Sakit gula bukan sebab banyak makan gula.
Namun sesendok gula menjadi sangat
berbahaya bagi yang sudah pengidap diabetes.
American Diabetes Association menyebut
anggapan banyak gula penyebab kencing manis
sebagai mitos.
Faktanya, diabetes disebabkan oleh faktor
genetik pada yang tipe 1. Kelenjar pancreas
sebagai pabrik insulin, oleh sebab faktor
otoimun, kelenjar ini tidak bisa memproduksi
insulin yang cukup. Insulin diperlukan untuk
memasukkan gula ke dalam sel, dan di dalam
sel gula diubah menjadi tenaga. Sementara
diabetes tipe 2 merupakan gabungan punya
bakat gula dengan faktor gaya hidup. Lebih
banyak kasus DM sebab keliru memilih gaya
hidup.
Gaya hidup yang bikin badan jadi kegemukan
akibat makan berlebihan, dan kurang gerak,
selain faktor stres, itu penyebab utamanya.
Pancreas pada DM tipe 2 masih bisa produksi
insulin, namun kurang cukup, atau cukup tapi
kualitas insulinnya bersifat resisten (insulin
resistance), sehingga tidak sempurna kerjanya,
dengan akibat sama: tidak bisa membawa gula
memasuki sel.
Pelepasan insulin memerlukan asam amino
arginin selain leusin, sementara peran trace
element chromium besar dalam pembuatan
insulin. Kekurangan dua asam amino esensial itu
mengganggu pelepasan insulin juga. Yang sama
bila terjadi stres. Hormon stres (norepinephrrin
e) menghambat pelepasan insulin dengan akibat
yang sama, gula tak terpakai oleh sel, lalu gula
menumpuk di dalam darah dengan segala
akibatnya, dan gula bocor ke urine.
DM yang bukan turunan bisa dicegah dengan
tidak membiarkan badan kegemukan, selain
rutin bergerak badan, dan kendurkan stressor.
Juga yang punya turunan (prodiabetes), harus
lebih waspada sejak masih kecil mula, mencegah
tidak menjadi gemuk, dan rajin bergerak badan.
Gula dalam darah meninggi kalau asupan makan
melebihi kebutuhan. Gula dalam darah diubah
menjadi gula tunggal glucose, berasal dari
makanan karbohidrat, selain dari gula dan
sumber makanan manis, terkecuali yang dari
pemanis buatan (sweetener).
Semua karbohidrat diubah menjadi glucose.
Begitu juga gula buah (fructose), gula pasir, gula
merah, gula batu (disacharida), atau gula
majemuk, madu, semua diubah menjadi gula
tunggal glucose. Jadi kebanyakan makan nasi,
mie, roti,mie, sagu, jagung, madu, atau buah
manis, sama meninggikan gula dalam darah juga
bila dikonsumsi berlebihan. Selama insulin
cukup, dan fungsi insulin normal, kelebihan gula
akan terpakai, selain disimpan sebagai cadangan
gula di hati dan otot.
Karena DM tipe 1 pabriknya sudah tidak bisa
memproduksi insulin yang cukup, maka kasus ini
harus dibantu oleh suntikan insulin, karena obat
minum hanya merangsang produksi. DM tipe 2
yang pancreasnya masih bisa produksi insulin,
masih mungkin untuk dipacu dengan obat
minum, selain kemungkinan bersifat insulin
resisten yang terjadi akibat kegemukan dan
keliru memilih gaya hidup.
Berarti DM tipe 2 masih mungkin dipulihkan bila
semua faktor yang menyebabkan diabetesnya
ditiadakan. Artinya tidak harus bergantung obat
sepanjang hayat seperti DM tipe 1 yang sebab
turunan yang bergantung obat sepanjang hayat.
Namun karena sekitar duaperlima kasus DM tipe
2 bersifat insulin resisten, maka terapi tak cukup
hanya obat minum seperti dulu, selain obat
minum, perlu digabung dengan suntikan insulin
juga.
Kasus DM bisa sama sehatnya dengan orang
yang tidak kencing manis selama dietnya ditakar
(khususnya karbohidrat dan yang serba manis),
dan obatnya teratur, serta tepat pula dosisnya.
Komplikasi DM bisa mengenai hampir semua
organ. Apalagi kalau DM berkomplot dengan
hipertensi, kelebihan lemak darah
(hyperlipidemia), dan hadirnya penyakit
metabolik. Komplikasi DM bisa ke mata jadi
buta, ke otak jadi stroke, ke jantung jadi
serangan koroner, ke ginjal jadi gagal ginjal, dan
sistem saraf tepi terganggu (neuropathy), selain
terjadi juga gangguan pembuluh darah rambut
(microcirculation) tungkai dan kaki yang berisiko
terjadinya gangrene. Maka tungkai dan kaki
harus betul-betul dilindungi terhadap kejadian
terluka, teredera, termasuk harus hati-hati
menggunting kuku, tidak boleh tetusuk duri,
karena luka di tungkai dan kaki pada pengidap
gula, sukar sembuhnya.
▼