius, termasuk menggarap orang-orang yang tidak mau berubah.
Wis saiki panjenengan ojo mikir kokehan, kanggo ngaso wahe romo, akupun wis mulai ngokehi nongkrong nang ngisor wit pelem, nyetel lagu-lagu 80 an lan 90 an sambil mancing, nyekel poci nasgithel, nganggo kolor wis uenak.
Sugeng ngabuburit !!!! Monggo Pak Pras, dipun paringi ongko-ongkonipun ! Wassalam, NF
Hitapriya:
Keng Prof Fuad Ingkang Kinurmatan,
Pertama, kondisi saya sudah maju banyak, tapi dari kondisi pulih masih jauh.
Karena memang pemulihan hanya bisa berjalan secara thimik2.
Ngetik di komputer sudah bisa dilakukan secara cukup lancar, walaupun belum secepat dulu.
Berjalan, sudah lumayan, walaupun belum bisa berjalan cepat. Berjalan cepat baru sedikit2 mencoba.
Matur nuwun juga, sudah diperingatkan aja mikir kakehan.
Tapi ini agak tergelitik, dan mumpung ada Mas Pras. Pengin sedikit belajar.
Matur nuwun perhatian dan doa Mas Fuad.
Tentang diskusi Ekonomi Nasional.
Saya, jelas sangat tidak tahu tentang hal ini, karena bukan profesi saya dan bukan latar belakang sekolah saya. Hanya tukang batu.
Tapi saya agak ingin tahu mengenai sistem ekonomi nasional ini.
Sekedar pengetahuan umum.
Coba kita batasi hanya melihat dinamika ekonomi nasional saja, dengan menganggap kondisi fiskal & moneter stabil.
Saya pikir ekonomi yg baik kalau dia bisa menghasilkan : pertumbuhan, pemerataan, kesempatan kerja & ketahanan yg baik.
Hal ini terutama dihasilkan oleh ekonomi privat dengan dukungan ekonomi publik.
Ekonomi mestinya harus mempunyai komposisi yg baik dalam hal, sektoral, hulu-hilir dan ukuran usaha yg baik.
Mekanisme yg terjadi juga harus baik.
Kita bukan sistem komunis. Jadi ekonomi privat praktis berjalan cukup bebas.
Jadi timbul pertanyaan : seberapa sih nilai ekonomi publik dibanding ekonomi privat.
Tadi ada diskusi tentang pengentasan kemiskinan dan sejenisnya.
Ada fakta yg bilang bahwa ekonomi skala mikro - menengah lebih tahan goncangan dari pada yg besar.
Saya berpikir salah satu faktor ketahanan ini adalah mereka tumbuh secara alamiah, tanpa fasilitas negara.
Jadi saya berpikir : ngopeni pengentasan kemiskinan, kebodohan dan ekonomi mikro-kecil-menegah menjadi sangat penting.
Nyuwun sewu, namung mekaten kemawon.
Salam hormat.
Prasetijono W :
Halo Mas Hita dan juga Mas Fuad serta kawan-kawan yang lain. Semoga Mas Hita semakin sehat wal'afiat.
Terima kasih atas responsnya. ini sambil ngabuburit sambil acara bukber di kantor, saya coba menyampaikan (sharing) saja apa yang saya ketahui. Persoalan ekonomi sebenarnya mengkait dimana-mana. Coba tanya ke bu dokter atau pak dokter, meskipun profesi kita berbeda pada akhirnya dalam keseharian akan terlibat dengan persoalan-persoalan ekonomi. termasuk tukang batu he...he...he.
Kebetulan kita ditugasi untuk ngurusi ekonominya negara (secara luas sebut saja pembangunan ekonomi atau secara menyeluruh pembangunan nasional), dan dalam PROSESnya tidak bisa dipisahkan antara politik dan ekonomi. Tugas pemerintah melalui APBN (Anggaran Pendapatan dan Belnja Negara) hanya mencakup sekitar 15-18% PDB (Produk Domestik Bruto). sisa nya adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh swasta dan masyarakat luas (termasuk pedagang asongan, tukang batu, dokter utk pelayanan kesehatan, dsb....dsb). Namun dalam tugas pemerintah melalui APBN dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar: (1) berupa kerangka regulasi (untuk mengatur), dan (2) kerangka anggaran yang benar-benar berupa program/kegiatan pemerintah yang anggarannya besar (infrastruktur, bantuan sosial, pendidikan, jaminan kesehatan, dsb).
Dalam prosesnya APBN (menurut UU) harus dibahas dan mendapat persetujuan DPR untuk menjadi UU APBN. Disinilah terjadi interaksi antara proses teknokratis dan politis. Makanya tidak heran kalau penyimpangan bisa saja (mungkin sering) terjadi pada saat pembahasan di DPR. Artinya dari rancangan awal Rencana Kerja Pemerintah bisa saja berubah setelah dibahas di DPR (Badan Anggaran ataupun di Komisi-Komisi). Kalau kepentingan politik masuk berarti keadaan menjadi semakin tidak stabil (tidak jelas) karena politisi bisa s aja membawakan aspirasi diri sendiri, kelompok, daerah konstituen, ataupun partai yang mendukung mereka. ini yang menjadikan proses pengambilan keputusan semakin kompleks. Contoh: jalan desa yang seharusnya lewat Desa A bisa saja berubah lewat Desa B karena vested interest. Masih banyak lagi contoh yang bisa diambil (nanti saja kalau ketemu darat kita diskusi).
Dengan demikian, semua keputusan ekonomi yang menyangkut masyarakat luas pada hakekatnya adalah merupakan suatu keputusan politik. Dalam teori kebijakan publik KKN dapat terjadi karena adanya kolusi antara BIROKRAT, POLITISI, dan PENGUSAHA. Masing-masing ber-KKN sesuai dengan ketemunya KEPENTINGAN diantara mereka (Topik ini bisa jadi bahan seminar).
Berubahnya lingkungan strategis (GLOBALISASI dan DESENTRALISASI) telah menyebabkan proses pengambilan keputusan dalam kebijakan publik juga berubah. Globalisasi cenderung kearah liberalisasi dan berbasis IPTEK yang mengutamakan daya saing dan produktivitas. Sementar a desentralisasi semakin menonjolkan peran DAERAH dalam pembangunan nasional. Kewenangan Pusat berkurang, sumber-sumber juga semakin mengalir ke Daerah. Makanya banyak daerah yang pengin mekar. Ini semua ada konsekuensi biaya ekonomi dan politik. Cilakanya pada saat yang sama kita dihadapkan pada berbagai persoaln yang saya sampaikan seperti kemiskinan, pengangguran, kebuthan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dll, dll.
Oleh karena itu dalam email saya yang pertama saya sampaikan bahwa persoalan leadership menjadi sangat penting terutama untuk membangun SINERGI antara puasat dan daerah, membangun sinergi antar sektor, untuk mengurangi tumpang tindih, dan untuk mencapai efektivitas suatu program atau kegiatan. Semakin kedepan semakin banyak persoalan yang bersifat lintas (cross cutting) yang harus dikeroyok oleh pihak terkait untuk memecahkannya. Disinilah prinsip GOTONG-ROYONG berlaku.
Sampai disini dulu ya, nanti disambung lagi. Mudah-mudah bermanfaat.
Salam,
Prasetijono Widjojo MJ
Dokter Astihoet:
Hidup ini sdh susah , sulit lagee .... Jangan dibuat lbh sulit lagi dg mikir
Urusane negoro.
Terus terang aku ora mudheng blass mslh ekonomi politik , ekonomi makro maupun mikro .... Ekonomi nasional , ek private ....
He he he .....tak pikir ekonomi kuwi mung mslh dol-tinuku ... ?
Mergo ora mudheng , yo ora iso takon ..he he he ...
Meskipun aku seneng maca , mengikuti diskusi ne para pakar bank Dunia .... ?
Monggo2 dilanjut mas Pras , mas Fuad .... Ngenani takonane mas Hita , aku yo pengin maca pencerahane ....mugo2 wae iso semakin cerah atau malah tambah ketok o'on .
He he he
Tks mas Pras .... Rodo ono pencerahan !
Shg timbul Pertanyaan saya (yg berdasar penalaran awam dan sdrhana), ojo digeguyu yo !
Kenapa interaksi antara politik - pemerintah/birokrat - pengusaha utk mewujudkan bangsa ind yg sejahtera kok mesti memikirkan golongan /pribadi duluan ?
Akhirnya ya tujuannya mensejahterakan golongan/pribadi .... ? Memikirkan utk rakyat mana ?
Bgmn kalo yg pegang tampuk pimpinan/pemerintahan bukan dari gol politik ?
Mis dari gol tehnokrat ... ?
Kira2 bgmn ya ... ?
Nyuwun sewu , meski tampak lugu ....tp ini pertanyaan sy yg timbul spontan dari lubuk hati yg paling dlm ...he he he ...
Suwun !
Herbud:
Wah itu bukan pertanyaan lugu mbak Asti....tapi pertanyaan yg sangat mendasar dan mewakili suara hati nurani rakyat banyak mbak....saya sangat mendukung pertanyaan itu....
Wassalam Herbud.
Prasetijono W:
Bu Dokter pertanyaannya mendasar dan sulit, karena menyangkut perubahan mindset atau pola pikir para politisi ataupun elit negeri. Kalau semua tertib hukum (mengikuti UUD) tentunya kepentingan rakyat harus nomor satu. Kepentingan individu atau golongan menjadi nomor belakangan. Globalisasi yg lebih dijiwai liberalisasi dilatarbelakangi oleh kepentingan individu dan peran swasta yang lebih besar. Desentralisasi lebih dijiwai oleh spirit negara federal yg konon kata politisi lebih demokratis. Padahal Indonesia bukan federal dan bukan berbasis individualistik. Shg penerapan Pancasila dan Pembukaan UUD menjadi sangat penting utk merubah mindset tsb. Mudah2an tidak menjadi bingung. Ini sambil acara bukber di kantor. Salam.
Dokter Marsito:
Ass.ww.
ikut urun rembug, berdasar pertanyaan Asti.
Masalahnya, amanh UU, mensyaratkan Presiden, Gubernur dan Bupati, untuk bisa mencalonkan diri harus didukung oleh Partai. Sementara itu partai mesti minta harga yg hitungannya puluhan, bahkan ratusan M utk bisa didukung partai. Jadi utk mencalonkan diri saja, calon pemimpin harus nombok. Yg akan dicari gantinya saat jadi pejabat.
Utk mengubah itu semua, harus ada perubahan UU, dan itu hanya bisa dilakukan di DPR.
Berat memang.
Prasetijono W:
Mas Hita, yang baik.
Urusan moneter (uang beredar, lalu-lintas devisa, pengendalian inflasi) sekarang menjadi kewenangan Bank Indonesia (UU Bank Sentral), pemerintah tdk bisa intervensi. Ibaratnya BI seperti Negara dalam Negara, pemerintah disalahkan kalau campur tangan. Urusan Fiskal (anggaran, pajak, cukai, dsb) menjadi tugasnya Menteri Keuangan, ini juga menurut UU Keuangan Negara. Shg utk stabilisasi dan menjaga tingkat inflasi memang perlu koordinasi antara BI dan Pemerintah (Menkeu). Kalau dulu jaman ORBA ada Dewan Moneter (dulu Bappenas masih ada peran, sekarang tidak lagi). Inflasi yg tinggi menyebabkan daya beli menurun, akibatnya dapat meningkatkan kemiskinan.
Sekarang aktornya semakin banyak (BI, Menkeu, Menteri-menteri, DPR, DPD, dsb). Bahkan LSM, Media dan Masyarakat luaspun bebas bicara semaunya (Apakah ini demokrasi?).
Menjadi PNS bertugas melayani publik menjadi semakin tidak menarik, harus dilandasi niat yang ikhlas dan siap dicaci orang. Kalau benar ya biasa2 saja dan memang sudah seharusnya, namun kalau salah dicemooh orang.
Menurut saya kuncinya memang leadership dan merealisasikan kepentingan rakyat dalam kebijakan dan program. Shg seorang elit negeri harus tahu maunya rakyat, harus tahu kebutuhan rakyat. Itu mestinya menjadi program prioritas pemenang Pemilu. Kemudian dibuktikan hasilnya dalam menjalankan pemerintahan. Manfaatnya dirasakan rakyat. Kalau dapat seperti ini saya yakin tanpa dimintapun rakyat akan mendukung.
Walahu.alam bishowab.
Wassalam,
PWMJ.
Hitapriya:
Teman Tld70 yang saya hormati,
Wah diskusinya menjadi lebih seru.
Setahu saya, mencalonkan diri menjadi Kepala Wilayah (Nas,Prov,Kab,Kot) tidak perlu didukung oleh Partai Politik.
Di AS & Eropa Barat setahu saya juga tidak. Bisa menjadi calon independen.
Tetapi untuk pemilihan besar, tidak akan bisa menang kalau tidak berasal dari Partai Politik.
Di AS pernah ada calon independen Ross Perrot, yang berhasil maju sampai election.
Jadi praktis calon independen hanya bisa menang diwilayah kecil, mis. county kalau di AS, kota kecil di Perancis, misal.
Nah sekarang kalau kita menganut sistem demokrasi, apalagi pemilihan langsung, maka harus ada organisasi cukup besar yang menangani hal ini.
Nah organisasi itu bernama Partai Politik.
Repotnya sistem politik kita, akibat reformasi yg kelewatan, menjadi tidak benar.
Dalam hal apa :
- belum mempunyai dasar ideologi yg baik
- masih berbasis paternalistik pada tokoh yg punya duit banyak : Hanura, Gerindra, dll. ada juga yg tidak.
- semua partai baru, yg belum kokoh ..... belum punya sistem kaderisasi yg baik .....
- mental belum baik, sehingga sangat berorientasi kekuasaan berbasis perduitan .....
- banyak partai yang hanya hangat2 tai ayam ......
- kita semua juga masih cukup bodoh dalam hal memilih wakil kita (masak Nazaruddin wakil dari Jatim ??, sangat aneh)
Memang dibanding kondisi Singapura, Malaysia, kondisi politik kita sangat tidak sehat.
Ya sudahlah, inilah jalan yg harus kita lewati. Perubahan, saya pikir, tidak bisa dilakukan secara sak det sak nyet. Sebaiknya gradual.
Cara revolusioner dengan kekerasan akan menghasilkan kondisi chaos.
Contoh : Irak, Revolusi Perancis, dll.
Sebagai rakyat kecil bukan politikus, cara terbaik adalah ikut pemilihan dengan pemahaman dan pilihan yg baik.
Ini hanyalah sekedar pikiran pribadi. Mudah2an ada benarnya.
HS.
Dokter Astihoet:
Ini omong2 kosong aja yaaa .....
Bgmn kalo pimpinan negara ini seorang ahli moneter yg menguasai seluk beluk ekonomi dunia , maupun nasional ....mis . Sri Mul .... ? Dia non parpol , dari kalangan intelektual ....
Akankah kemiskinan dijamin terangkat dlm wkt singkat ? Akankah Inflasi terkendali ? Akankah rupiah bermartabat dimata dunia ?
Blm tentu juga .... Krn problem negara kita bukan dikebijakan seorang tp sdh lbh ke System .... Scr sistemis !
Kalo memang hrs revolusi ? Siapa takut ....? He he he ...
Wallahualam bisawab ....
Hitapriya:
Mas Pras, yang budiman.
Wah ini, jadi kursus banyak sekali. Matur nuwun, matur nuwun sekali.
Saya sudah membayangkan bahwa menangani ekonomi nasional ini elemen/faktor yg berperan sangat banyak sekali.
Berati masalah yg sangat kompleks.
Tadi saya mencoba sedikit memahami (sebagai tukang batu) dengan cara membatasi masalah , anggap moneter & fiskal stabil.
Tapi, setelah diterangkan Mas Pras, jadi sedikit pengin lebih tahu ttg moneter & fiskal.
Baik moneter ditangani BI (sudah seperti negara maju) : uang beredar, lalu-lintas devisa & inflasi ...... apakah juga termasuk kurs ....
Terus instrumennya apa ya ?, apa : pemusnahan & pencetakan uang, kontrol tranksansi devisa, suku bunga BI, penggelontoran & penarikan devisa, penetapan kurs (mengambang, fix, dan yang lain). Apa benar Mas Pras, nyuwun sewu sak dermo mumpung ada Mas Pras.
Sekarang mengenai fiskal : anggaran, pajak, bea, cukai ..... apakah juga termasuk pemasukkan dari SDA yang besar2 : minyak, gas alam, dsb.
Wah ini sangat penting. Seperti apakah komposisi penerimaan APBN/D, berapa % pajak, bea&cukai dan SDA ?
Nah, disini kok sepertinya kita masih sangat2 kacau ...... nyuwun sewu hanya sedikit bertanya, mumpung ada Mas Pras.
Anggaran ...... nyuwun sewu, mengapa menganut anggaran defisit, apakah betul belanja modal relatif kecil dibanding belanja rutin (padahal tanggung jawab pemerintah kan : regulasi, infrastruktur, semua PSO) , apakah item penganggaran sudah sesuai dengan kebutuhan sehingga tidak perlu lagi realisasi yg bukan korupsi tapi masih harus me-reka2, dsb.
Pajak ....... wuiiih kok sepertinya kompleks, mengapa masih banyak yg bocor, berapa bocornya, apakah obyek, wajib dan tingkat pajak sudah baik, apakah distribusi pajak juga sudah tepat ? ....
Penerimaan SDA ..... rasanya kok ya masih banyak lemahnya, katanya Tembagapura banyak mengandung emas yang tidak masuk dalam kontrak konsensi, production sharing apa juga sudah baik ? ......
Nyuwun sewu Mas Pras, hanya sak dermo mumpung ada Mas Pras, kesempatan bagus untuk belajar.
Salam hormat.
HS
Hitapriya:
Asti yang terhormat,
(He, he, he, he, ...... agek iki ngaturi Asti yang terhormat).
Saya sangat setuju dengan Mas Pras tadi, yg penting leadership.
Tehnokrat lebih tepat untuk menangani masalah teknis ekonomi, teknis kesehatan, dll.
Salam.
HS
Dokter Marsito:
Asti,
Di Indonesia, sistem politik kita belum memungkinakan untuk itu. Barangkali Asti sudah baca tulisan Pras, bahwa APBN yg sudah dirancang oleh pemerintah baru bisa dilaksanakankalau DPR setuju. Memang Sri M bisa maju dg Partai SRI. Tetapi ketika dia, katakanlah, terpilih sebagai Presiden, namun Partainya tidak memperoleh kursi di DPR yg signifikan, bisa-bisa semua rencana program yg diajukan Sri M sebagai Presiden nggak bisa terlaksana. Makanya di DPR itu sekarang ada istilah "mafia anggaran". Itu yg terjadi saat ini,
Arief Djokobudiono:
Yth. Sedulur2.
Sejak tadi saya menyimak diskusi ini. Sambil terus ikut menyelami komentar dan pendapat teman2. Negara kita sangat luas, berbagai hal banyak yang harus ditampung.
Saya berdoa apa yang disampaikan Mas Pras, kita pada saatnya masih bisa meruhi kepemimpinan negarawan yang memiliki hati nurani. Pemimpin yang mampu membawa Indonesia Gemah Ripah Tata Tentrem Kerta Raharja, yang dilandasi dengan soft power dan smart power. Semoga kita masih bisa “menangi“.
Tadi siang saya juga sempat diskusi dengan isteri menteri, Ani Freddy Numberi cukup lama 2 jam, sesuai versi beliau tentang negara ini beliau melihat dari perspektif lain. Ing atase wong Papua. Menarik juga. Beliau bicara tentang memfasilitasi generasi muda mewadahi, dipersiapkan melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan negara kepulauan terbesar di dunia ini.
Semoga .....
ADB.
Prof. Masyhuri:
Jadi bagaimana memperbaiki masa depan bangsa ini?pengalaman masa reformasi ini siapapun presidennya hasilnya mengecewakan semua. Apabetul statemen bahwa demokrasi liberal tidak cocok utk negara berkembang, setelah maju baru cocok. Grand strategi negara adidaya adalah melemahkan negara berkembang dg mendukung demokrasi dan ham. Banyak contoh, pilipina dulu th 50an adalah negara maju asia no 2 stlah jepang, skr pasca marcos porak poranda, skr neg arab dihancurkan.
Salam
Mhr
Prof. Edhi Martono:
Salamualaikum:
Teman-teman, saya senang sekali bahwa media kecil yang kite miliki ini sungguh terus bertambah gayeng dengan berbagai isian yang memperkaya khasanah kita, lahir - batin. Mencari ilmu dan mendapatkan ilmu ternyata bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Kekayaan batin yang terus bertambah mudah-mudahan makin mengurangi grusa-grusu, menambah wawasan pertimbangan, tidak sembarangan menuduh (atau juga lengsung percaya), mengurangi fitnah dan pada akhirnya, mengakrabkan persaudaraan dan mengencangkan tali silaturahim. Mudah-mudahan akan selalu demikianlah adanya. Suatu jenis 'iktikaf ilmiah' luarbiasa oleh rekan2 sekalian, yang dimulai oleh mas Pras dengan renungannya! Semoga barokahNya senantiasa mengalir!
Satu lagi untuk rekan2 muslim: Ramadhan hampir usai. Kita waswas dan sedih, sebab rasanya hanya sedikit amal ibadah yang dapat kita lakukan. Namun semoga amal ibadah yang kita lakukan cukup berharga di hadapanNya. Selamat Idul Fitri 1342 H ... TaqobalalLahu minnaa wa minkum. Kulu'amin wa antum bi khaiirin ...
wassalam,
edmart & famili.
Prasetijono W:
Tks teman2 semua. Diskusi jadi ramai. Saya belum dengar komentar pak Sekjen EMEL yg ngurusi pengangguran.
Anyway, utk mas Hita, memang BI juga melakukan stabilisasi kurs. Ini tergantung seberapa kuat ekonomi kita (cadangan devisa dll). BI juga mengendalikan inflasi melalui inflation targeting, shg mereka hati2 sekali dalam menentuka bunga SBI. Biasanya bunga SBI akan dipasang cukup tinggi agar ngerem inflasi. Namun akibatnya sektor riil bisa melambat. Disinilah debat antara kelompok monetarist (spt Boediono) dengan kelompok strukturalist Keynesian yg lebih percaya kpd manajemen sektor riil, bukan manajemen moneter. Padahal kesejahteraan rakyat akan meningkat secara kongkrit kalau sektor riil bergerak. Meskipun kalau inflasi tinggi juga akan menggerus daya beli. Disinilah diperlukan koordinasi fiskal dan moneter. Dulu jaman ORBA pak Harto betul2 memperkuat koordinasi itu melalui peran Bappenas (Widjojo Nitisastro dkk). Selama 25 tahun ekonomi bisa tumbuh 7%. Ini jaman sentralistik yg cenderung otoriter dan collapse mengikuti krisis 1997/1998.
Sekarang di era reformasi, UUD sudah diamandemen 4 kali. Indonesia gambarannya menurut saya seperti BANCI (gak jelas). Pemerintahannya Presidensiil tetapi praktek politiknya seperti federal dan ada bikameral (DPR dan DPD). MPR bukan lagi lembaga tertinggi yang menentukan GBHN, tetapi hanya ceremonial saja (seperti Joint Session DPR dan DPD).
Kalau aspirasi rakyat dapat ditampung di DPR dan DPD mungkin tidak masalah. Namun sering aspirasi tsb tidak dapat disalurkan via wakil rakyat. Akhirnya yang muncul adalah demo jalanan, thawaf di bunderan HI dsb. Bahkan ini menimbulkan bisnis baru Demo bayaran. Inilah potret politik era reformasi kita.
Manajemen pembangunan juga semakin kompleks karena Kabinetnya PELANGI, karena sebagian para menteri berasal dari partai-partai bukan pemenang Pemilu. Makanya pak Marsito betul bu dokter, siapapun Presidennya akan mengalami hal yang sama. Akan mudah ditekan oleh DPR. Kecuali dia (Presiden) punya strong leadership yang bisa ngayomi dan diterima oleh semua stakeholders.
Mungkin sekian dulu, nanti disambung lagi. Salam.
PWMJ.
Sudjendro:
Mas Prasetijono...bravo, salut buat mas Pras..telah memberikan gambaran ekonomi nasional secara luas walaupun hanya sekilas. Alhamdulillah mendapat respon positip dari komunitas kita ini. Saya senang sekali kalau apa yang disampaikan mas Pras ini dapat di break down per sektoral oleh teman2 yang membidangi di lapangan setidaknya menurut pengalaman masing-masing, misal sektor kesehatan (banyak dokter di komunitas ini), sektor pendidikan, sektor tenaga kerja, sektor konstruksi, sektor pertanian, sektor budaya dll. Selamat bekerja. Maju terus pantang mundur..!
Salam buat semua,
-sudjendro-
Dokter Astihoet:
@pak Masyhuri :
Memang kondisi masy kita blm saatnya dipimpin scr demokrasi liberal ... Makanya siapapun presidennya .... Msh mengecewakan , krn masalahnya systemis , sdh kadhung menggurita .... Tdk bisa dg tebang pilih ,
Hrsnya dihabisi semua , ganti total ....revolusi namanya .... ?
Sudjendro:
Mbak Asti..
"Revolusi total..?" Kalau ada "sistem" yang lebih baik kenapa tidak..!
Salam,
Herbud:
Kiai Mustofa Bisri pernah menyampaikan, bahwa untuk menyelesaikan permasalahan di Indonesia...harus dilakukan "Revolusi Mental".....jadi usulan mbak Asti...betul sekali..
Wassalam Herbud.
Sudjendro:
Mas Herbud...saya setuju. Saya masih ingat di jaman ORBA pernah didengungkan bahwa pembangunan Indonesia adalah pembangunan manusia seutuhnya yaitu pembangunan fisik dan mental. Rupanya pembangunan mentalnya kedodoran sehingga timbullah "kesenjangan" seperti apa yang dikemukakan mas Pras..
salam,
Prasetijono W:
Teman2 Ytc.
Memang betul yg disampaikan teman2 ada persoalan mentalitas yg hanya Allah yang mengetahui (seperti kata mas NF). Saya setuju. Makanya saya tidak berani masuk ke area itu (bukan experties saya). Saya sebut dalam posting saya perlu merubah MINDSET para ELIT NEGERI. Pola pikir pada dasarnya memang dilatarbelakangi oleh BELIEFS atau KEYAKINAN yang kalau dipraktekkan terus menerus akan menjadi KEBIASAAN, selanjutnya menjadi ADAT ISTIADAT, dan akhirnya menjadi BUDAYA. Proses terbentuknya budaya tsb terjadi mulai dari masing2 individu kemudian pada satu kelompok sosial (karena interaksi individu), akhirnya menjadi budaya suatu kaum, suku, atau budaya bangsa.
Mas NF betul sekali, karena dalam Al-Quran juga sdh dijelaskan (Surah Al-Hujurat ayat 13): bahwa Allah menjadikan manusia dari seorang laki-laki dan wanita, dijadikan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa, untuk saling mengenal. Namun yang lebih mulia di hadapan Allah adalah mereka yang bertakwa.
Seandainya betul bahwa KKN sudah menjadi suatu budaya bangsa kita, wah ini berat sekali merubahnya. Tetapi kalau hanya para elit saja yang KKN, mungkin people's power seperti di Philippine masih bisa merubah situasi. Seperti yg terjadi saat krisis Mei th 97/98 di Indonesia.
Pada akhirnya memang persoalan leadership (pada setiap tingkatan pemerintahan) menjadi sangat menentukan untuk membangun negeri ini dengan baik. Apalagi sekarang ada desentralisasi.
Pertanyaan mas Hita soal BI sangat spesifik dan teknis, mungkin saya respon agak belakangan. Atau benar mas NF kalau bisa ketemu darat lebih gayeng.
Walahu'alam bishowab.
Wassalam,
PWMJ.
TINJAUAN PEMBANGUNAN EKONOMI NASIONAL: Sebuah Catatan Kecil.
Sejalan dengan perkembangan ekonomi nasional, Indonesia sudah masuk dalam kategori Negara Pendapatan Menengah (Middle Income Country atau MIC) dengan pendapatan per capita sekitar USD 3000 per tahun, namun masih pada lapis bawah pada kelompok MIC dan berbagai persoalan masih harus dihadapi oleh Indonesia.
Persoalan-persoalan pokok tersebut antara lain: KEMISKINAN, PENGANGGURAN, KESENJANGAN, KORUPSI dan Lemahnya KEPEMIMPINAN. Serta berbagai persoalan dalam konteks GLOBALISASI maupun DESENTRALISASI.
Pada era REFORMASI ini Indonesia juga dihadaplkan pada perubahan mendasar dalam lingkungan strategis sebagai akibat GLOBALISASI dan OTONOMI DAERAH (Desentralisasi). Perubahan mendasar ini telah membawa kepada perubahan dalam Sistem Perundang-undangan di banyak bidang (Bidang Politik, Ekonomi dan Keuangan, Sosial, maupun secara Sektoral).
Tingkat kemiskinan sekalipun sudah menurun namun masih tinggi sekitar 30,02 juta penduduk masih hidup di bawah garis kemiskinan atau 12,49% pada Maret 2011 (Sumber: BPS).
Tingkat Pengangguran Terbuka (Open Unemployment Rate) sebesar 6,80% atau sebanyak 8,12 juta orang masih menganggur pada bulan Februari 2011 (Sumber: BPS). Meskipun cenderung menurun.
Pada saat yang sama Indonesia dihadapkan pada persoalan ketimpangaan atau kesenjangan (inequality) seperti: kesenjangan dalam distribusi pendapatan, akses terhadap pelayanan dasar (pendidikan, kesehatan, air bersih dll.) Maupun kesenjangan akses terhadap infrastruktur (jalan, jembatan, listrik, dan infrastruktur keterhubungan lainnya).
Kesenjangan sektoral juga dibarengi dengan kesenjangan wilayah, dimana pembangunan belum dapat dirasakan manfaatnya secara merata (menurut kewilayahan). Indonesia masih menghadapi problem daerah tertinggal atau disadvantaged areas dengan segala persoalannya. Disamping itu masih dihadapi juga persoalan-2 di daerah terpencil, terisolir, perbatasan, dll.
Persoalan-persoalan di atas menuntut adanya solusi-solusi yang tepat dan terkadang harus cepat, yang diselesaikan secara komprehensive dan sering bersifat lintas (cross-cutting), serta menuntut adanya kepemimpinan yang kuat, tegas dan decisive. Ketidak merataan dan ketidak adilan memerlukan langkah-langkah kebijakan yang berpihak (affirmative policies and actions) agar lebih tepat sasaran dan efektif, dengan target yang jelas dan terukur dalam merespon persoalan kesenjangan.
Keterbatasan sumber-sumber (SDA, SDM, Sumber Pendanaan, Sumber-2 lain) harus dapat dimanfaatkan secara optimal demi peningkatan kesejahteraan rakyat. Dalam konteks ini pemberantasan korupsi dan penegakkan hukum harus menjadi prioritas untuk menghindari kebocoran (leakages) dan inefisiensi dalam pengelolaan sumber-sumber. Dalam pemberantasan korupsi tidak boleh Tebang Pilih, harus Tidak Pandang Bulu dan tidak boleh hanya didasari kepentingan sesaat demi diri sendiri ataupun kelompoknya (vested interest). Fenomena korupsi tidak hanya dilakukan secara individu tetapi juga berkelompok (berjamaah). Good governance baik di sektor publik maupun swasta harus ditegakkan.
Penanggulangan kemiskinan tidak bisa hanya dilakukan dengan program-program yang sifatnya adhoc dan tidak ada keberlanjutan (baik di pusat maupun daerah). Modal sosial (Social Capital) harus terus dibangun berdasar prinsip Gotong Royong untuk menjamin keberlanjutan sosial (Social Sustainability) melalui proses yang demokratis (musyawarah mufakat) dan partisipatif dengan melibatkan masyarakat miskin, serta dengan memperhatikan kearifan lokal (local wisdom). Social Sustainability yang dibangun harus dibarengi dengan Economic Sustainability agar masyarakat miskin tidak kembali jatuh miskin, terutama apabila terjadi goncangan ekonomi (negative economic shocks). Kelompok masyarakat miskin harus Mandiri dan mampu mengentaskan diri mereka dari kemiskinan. Keluar dari perangkap kemiskinan (Poverty Trap). Sehingga mereka mampu memenuhi kebutuhan mereka (terutama kebutuhan dasar), mereka menjadi lebih produktif dan mampu meningkatkan pendapatan mereka (ada peningkatan daya beli) dengan mempunyai pekerjaan yang tetap dan memadai (decent jobs).
Tingkat pengangguran terbuka dapat diturunkan secara lebih signifikan melalui kebijakan dan program-progran perluasan kesempatan kerja. Tenaga kerja perlu disiapkan (dengan pelatihan) dan penyediaan akses terhadap informasi pasar kerja, ditingkatkan kompetensinya (melalui sertifikasi) sehingga mampu bersaing baik di pasar domestik maupun internasional. Disamping itu pembangunan juga harus mampu menciptakan tenaga kerja yang tidak hanya mampu MENCARI Kerja tetapi juga mampu MENCIPTAKAN lapangan kerja. Dalam hal ini kemampuan ketrampilan TK harus terus ditingkatkan dan pengembangan kewirausahaan (entrepreneurship) harus terus digalakkan.
Untuk tidak terjebak dalam MIC trap maka tingkat pendapatan nasional harus terus ditingkatkan. Pertumbuhan ekonomi harus terus didorong dan diperluas pusat-pusat pertumbuhannya agar kue pembangunan dapat terus ditingkatkan dan dinikmati oleh seluruh rakyat.
Secara umum karena sebagian besar penduduk Indonesia tinggal di perdesaan (sektor pertanian), maka pembangunan perdesaan (pertanian) harus menjadi prioritas. Namun kita juga harus mengutamakan peningkatan nilai tambah di dalam negeri dengan mempertimbangkan rantai nilai (value chain) dalam melaksanakan pembangunan.
Tantangan dan persoalan dalam konteks desentralisasi juga masih banyak. PEMEKARAN daerah yang terjadi dengan cepat telah mengakibatkan RESOURCES' ALLOCATION lebih banyak terarah kepada kebutuhan Overhead Costs dan biaya aparat. Sehingga manfaat langsung yang dirasakan rakyat belumlah optimal. Pembangunan daerah padahal menjadi kunci dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat secara lebih merata dan berkeadilan.
Peran di kancah internasional perlu juga direvitalisasi untuk memberantas penjajahan dan penindasan. Diplomasi internasional (Politik, Ekonomi, maupun Budaya) merupakan kunci kesuksesan Indonesia dalam rangka melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi.
Untuk melindungi segenap bangsa Indonesia, Ketahanan Nasional harus dapat diterjemahkan secara kongkrit dalam bentuk kebijakan maupun langkah-langkah untuk mewujudkan ketahanan politik, ekonomi, dan budaya, serta dalam konteks Ketahanan Rakyat secara luas.
Semoga catatan ini dapat bermanfaat.
Jakarta, Hari ke 23, Bulan Ramadhan 1432H.
(Prasetijono Widjojo MJ)
Prinsip-Prinsip:
1. Untuk mewujudkan Negara Indonesia yang Merdeka, Bersatu, Berdaulat, Adil dan Makmur, maka Panca Sila harus ditegakkan.
2. Pembukaan UUD 1945 diterjemahkan ke dalam bentuk operasional untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang Adil dan Makmur.
3. Keutuhan NKRI harus dijaga dan terus dipertahankan dengan semangat Persatuan yang dijiwai ole Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.
4. Kekayaan Nusantara yang beragam di bidang ekonomi, sosial, dan budaya dikelola dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa. Sehingga kohesivitas nasional akan terbangun kokoh. Semangat persatuan semakin kuat tertanam dalam jiwa rakyat Indonesia.
5. Transformasi Bangsa Indonesia menuju bangsa yang lebih maju ditujukan untuk memberantas penjajahan dan penindasan dalam segala bentuknya berdasarkan Perdamaian Abadi dan Keadilan Sosial.
6. Pembangunan Nasional diperkokoh dan dipercepat dengan memanfaatkan IPTEK secara cerdas, dengan mempertimbangkan kelestarian lingkungan.kelestarian lingkungan.
KOMENTAR, KOMENTAR DAN KOMENTAR:
Prof Masyhuri:
Trims mas pras, sering2 aja nulis di milis spt inin sangat most welcome. Pak sekjend purlu sharing juga
Salam
Mhr
Prof Fuad:
Yth. Pak Prasetiyo W.,
Maos tulisan panjenengan meniko, matur kesuwun sanget. Kulo inggih saweg
nggarap proyekipun TNP2K, nanging bingung sanget soalipun amben minggu dipun
paringin data ingkang benten-benten lan kadang-kadang jumpalitan. Kulo
mboten wantun komenten, amargi sak meniko sak saweg ruwet sanget. TV One,
Metro TV, Global TV, Trans TV saweg koprol sedoyo. Ugi poro eksekutif,
yudikatif, legislatif sedoyo sami udrek piyambak. Menopo mboten wonten
ingkang mbisiki ingkang lngkung sae menopo nggih ?????
Mugi-mugi kondisi LYBIA mboten nular dateng Indonesia. Wassalam, NF
Prasetijono W:
Prof. Noor Fuad Yth.
Saya dulu sempat menangani kemiskinan di Bappenas selama hampir tiga tahun pada 2007-2010. Sekarang saya menangani ekonomi secara luas. Persoalan mendasar yang dihadapi (termasuk oleh TNP2K) adalah sinergi antara Pusat dan Daerah. Persoalan kemiskinan seharusnya menjadi komitmen seluruh komponen bangsa. Sehingga upaya penurunan kemiskinan benar-benar dilaksanakan oleh seluruh stakeholders baik di pusat maupun di daerah. Untuk menghasilkan program yang efektif jelas bahwa data yang akurat menjadi sangat penting. Sementara ini data terbaik yang kita punyai adalah data BPS, yaitu Data Makro (dasarnya Susenas) dan Data Mikro yang didapat dari PPLS08 (Pendataan Perlindungan Sosial) yang pernah dilakukan di tahun 2008 dan tahun 2011 ini akan diupdate. Data makro hanya memberikan gambaran umum angka kemiskinan di tingkat nasional dan propinsi di daerah perkotaan dan perdesaan sesuai Garis kemiskinan yang ditetapkan. Sementara data mikro (PPLS08) memberikan gambaran RT miskin by name by address sehingga kita tahu persis siapa yang termasuk kelompok miskin pada tingkat rumah tangga. Data PPLS dikelompokkan menjadi data RT Sangat Miskin, RT Miskin, dan RT Hampir Miskin. Data mikro ini diharapkan dapat memperbaiki targetingnya. Di media, para pengamat dan politisi memang seringkali memperdebatkan soal metodologi pengumpulan data dan definisinya. Namun mereka juga tidak secara jelas memberikan solusinya. Data BPS akan terus diperbaiki agar lebih realistis sesuai dengan perkembangan.
Dari sisi pemerintah, ada dua kelompok program yang secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh kepada penurunan kemiskinan. Pertama, program yang bersifat umum (untargeted) yang sasarannya luas dan kita tidak dapat mengidentifikasikan secara by name by address siapa penerima manfaatnya. Program-program umum ini biasanya lebih menyeluruh sifatnya seperti program pendidikan, pelayanan kesehatan, dsb. Kedua, ada juga program-program yang lebih jelas targetnya seperti PKH (Program Keluarga Harapan), PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat), Pelayanan Kesehatan untuk orang miskin (Jamkesmas), RASKIN (Beras untuk orang miskin), dan Bea Siswa untuk orang miskin. Program-program ini terus diperbaiki dalam konteks pelaksanaannya maupun deain programnya.
Persoalan di daerah adalah begitu cepatnya pemekaran daerah (dalam satu sistem politik multi partai) menyebabkan semakin sulitnya koordinasi Pusat-Daerah. Banyak anggaran teralokasikan untuk kebutuhan aparat, belanja barang, maupun overhead-cost, sementara anggaran untuk menanggulangi kemiskinan masih kurang. Manfaat yang dirasakan oleh rakyat miskin masih kurang pula. Pada saat yang sama desentralisasi kewenangan maupun keuangan kadang dibarengi dengan maraknya inefisiensi maupun pemburu rente di tingk at daerah. Akibatnya dana yang terbatas tidak dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menurunkan kemiskinan dan pengangguran.
TNP2K menurut saya sudah harus berfikir lebih maju tidak hanya sekedar membangun modal sosial tetapi juga modal ekonomi bagi masyarakat miskin agar mereka benar-benar terentaskan dari perangkap kemiskinan. Demikian sharing saya Prof. Fuad. Semoga bermanfaat. UNtuk teman-teman yang berkenan terhadap posting ini (mungkin terlalu jauh dari bidang profesinya), email ini bisa langsung dihapus saja.
Wassalam,
PWMJ.
Prof Fuad:
Ysh. Prof. Prasetiyo Widjojo,
Wah pancen inggih Pak Pras, sunggguh membingungkan, karena dari Data Mikro, saya menemukan data kok Bupati termasuk dalam daftar orang termiskin ??????? Big Question Mark ???
Jadi dalam diskusi malah ngelatur, teman-teman ngomongnya : O sing jenenge Fulan, M.Sc kuwi pancen bener wong miskin kok ....... soale deweke kuwi Mantan Sopir camat ( MSc ) lan sing Ph.D. kuwi pancen sugih tenan ........ soale Pernah haji Duakali. he he he he he. Wah matur kesuwun nggih Pak Pras, informasinipun ! Kita mau ketemuan, belum jadi-jadi nih !!!
Wassalam, NF.
Hitapriya:
Ingkang Kinurmatan Mas Prasetyo & Mas Fuad,
Membaca tulisan anda berdua, wah bagi saya seperti melihat bulan dan bintang dilangit.
Terlihat dengan jelas tapi susah dimengerti dan terjangkau pikiran. Maklum saya sekedar seorang yg sekolahnya tukang batu.
Tapi saya bisa mengerti kalau hal ini merupakan sesuatu yang sangat penting dan sangat menarik.
Nyuwun sewu, saya hanya sekedar mencoba mengerti.
Oleh karena itu saya hanya ingin nyuwun pirsa. Semoga dijawab oleh Mas Pras & Mas Fuad.
Mas Pras menyebutkan hal yang sangat menyeluruh dalam hal ekonomi :
- kondisi lingkungan strategis yg sudah berubah drastis : globalisasi, desentralisasi dan tentu saja reformasi politik yg keblabasen dlm hal tertentu
- overhead cost yg terlalu mahal, baik biaya pemerintah maupun biaya politik
- pertumbuhan & distribusi ekonomi yg jauh dari baik
- ketahanan ekonomi
- pemanfaatan sumber daya nasional yg tidak efisien/optimal
Saya jadi berpikir begini :
Wah ini masalah yg sangat kompleks sekali (tentu saja tidak bagi mas Pras).
Masalah ekonomi dikaitkan dengan masalah politik. Tentu saja ada kaitannya, tapi saya pikir kompleks.
Bisakah saya mengerti dengan disederhanakan dulu saja. Ekonomi jangan dikaitkan dg politik dulu.
Kalau mau melakukan perbaikan sistem harus mulai dari mana, dengan cara apa ?
Inipun masih sangat besar bagi saya.
Ada masalah makro & mikro, ada masalah ekonomi privat & publik yg saling terkait.
Ada masalah pertumbuhan & distribusi ekonomi yang juga kompleks bagi saya.
Jadi saya ingin mengerti yg lebih kecil dulu.
Didasari pada fakta yg terjadi pada saat krisis moneter.
Ternyata ekonomi skala kecil dan menengah lebih liat dan kuat menghadapi masalah ekonomi makro.
Jadi saya ingin bertanya :
- sebetulnya berapa % sih nilai ekonomi publik dibanding ekonomi nasional (APBN/D dibanding PNB/PDRB) ?
- sebetulnya berapa % populasi yg bekerja disektor publik ?
- apa yg riil diprogramkan pemerintah dalam hal ekonomi mikro-menegah dan kesempatan kerja ?
- apa sih masalah pokok dalam hal kebutuhan pokok dalam semua : sandang, pangan, rumah, "kerja", pendidikan, kesehatan, perjalanan.
Nyuwun sewu, sekedar bertanya, karena ingin tahu.
Mohon maaf kalau tidak runtut.
Semoga Mas Pras & Mas Fuad kersa menjawab.
Salam hormat.
Prof Fuad:
Romo Hita Ingkang kinurmatan,
Pertama, bagaimana kondisi kesehatan penjenengan Romo ? Tak dungakke terus mugo-mugo Gusti Allah tansah menyayangi panjenengan, dan saya yakin panjenengan sudah recover jauh lebh baik nggih ! Itu nampak dari penerawangan saya lewat tulisan panjenengan. ......... koyok Pak Permadi wae yo Romo !
Soal ongko, mungkin Pak Prasetiyo dapat memberikan gambaran, karena beliau pernah mengkaji di tahun 2007-2010, saya sedang mengkaji data terakhir, di mana banyak data yang membingungkan, dan saya sedang mencoba meneliti apa sumbernya yang kurang akurat, apa metodanya yang salah, formulanya yang salah, opo yo pancen datane sing digawe mbingungke ........... he he he he !
Memang di negara yang teknologinya belum begitu baik, sering terjadi seperti itu. Ada satu contoh di salah satu perusahaan, yang melayani customers di beberapa wilayah. Masing-masing melayani customernya dengan sistem yang berbeda2. Entah bagaimana, nampaknya sistem itu sudah berjalan 8 tahun, dan laporan dari masing-masing wilayahnya ke Direksi dilakukan secara manual. Direksi meminta kepada saya untuk membantu agar semua data dapat diakses secara langsung oleh Direksi ( Direksi baru ). .......... ternyata masing-masing wilayah membeli sistem dari negara yang berbeda, menggunakan hardware dan software yang berbeda ......... dan tidak dapat diintegrasikan ......... wah yo piye maneh ! Terpaksa dirombak total dan perlu penanganan secara serius, termasuk menggarap orang-orang yang tidak mau berubah.
Wis saiki panjenengan ojo mikir kokehan, kanggo ngaso wahe romo, akupun wis mulai ngokehi nongkrong nang ngisor wit pelem, nyetel lagu-lagu 80 an lan 90 an sambil mancing, nyekel poci nasgithel, nganggo kolor wis uenak.
Sugeng ngabuburit !!!! Monggo Pak Pras, dipun paringi ongko-ongkonipun ! Wassalam, NF
Hitapriya:
Keng Prof Fuad Ingkang Kinurmatan,
Pertama, kondisi saya sudah maju banyak, tapi dari kondisi pulih masih jauh.
Karena memang pemulihan hanya bisa berjalan secara thimik2.
Ngetik di komputer sudah bisa dilakukan secara cukup lancar, walaupun belum secepat dulu.
Berjalan, sudah lumayan, walaupun belum bisa berjalan cepat. Berjalan cepat baru sedikit2 mencoba.
Matur nuwun juga, sudah diperingatkan aja mikir kakehan.
Tapi ini agak tergelitik, dan mumpung ada Mas Pras. Pengin sedikit belajar.
Matur nuwun perhatian dan doa Mas Fuad.
Tentang diskusi Ekonomi Nasional.
Saya, jelas sangat tidak tahu tentang hal ini, karena bukan profesi saya dan bukan latar belakang sekolah saya. Hanya tukang batu.
Tapi saya agak ingin tahu mengenai sistem ekonomi nasional ini.
Sekedar pengetahuan umum.
Coba kita batasi hanya melihat dinamika ekonomi nasional saja, dengan menganggap kondisi fiskal & moneter stabil.
Saya pikir ekonomi yg baik kalau dia bisa menghasilkan : pertumbuhan, pemerataan, kesempatan kerja & ketahanan yg baik.
Hal ini terutama dihasilkan oleh ekonomi privat dengan dukungan ekonomi publik.
Ekonomi mestinya harus mempunyai komposisi yg baik dalam hal, sektoral, hulu-hilir dan ukuran usaha yg baik.
Mekanisme yg terjadi juga harus baik.
Kita bukan sistem komunis. Jadi ekonomi privat praktis berjalan cukup bebas.
Jadi timbul pertanyaan : seberapa sih nilai ekonomi publik dibanding ekonomi privat.
Tadi ada diskusi tentang pengentasan kemiskinan dan sejenisnya.
Ada fakta yg bilang bahwa ekonomi skala mikro - menengah lebih tahan goncangan dari pada yg besar.
Saya berpikir salah satu faktor ketahanan ini adalah mereka tumbuh secara alamiah, tanpa fasilitas negara.
Jadi saya berpikir : ngopeni pengentasan kemiskinan, kebodohan dan ekonomi mikro-kecil-menegah menjadi sangat penting.
Nyuwun sewu, namung mekaten kemawon.
Salam hormat.
Prasetijono W :
Halo Mas Hita dan juga Mas Fuad serta kawan-kawan yang lain. Semoga Mas Hita semakin sehat wal'afiat.
Terima kasih atas responsnya. ini sambil ngabuburit sambil acara bukber di kantor, saya coba menyampaikan (sharing) saja apa yang saya ketahui. Persoalan ekonomi sebenarnya mengkait dimana-mana. Coba tanya ke bu dokter atau pak dokter, meskipun profesi kita berbeda pada akhirnya dalam keseharian akan terlibat dengan persoalan-persoalan ekonomi. termasuk tukang batu he...he...he.
Kebetulan kita ditugasi untuk ngurusi ekonominya negara (secara luas sebut saja pembangunan ekonomi atau secara menyeluruh pembangunan nasional), dan dalam PROSESnya tidak bisa dipisahkan antara politik dan ekonomi. Tugas pemerintah melalui APBN (Anggaran Pendapatan dan Belnja Negara) hanya mencakup sekitar 15-18% PDB (Produk Domestik Bruto). sisa nya adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh swasta dan masyarakat luas (termasuk pedagang asongan, tukang batu, dokter utk pelayanan kesehatan, dsb....dsb). Namun dalam tugas pemerintah melalui APBN dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar: (1) berupa kerangka regulasi (untuk mengatur), dan (2) kerangka anggaran yang benar-benar berupa program/kegiatan pemerintah yang anggarannya besar (infrastruktur, bantuan sosial, pendidikan, jaminan kesehatan, dsb).
Dalam prosesnya APBN (menurut UU) harus dibahas dan mendapat persetujuan DPR untuk menjadi UU APBN. Disinilah terjadi interaksi antara proses teknokratis dan politis. Makanya tidak heran kalau penyimpangan bisa saja (mungkin sering) terjadi pada saat pembahasan di DPR. Artinya dari rancangan awal Rencana Kerja Pemerintah bisa saja berubah setelah dibahas di DPR (Badan Anggaran ataupun di Komisi-Komisi). Kalau kepentingan politik masuk berarti keadaan menjadi semakin tidak stabil (tidak jelas) karena politisi bisa s aja membawakan aspirasi diri sendiri, kelompok, daerah konstituen, ataupun partai yang mendukung mereka. ini yang menjadikan proses pengambilan keputusan semakin kompleks. Contoh: jalan desa yang seharusnya lewat Desa A bisa saja berubah lewat Desa B karena vested interest. Masih banyak lagi contoh yang bisa diambil (nanti saja kalau ketemu darat kita diskusi).
Dengan demikian, semua keputusan ekonomi yang menyangkut masyarakat luas pada hakekatnya adalah merupakan suatu keputusan politik. Dalam teori kebijakan publik KKN dapat terjadi karena adanya kolusi antara BIROKRAT, POLITISI, dan PENGUSAHA. Masing-masing ber-KKN sesuai dengan ketemunya KEPENTINGAN diantara mereka (Topik ini bisa jadi bahan seminar).
Berubahnya lingkungan strategis (GLOBALISASI dan DESENTRALISASI) telah menyebabkan proses pengambilan keputusan dalam kebijakan publik juga berubah. Globalisasi cenderung kearah liberalisasi dan berbasis IPTEK yang mengutamakan daya saing dan produktivitas. Sementar a desentralisasi semakin menonjolkan peran DAERAH dalam pembangunan nasional. Kewenangan Pusat berkurang, sumber-sumber juga semakin mengalir ke Daerah. Makanya banyak daerah yang pengin mekar. Ini semua ada konsekuensi biaya ekonomi dan politik. Cilakanya pada saat yang sama kita dihadapkan pada berbagai persoaln yang saya sampaikan seperti kemiskinan, pengangguran, kebuthan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dll, dll.
Oleh karena itu dalam email saya yang pertama saya sampaikan bahwa persoalan leadership menjadi sangat penting terutama untuk membangun SINERGI antara puasat dan daerah, membangun sinergi antar sektor, untuk mengurangi tumpang tindih, dan untuk mencapai efektivitas suatu program atau kegiatan. Semakin kedepan semakin banyak persoalan yang bersifat lintas (cross cutting) yang harus dikeroyok oleh pihak terkait untuk memecahkannya. Disinilah prinsip GOTONG-ROYONG berlaku.
Sampai disini dulu ya, nanti disambung lagi. Mudah-mudah bermanfaat.
Salam,
Prasetijono Widjojo MJ
Dokter Astihoet:
Hidup ini sdh susah , sulit lagee .... Jangan dibuat lbh sulit lagi dg mikir
Urusane negoro.
Terus terang aku ora mudheng blass mslh ekonomi politik , ekonomi makro maupun mikro .... Ekonomi nasional , ek private ....
He he he .....tak pikir ekonomi kuwi mung mslh dol-tinuku ... ?
Mergo ora mudheng , yo ora iso takon ..he he he ...
Meskipun aku seneng maca , mengikuti diskusi ne para pakar bank Dunia .... ?
Monggo2 dilanjut mas Pras , mas Fuad .... Ngenani takonane mas Hita , aku yo pengin maca pencerahane ....mugo2 wae iso semakin cerah atau malah tambah ketok o'on .
He he he
Tks mas Pras .... Rodo ono pencerahan !
Shg timbul Pertanyaan saya (yg berdasar penalaran awam dan sdrhana), ojo digeguyu yo !
Kenapa interaksi antara politik - pemerintah/birokrat - pengusaha utk mewujudkan bangsa ind yg sejahtera kok mesti memikirkan golongan /pribadi duluan ?
Akhirnya ya tujuannya mensejahterakan golongan/pribadi .... ? Memikirkan utk rakyat mana ?
Bgmn kalo yg pegang tampuk pimpinan/pemerintahan bukan dari gol politik ?
Mis dari gol tehnokrat ... ?
Kira2 bgmn ya ... ?
Nyuwun sewu , meski tampak lugu ....tp ini pertanyaan sy yg timbul spontan dari lubuk hati yg paling dlm ...he he he ...
Suwun !
Herbud:
Wah itu bukan pertanyaan lugu mbak Asti....tapi pertanyaan yg sangat mendasar dan mewakili suara hati nurani rakyat banyak mbak....saya sangat mendukung pertanyaan itu....
Wassalam Herbud.
Prasetijono W:
Bu Dokter pertanyaannya mendasar dan sulit, karena menyangkut perubahan mindset atau pola pikir para politisi ataupun elit negeri. Kalau semua tertib hukum (mengikuti UUD) tentunya kepentingan rakyat harus nomor satu. Kepentingan individu atau golongan menjadi nomor belakangan. Globalisasi yg lebih dijiwai liberalisasi dilatarbelakangi oleh kepentingan individu dan peran swasta yang lebih besar. Desentralisasi lebih dijiwai oleh spirit negara federal yg konon kata politisi lebih demokratis. Padahal Indonesia bukan federal dan bukan berbasis individualistik. Shg penerapan Pancasila dan Pembukaan UUD menjadi sangat penting utk merubah mindset tsb. Mudah2an tidak menjadi bingung. Ini sambil acara bukber di kantor. Salam.
Dokter Marsito:
Ass.ww.
ikut urun rembug, berdasar pertanyaan Asti.
Masalahnya, amanh UU, mensyaratkan Presiden, Gubernur dan Bupati, untuk bisa mencalonkan diri harus didukung oleh Partai. Sementara itu partai mesti minta harga yg hitungannya puluhan, bahkan ratusan M utk bisa didukung partai. Jadi utk mencalonkan diri saja, calon pemimpin harus nombok. Yg akan dicari gantinya saat jadi pejabat.
Utk mengubah itu semua, harus ada perubahan UU, dan itu hanya bisa dilakukan di DPR.
Berat memang.
Prasetijono W:
Mas Hita, yang baik.
Urusan moneter (uang beredar, lalu-lintas devisa, pengendalian inflasi) sekarang menjadi kewenangan Bank Indonesia (UU Bank Sentral), pemerintah tdk bisa intervensi. Ibaratnya BI seperti Negara dalam Negara, pemerintah disalahkan kalau campur tangan. Urusan Fiskal (anggaran, pajak, cukai, dsb) menjadi tugasnya Menteri Keuangan, ini juga menurut UU Keuangan Negara. Shg utk stabilisasi dan menjaga tingkat inflasi memang perlu koordinasi antara BI dan Pemerintah (Menkeu). Kalau dulu jaman ORBA ada Dewan Moneter (dulu Bappenas masih ada peran, sekarang tidak lagi). Inflasi yg tinggi menyebabkan daya beli menurun, akibatnya dapat meningkatkan kemiskinan.
Sekarang aktornya semakin banyak (BI, Menkeu, Menteri-menteri, DPR, DPD, dsb). Bahkan LSM, Media dan Masyarakat luaspun bebas bicara semaunya (Apakah ini demokrasi?).
Menjadi PNS bertugas melayani publik menjadi semakin tidak menarik, harus dilandasi niat yang ikhlas dan siap dicaci orang. Kalau benar ya biasa2 saja dan memang sudah seharusnya, namun kalau salah dicemooh orang.
Menurut saya kuncinya memang leadership dan merealisasikan kepentingan rakyat dalam kebijakan dan program. Shg seorang elit negeri harus tahu maunya rakyat, harus tahu kebutuhan rakyat. Itu mestinya menjadi program prioritas pemenang Pemilu. Kemudian dibuktikan hasilnya dalam menjalankan pemerintahan. Manfaatnya dirasakan rakyat. Kalau dapat seperti ini saya yakin tanpa dimintapun rakyat akan mendukung.
Walahu.alam bishowab.
Wassalam,
PWMJ.
Hitapriya:
Teman Tld70 yang saya hormati,
Wah diskusinya menjadi lebih seru.
Setahu saya, mencalonkan diri menjadi Kepala Wilayah (Nas,Prov,Kab,Kot) tidak perlu didukung oleh Partai Politik.
Di AS & Eropa Barat setahu saya juga tidak. Bisa menjadi calon independen.
Tetapi untuk pemilihan besar, tidak akan bisa menang kalau tidak berasal dari Partai Politik.
Di AS pernah ada calon independen Ross Perrot, yang berhasil maju sampai election.
Jadi praktis calon independen hanya bisa menang diwilayah kecil, mis. county kalau di AS, kota kecil di Perancis, misal.
Nah sekarang kalau kita menganut sistem demokrasi, apalagi pemilihan langsung, maka harus ada organisasi cukup besar yang menangani hal ini.
Nah organisasi itu bernama Partai Politik.
Repotnya sistem politik kita, akibat reformasi yg kelewatan, menjadi tidak benar.
Dalam hal apa :
- belum mempunyai dasar ideologi yg baik
- masih berbasis paternalistik pada tokoh yg punya duit banyak : Hanura, Gerindra, dll. ada juga yg tidak.
- semua partai baru, yg belum kokoh ..... belum punya sistem kaderisasi yg baik .....
- mental belum baik, sehingga sangat berorientasi kekuasaan berbasis perduitan .....
- banyak partai yang hanya hangat2 tai ayam ......
- kita semua juga masih cukup bodoh dalam hal memilih wakil kita (masak Nazaruddin wakil dari Jatim ??, sangat aneh)
Memang dibanding kondisi Singapura, Malaysia, kondisi politik kita sangat tidak sehat.
Ya sudahlah, inilah jalan yg harus kita lewati. Perubahan, saya pikir, tidak bisa dilakukan secara sak det sak nyet. Sebaiknya gradual.
Cara revolusioner dengan kekerasan akan menghasilkan kondisi chaos.
Contoh : Irak, Revolusi Perancis, dll.
Sebagai rakyat kecil bukan politikus, cara terbaik adalah ikut pemilihan dengan pemahaman dan pilihan yg baik.
Ini hanyalah sekedar pikiran pribadi. Mudah2an ada benarnya.
HS.
Dokter Astihoet:
Ini omong2 kosong aja yaaa .....
Bgmn kalo pimpinan negara ini seorang ahli moneter yg menguasai seluk beluk ekonomi dunia , maupun nasional ....mis . Sri Mul .... ? Dia non parpol , dari kalangan intelektual ....
Akankah kemiskinan dijamin terangkat dlm wkt singkat ? Akankah Inflasi terkendali ? Akankah rupiah bermartabat dimata dunia ?
Blm tentu juga .... Krn problem negara kita bukan dikebijakan seorang tp sdh lbh ke System .... Scr sistemis !
Kalo memang hrs revolusi ? Siapa takut ....? He he he ...
Wallahualam bisawab ....
Hitapriya:
Mas Pras, yang budiman.
Wah ini, jadi kursus banyak sekali. Matur nuwun, matur nuwun sekali.
Saya sudah membayangkan bahwa menangani ekonomi nasional ini elemen/faktor yg berperan sangat banyak sekali.
Berati masalah yg sangat kompleks.
Tadi saya mencoba sedikit memahami (sebagai tukang batu) dengan cara membatasi masalah , anggap moneter & fiskal stabil.
Tapi, setelah diterangkan Mas Pras, jadi sedikit pengin lebih tahu ttg moneter & fiskal.
Baik moneter ditangani BI (sudah seperti negara maju) : uang beredar, lalu-lintas devisa & inflasi ...... apakah juga termasuk kurs ....
Terus instrumennya apa ya ?, apa : pemusnahan & pencetakan uang, kontrol tranksansi devisa, suku bunga BI, penggelontoran & penarikan devisa, penetapan kurs (mengambang, fix, dan yang lain). Apa benar Mas Pras, nyuwun sewu sak dermo mumpung ada Mas Pras.
Sekarang mengenai fiskal : anggaran, pajak, bea, cukai ..... apakah juga termasuk pemasukkan dari SDA yang besar2 : minyak, gas alam, dsb.
Wah ini sangat penting. Seperti apakah komposisi penerimaan APBN/D, berapa % pajak, bea&cukai dan SDA ?
Nah, disini kok sepertinya kita masih sangat2 kacau ...... nyuwun sewu hanya sedikit bertanya, mumpung ada Mas Pras.
Anggaran ...... nyuwun sewu, mengapa menganut anggaran defisit, apakah betul belanja modal relatif kecil dibanding belanja rutin (padahal tanggung jawab pemerintah kan : regulasi, infrastruktur, semua PSO) , apakah item penganggaran sudah sesuai dengan kebutuhan sehingga tidak perlu lagi realisasi yg bukan korupsi tapi masih harus me-reka2, dsb.
Pajak ....... wuiiih kok sepertinya kompleks, mengapa masih banyak yg bocor, berapa bocornya, apakah obyek, wajib dan tingkat pajak sudah baik, apakah distribusi pajak juga sudah tepat ? ....
Penerimaan SDA ..... rasanya kok ya masih banyak lemahnya, katanya Tembagapura banyak mengandung emas yang tidak masuk dalam kontrak konsensi, production sharing apa juga sudah baik ? ......
Nyuwun sewu Mas Pras, hanya sak dermo mumpung ada Mas Pras, kesempatan bagus untuk belajar.
Salam hormat.
HS
Hitapriya:
Asti yang terhormat,
(He, he, he, he, ...... agek iki ngaturi Asti yang terhormat).
Saya sangat setuju dengan Mas Pras tadi, yg penting leadership.
Tehnokrat lebih tepat untuk menangani masalah teknis ekonomi, teknis kesehatan, dll.
Salam.
HS
Dokter Marsito:
Asti,
Di Indonesia, sistem politik kita belum memungkinakan untuk itu. Barangkali Asti sudah baca tulisan Pras, bahwa APBN yg sudah dirancang oleh pemerintah baru bisa dilaksanakankalau DPR setuju. Memang Sri M bisa maju dg Partai SRI. Tetapi ketika dia, katakanlah, terpilih sebagai Presiden, namun Partainya tidak memperoleh kursi di DPR yg signifikan, bisa-bisa semua rencana program yg diajukan Sri M sebagai Presiden nggak bisa terlaksana. Makanya di DPR itu sekarang ada istilah "mafia anggaran". Itu yg terjadi saat ini,
Arief Djokobudiono:
Yth. Sedulur2.
Sejak tadi saya menyimak diskusi ini. Sambil terus ikut menyelami komentar dan pendapat teman2. Negara kita sangat luas, berbagai hal banyak yang harus ditampung.
Saya berdoa apa yang disampaikan Mas Pras, kita pada saatnya masih bisa meruhi kepemimpinan negarawan yang memiliki hati nurani. Pemimpin yang mampu membawa Indonesia Gemah Ripah Tata Tentrem Kerta Raharja, yang dilandasi dengan soft power dan smart power. Semoga kita masih bisa “menangi“.
Tadi siang saya juga sempat diskusi dengan isteri menteri, Ani Freddy Numberi cukup lama 2 jam, sesuai versi beliau tentang negara ini beliau melihat dari perspektif lain. Ing atase wong Papua. Menarik juga. Beliau bicara tentang memfasilitasi generasi muda mewadahi, dipersiapkan melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan negara kepulauan terbesar di dunia ini.
Semoga .....
ADB.
Prof. Masyhuri:
Jadi bagaimana memperbaiki masa depan bangsa ini?pengalaman masa reformasi ini siapapun presidennya hasilnya mengecewakan semua. Apabetul statemen bahwa demokrasi liberal tidak cocok utk negara berkembang, setelah maju baru cocok. Grand strategi negara adidaya adalah melemahkan negara berkembang dg mendukung demokrasi dan ham. Banyak contoh, pilipina dulu th 50an adalah negara maju asia no 2 stlah jepang, skr pasca marcos porak poranda, skr neg arab dihancurkan.
Salam
Mhr
Prof. Edhi Martono:
Salamualaikum:
Teman-teman, saya senang sekali bahwa media kecil yang kite miliki ini sungguh terus bertambah gayeng dengan berbagai isian yang memperkaya khasanah kita, lahir - batin. Mencari ilmu dan mendapatkan ilmu ternyata bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Kekayaan batin yang terus bertambah mudah-mudahan makin mengurangi grusa-grusu, menambah wawasan pertimbangan, tidak sembarangan menuduh (atau juga lengsung percaya), mengurangi fitnah dan pada akhirnya, mengakrabkan persaudaraan dan mengencangkan tali silaturahim. Mudah-mudahan akan selalu demikianlah adanya. Suatu jenis 'iktikaf ilmiah' luarbiasa oleh rekan2 sekalian, yang dimulai oleh mas Pras dengan renungannya! Semoga barokahNya senantiasa mengalir!
Satu lagi untuk rekan2 muslim: Ramadhan hampir usai. Kita waswas dan sedih, sebab rasanya hanya sedikit amal ibadah yang dapat kita lakukan. Namun semoga amal ibadah yang kita lakukan cukup berharga di hadapanNya. Selamat Idul Fitri 1342 H ... TaqobalalLahu minnaa wa minkum. Kulu'amin wa antum bi khaiirin ...
wassalam,
edmart & famili.
Prasetijono W:
Tks teman2 semua. Diskusi jadi ramai. Saya belum dengar komentar pak Sekjen EMEL yg ngurusi pengangguran.
Anyway, utk mas Hita, memang BI juga melakukan stabilisasi kurs. Ini tergantung seberapa kuat ekonomi kita (cadangan devisa dll). BI juga mengendalikan inflasi melalui inflation targeting, shg mereka hati2 sekali dalam menentuka bunga SBI. Biasanya bunga SBI akan dipasang cukup tinggi agar ngerem inflasi. Namun akibatnya sektor riil bisa melambat. Disinilah debat antara kelompok monetarist (spt Boediono) dengan kelompok strukturalist Keynesian yg lebih percaya kpd manajemen sektor riil, bukan manajemen moneter. Padahal kesejahteraan rakyat akan meningkat secara kongkrit kalau sektor riil bergerak. Meskipun kalau inflasi tinggi juga akan menggerus daya beli. Disinilah diperlukan koordinasi fiskal dan moneter. Dulu jaman ORBA pak Harto betul2 memperkuat koordinasi itu melalui peran Bappenas (Widjojo Nitisastro dkk). Selama 25 tahun ekonomi bisa tumbuh 7%. Ini jaman sentralistik yg cenderung otoriter dan collapse mengikuti krisis 1997/1998.
Sekarang di era reformasi, UUD sudah diamandemen 4 kali. Indonesia gambarannya menurut saya seperti BANCI (gak jelas). Pemerintahannya Presidensiil tetapi praktek politiknya seperti federal dan ada bikameral (DPR dan DPD). MPR bukan lagi lembaga tertinggi yang menentukan GBHN, tetapi hanya ceremonial saja (seperti Joint Session DPR dan DPD).
Kalau aspirasi rakyat dapat ditampung di DPR dan DPD mungkin tidak masalah. Namun sering aspirasi tsb tidak dapat disalurkan via wakil rakyat. Akhirnya yang muncul adalah demo jalanan, thawaf di bunderan HI dsb. Bahkan ini menimbulkan bisnis baru Demo bayaran. Inilah potret politik era reformasi kita.
Manajemen pembangunan juga semakin kompleks karena Kabinetnya PELANGI, karena sebagian para menteri berasal dari partai-partai bukan pemenang Pemilu. Makanya pak Marsito betul bu dokter, siapapun Presidennya akan mengalami hal yang sama. Akan mudah ditekan oleh DPR. Kecuali dia (Presiden) punya strong leadership yang bisa ngayomi dan diterima oleh semua stakeholders.
Mungkin sekian dulu, nanti disambung lagi. Salam.
PWMJ.
Sudjendro:
Mas Prasetijono...bravo, salut buat mas Pras..telah memberikan gambaran ekonomi nasional secara luas walaupun hanya sekilas. Alhamdulillah mendapat respon positip dari komunitas kita ini. Saya senang sekali kalau apa yang disampaikan mas Pras ini dapat di break down per sektoral oleh teman2 yang membidangi di lapangan setidaknya menurut pengalaman masing-masing, misal sektor kesehatan (banyak dokter di komunitas ini), sektor pendidikan, sektor tenaga kerja, sektor konstruksi, sektor pertanian, sektor budaya dll. Selamat bekerja. Maju terus pantang mundur..!
Salam buat semua,
-sudjendro-
Dokter Astihoet:
@pak Masyhuri :
Memang kondisi masy kita blm saatnya dipimpin scr demokrasi liberal ... Makanya siapapun presidennya .... Msh mengecewakan , krn masalahnya systemis , sdh kadhung menggurita .... Tdk bisa dg tebang pilih ,
Hrsnya dihabisi semua , ganti total ....revolusi namanya .... ?
Sudjendro:
Mbak Asti..
"Revolusi total..?" Kalau ada "sistem" yang lebih baik kenapa tidak..!
Salam,
Herbud:
Kiai Mustofa Bisri pernah menyampaikan, bahwa untuk menyelesaikan permasalahan di Indonesia...harus dilakukan "Revolusi Mental".....jadi usulan mbak Asti...betul sekali..
Wassalam Herbud.
Sudjendro:
Mas Herbud...saya setuju. Saya masih ingat di jaman ORBA pernah didengungkan bahwa pembangunan Indonesia adalah pembangunan manusia seutuhnya yaitu pembangunan fisik dan mental. Rupanya pembangunan mentalnya kedodoran sehingga timbullah "kesenjangan" seperti apa yang dikemukakan mas Pras..
salam,
Prasetijono W:
Teman2 Ytc.
Memang betul yg disampaikan teman2 ada persoalan mentalitas yg hanya Allah yang mengetahui (seperti kata mas NF). Saya setuju. Makanya saya tidak berani masuk ke area itu (bukan experties saya). Saya sebut dalam posting saya perlu merubah MINDSET para ELIT NEGERI. Pola pikir pada dasarnya memang dilatarbelakangi oleh BELIEFS atau KEYAKINAN yang kalau dipraktekkan terus menerus akan menjadi KEBIASAAN, selanjutnya menjadi ADAT ISTIADAT, dan akhirnya menjadi BUDAYA. Proses terbentuknya budaya tsb terjadi mulai dari masing2 individu kemudian pada satu kelompok sosial (karena interaksi individu), akhirnya menjadi budaya suatu kaum, suku, atau budaya bangsa.
Mas NF betul sekali, karena dalam Al-Quran juga sdh dijelaskan (Surah Al-Hujurat ayat 13): bahwa Allah menjadikan manusia dari seorang laki-laki dan wanita, dijadikan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa, untuk saling mengenal. Namun yang lebih mulia di hadapan Allah adalah mereka yang bertakwa.
Seandainya betul bahwa KKN sudah menjadi suatu budaya bangsa kita, wah ini berat sekali merubahnya. Tetapi kalau hanya para elit saja yang KKN, mungkin people's power seperti di Philippine masih bisa merubah situasi. Seperti yg terjadi saat krisis Mei th 97/98 di Indonesia.
Pada akhirnya memang persoalan leadership (pada setiap tingkatan pemerintahan) menjadi sangat menentukan untuk membangun negeri ini dengan baik. Apalagi sekarang ada desentralisasi.
Pertanyaan mas Hita soal BI sangat spesifik dan teknis, mungkin saya respon agak belakangan. Atau benar mas NF kalau bisa ketemu darat lebih gayeng.
Walahu'alam bishowab.
Wassalam,
PWMJ.