Sunday, July 22, 2018

DURIAN

APA SALAHNYA DUREN?


Setelah kambing yang disalah persepsikan, demikian pula nasib duren. Banyak yang tidak berani makan duren, kalaupun makan hanya satu dua butir saja. Takut darah tinggi.

Sampai hari ini saya belum menemukan literatur yang memberikan bukti ilmiah kalau duren bikin darah tinggi. Bahwa ada satu dua yang mengaku terganggu, dan katanya tensi darahnya meninggi sehabis makan duren, susah menerangkannya mengapa, dan itu tidak boleh menjadi pembenaran ilmiah duren harus dimusuhi.

Bahwa sesuatu zat baru dinilai secara signifikan berkorelasi ilmiah menyebabkan terjadinya sesuatu kalau zat itu atau makanan itu atau buah itu, menimpa pada semua yang mengkonsumsinya. Kalau hanya satu dua cerita kasus mengalami sesuatu entah apa, mungkin tensi darahnya naik, tidak boleh disimpulkan bahwa zat yang terkandung dalam sesuatu itu, dalam hal ini duren sebagai penyebab hipertensi.

Mungkin pada orang-orang tertentu duren buah yang tergolong sensitif kalau dikonsumsi. Namun tidak pada orang lain yang jumlahnya mayoritas. Itu maka tidak boleh disimpulkan bahwa duren peyebab hipertensi.

Indonesia kaya sekali akan duren, hampir di semua provinsi ada duren. Bayangkan hampir semua masyarakat punya kesempatan mengkonsumsi duren, apakah semua yang mengkponsumsi tensi darahnya naik, berani dipastikan kenyataannya kan tidak.

Sudah sejak lama, lebih 5 tahun lalu teman-teman pers bertanya yang begini, termasuk yang muncul di seminar, apakah duren bikin hipertensi. Sekurangnya tiga stasiun TV mewawancara saya lebih satu kali ihwal bahaya makan duren, dan saya tidak satu kali pun pernah menyatakan bahwa duren buah berbahaya.

Sejatinya malah, duren itu dikategorikan sebagai "rajanya buah". Itu berarti duren punya nilai istimewa. Selain lezat, duren mengandung lemak tidak jenuh (unsaturated fatty acid),
sekelompok dengan minyak ikan, minyak zaitun, dan alpokat. Jadi pikir kita kenapa harus takut? Sekiranya sampai kelebihan makan duren pun hanya bikin tambah gemuk oleh lemaknya yang menyehatkan itu, oleh karena lemaknya bukanlah lemak berbahaya seperti jenis minyak goreng, dan gajih. Minyak jenuh pun tubuh tetap butuhkan, apalagi lemak menyehatkan dalam duren.
Bagi mereka yang sensitif, tak ubahnya orang alergi, terhadap ikan misalnya, atau terhadap apa saja, mereka sajalah yang perlu waspada menyantap duren, namun bukan berarti bagi yang lain. Dan yang lain itu saya pikir mayoritas.

Saya salah seorang di antara yang mayoritas itu, bahkan saking gila durennya, saya rakus, bisa menghabiskan bukan hitungan butir, melainkan hitungan beberapa buah duren ditubruk sekaligus, sekali santap. Bersyukur, tensi darah saya tidak bergerak naik.

Salam sehat,
Dr HANDRAWAN NADESUL

Thursday, July 12, 2018

Sel-sel kanker paling takut dengan Rasa Cinta

Sharing pengetahuan...

DAVID HAWKINS FORCE vs POWER

Ilmuwan USA, Professor David Hawkins, merilis hasil risetnya yg paling mutakhir yg menggemparkan, tentang Manusia.
Ternyata : sel-sel kanker paling takut dgn rasa CINTA KASIH.
Penelitiannya juga temukan bahwa *banyak orang sakit karena kekurangan cinta kasih.*

Professor David Hawkins adalah dokter terkenal, dia telah mengobati banyak orang sakit dari berbagai belahan dunia.
Begitu memeriksa seorang pasien, *dia sudah tahu mengapa orang itu sakit.*
Karena di dalam tubuhnya *TIDAK DITEMUKAN* sedikitpun *cinta kasih dalam dirinya,* yg ada hanya  *_penderitaan, keluhan & deraian air mata yg menyelimuti seluruh tubuhnya._*

Professor Hawkins mengatakan :
*_"Kebanyakan orang_  sakit* karena di dalam dirinya *_tidak ada hati yg penuh dgn CINTA KASIH YG TULUS & IKHLAS._*
Yang ada hanya *_kesedihan & deraian air mata._*
Getaran magnet kasih *di bawah 200 hertz* menyebabkan *seseorang mudah terserang penyakit."*
David Hawkins mendapati bahwa *_kebanyakan orang sakit SELALU menggunakan pikiran negatif._*
Jika frekuensi cinta kasih seseorang *di atas 200 hz maka dia tidak akan sakit.*

*Pikiran atau emosi negatif mana yg ada di bawah getaran 200 hz?*
Yaitu:
• *suka mengeluh*
• *suka menyalahkan orang lain*
• *dendam pada orang*
Jika pikiran itu yg menguasai pikiran seseorang berarti magnet cinta kasihnya hanya ada di *sekitar 30-40 hz saja.* 
Proses tidak putus-putusnya menyalahkan orang lain telah menguras sebagian besar energi kehidupannya _(Life force energy_ ), sehingga frekuensi cinta kasihnya berada *di bawah 200 hz.*
Orang seperti itu *_SANGAT MUDAH mengidap berbagai jenis penyakit._*
Frekuensi paling tinggi ada di *angka 1000* dan yg paling rendah berada di *angka 1.*

Beliau mengatakan di dunia ini dia telah melihat orang yg punya *frekuensi positif di atas 700 hz* maka *_kekebalan tubuh & vitalitasnya sangat tinggi._*
Jika orang  seperti itu tampil di suatu tempat maka *_ia bisa mempengaruhi frekuensi positif di daerah itu._*
Seorang yg *berkebajikan tinggi,* seperti misalnya, *yg dapat penghargaan Nobel perdamaian, Bunda Teresa,* jika muncul di suatu tempat maka frekuensi di tempat itu pun menjadi *positif & sangat tinggi.*
Semua orang yg hadir di tempat tersebut akan merasakan *getaran cinta kasihnya yg sangat tinggi,* semua orang merasa *nyaman & sangat tergugah di dekatnya.*

Pada saat orang yg memiliki *getaran aura positif* tampil di suatu tempat, maka dia akan menggerakkan semua orang, & seluruh makhluk hidup yg ada di tempat itu *menjadi tenteram, nyaman, &  damai.*

Namun saat orang  memiliki *_pikiran negatif_* muncul di suatu tempat, bukan saja akan mencelakai dirinya sendiri tetapi juga bisa menyebabkan *AURA POSITIF* ditempat tersebut *_memburuk & berubah menjadi negatif pula._*

Professor Hawkins telah melakukan berpuluh kali riset kasus & penelitian pada orang yg berbeda namun jawabannya serupa,  yaitu :
Asal getaran frekuensinya berada *di bawah  200 hz* maka orang itu pasti *sakit.*
Tapi jika berada *di atas 200 hz* maka orang itu *sehat.*

Mereka yg di dalam dirinya dipenuhi dengan *_hati yg welas asih, cinta kasih, suka beramal, gemar sedekah, mudah memaafkan, lemah lembut, santun,_* terbukti frekuensi magnetiknya berada pada *kisaran 400-500 hz.*!

Sebaliknya, mereka yg suka membenci, emosional, menyalahkan orang lain, marah, dendam, iri hati, menuntut orang lain, egois dalam semua hal, hanya memikirkan kepentingan pribadi, tidak pernah memikirkan perasaan orang lain; orang seperti itu punya frekuensi magnetik yg paling rendah.
Hal inilah yg jadi penyebab awal timbulnya penyakit kanker, sakit jantung & penyakit kronis lainnya.

Professor Hawkins memberitahukan kepada kita dari sudut pandang medis bahwa *pikiran itu sangat luar biasa pengaruhnya terhadap kesehatan & penyakit  seseorang.*

#pikiranpositif
#pikiransehat
👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼.            
Semangat semuanyaa....

Wednesday, May 30, 2018

Batuk

KENAPA KALAU BATUK BERKEPANJANGAN?

Batuk paling lazim dikeluhkan. Ada yang sebentar, tidak jarang yang berkepanjangan. Penyebabnya bisa dua, infeksi, dan bukan infeksi.

Infeksi bisa oleh bibit penyakit apa saja, mulai dari virus sampai parasit. Sedang bila penyebabnya bukan infeksi bisa sebab alergi, termasuk asma, penyakit mag jenis GERD (gastroesophageal reflux disease), selain kemungkinan ada tekanan kerongkongan, misal masalah kelenjar gondok.

Batuk infeksi sering selama musim pancaroba, selain batuk ada flu juga. Awalnya disebabkan oleh virus, dan batuk oleh virus biasanya baruk kering, tanpa dahak. Apabila flu dibiarkan, dan kondisi badan lemah, lalu muncul infeksi tunggangan oleh kuman. Kita menyebutnya superbug, ada kuman yang menunggangi sehingga batuk mulai menghasilkan dahak kuning-hijau. Batuk oleh virus kalaupun keluar dahak biasanya bening atau putih.

Batuk infeksi oleh kuman bisa dua penyebabnya, kuman yang nonspesifik, ada sejumlah kuman yang lazim, selain jenis kuman spesifik yakni basil tuberculosis (TBC). Batuk infeksi disertai demam, nyeri kepala, dan keluhan tidak enak badan lain.

Ada jenis batuk infeksi yang khas, yakni batuk "seratus hari" yang disebabkan oleh kuman pertussis. Batuk baru menyembuh sekitar 3 bulanan. Sebagaimana batuk infeksi, selain batuk sampai ngikil selama 3 bulan, disertai gejala demam dan nyeri kepala, dan keluhan infeksi lain.

Parasit jamur bisa juga mengenai tenggorokan dan atau kerongkongan, bukan jarang, biasanya pada anak-anak sering sebab larva cacing yang siklus hidupnya melalui paru.

Batuk oleh sebab apapun, selama penyebabnya tidak diatasi, akan berlangsung terus berkepanjangan. Batuk berkepanjang oleh kuman atau virus bisa berkomplikasi, batuk bukan oleh bibit penyakit mengganggu otot perut, tekanan dalam perut, selain terhadap paru sendiri. Termasuk gangguan tidur, selain selama bekerja. Maka tidak boleh dibiarkan.

Tidak mudah melacak penyebab batuk. Batuk infeksi yang tak kunjung sembuh biasa dilakukan pemeriksaan dahak, melakukan pembiakan kuman utnuk memastikan jenis kumannya sehingga tepat memilih antibiotikanya.

Kecurigaan adanya batuk TBC pada anak dilakukan suntikan test Matoux, pada lengan bawah, dibaca setelan 2 hari, apakah positif. Bila positif, dipastikan dengan pemeriksaan foto ronsen dada.Batuk berpenjangan yang bukan TBC juga perlu dilakukan foto ronsen dada untuk melihat adakah infeksi paru (bronchopneumonia atau peneumonia).

Batuk alergi biasanya tampak adanya faktor alergi pada pasien, mendengar riwayat penyakitnya. Biasa batuknya muncul sewaktu-waktu bila terpapar bahan yang mencetuskan reaksi alerginya. Kalau di kamar tidur saja, atau di lingkungan kerja saja, atau sehabis mengonsumsi makanan tertentu saja, misal buah bergetah.

Yang sering terlupakan batuk berkepanjangan sebab penyakit GERD, jenis lain penyakit mag. Ada sebagian isi lambung yang tumpah balik memasuki rongga mulut dan kerongkongan. Ini terjadi karena klep yang menahan isi lambung tidak balik ke mulut, sudah mengalami gangguan. Klep hanya membuka kalau sedang menelan makanan, dan mestinya klep menutup bila sedang tidak mnenelan, pada GERD klep membuka saat tidak sedang menelan. Isi lambung terutama asal lambung tumpah balik memasuki mulut dan kerongkongan. Keadaan ini yang mengiritasi kerongkongan sehingga mencetuskan batuk, khususnya malam hari. Hanya bila penyakit GERD diobati, batuknya reda.

GERD diobati dengan mengubah pola makan, dan gaya hidup. Pantang kopi, teh. alkohol dan menu berlemak, dan makan malam sekurangnya 3 jam sebelum tidur. Posisi bantal agak ditinggikan sedikit, supaya mencegah isi lambung tumpak balik ke mulut.

GERD yang sudah berat, yang diperburuk oleh batuk yang lama, memerlukan tindakan operasi, karena biasanya melemahnya klep di saluran makanan, sebab jebolnya liang antara rongga perut dengan rongga dada (hiatus hernia).

Bukan jarang batuk juga muncul tak menyembuh bila ada masalah pada kelenjar gondok. Akibat penekanan kelenjar gondok yang membesar, ada penyemitan saluran makanan, yang bisa mengiritasi munculnya batuk. Selain GERD, pada kasus ini pun perlu dilakukan endoskopik, meneropong saluran makanan esophagus di leher sampai ke dalam lambung.

Jangan lupa, batuk berkepanjangan juga terjadi bila ada kanker paru. Selain batuk, seperti kasus TBC, kondisi badan semakin kurus, lemah, mungkin sudah nyeri dada, sesak napas, batuk biasanya kering.

Batuk karena usia sering karena kelebihan produksi lendir saluran pernapasan, bisa jadi karena proses detoxification pernapasan kurang baik. Bila jantung membengkak, ada bendungan darah dalam jantung kanan, bisa juga sering batuk-batuk.

Harus disebut, bahwa batuk berkepanjangan juga sering milik seniman, termasuk penyair. Kebiasaan begadang, udara malam kurang bersahabat, ditambah kondisi badan yang tidak selalu kuat, rentan terinfeksi bibit penyakit. Infeksi tenggorokan, kerongkongan, dan atau paru, berisiko terjadi kalau sering kena paparan udara malam.

Jadi kalau mengalami batuk berkepanjangan, tak cukup hanya mengatasinya dengan minum obat batuk, terlebih perlu melacak penyebabnya. Hanya bila penyebabnya diatasi, masalah batuknya bisa dituntaskan.

Batuk sendiri bukanlah penyakit melainkan gejala dari sejumlah penyakit. Prinsip mengatasi batuk, kalau batuk ksering dilawan dengan obat batuk kering, dan bila batuk basah berdahak diatasi dengan obat batuk sirop.

Dari semua jenis batuk, batuk tanggung bulan, dan batuk genit yang sukar diobati.

Salam sehat,
Dr HANDRAWAN NADESUL

Sunday, April 1, 2018

Merasa Hidupmu Jenuh?

Merasa Hidupmu Jenuh? Mungkin Sudah Saatnya Rehat dari Sosial Media!

Di era sekarang, rasanya untuk hidup tanpa sosial media adalah hal yang mustahil. Dari anak SD hingga lansia bahkan tidak luput untuk mengakses sosial media setiap hari. Berdasarkan riset, rata-rata orang per hari menghabiskan waktu sebanyak 116 menit untuk mengakses sosial media.

Tidak bisa dipungkiri kalau sosial media memiliki dampak yang baik di berbagai bidang, seperti untuk bersosialisasi, menambah pengetahuan, bisnis, menyalurkan hobi, atau hanya sekedar sebagai hiburan guna mengisi waktu. Namun tak ayal, sosial media juga memiliki dampak yang negatif bagi penggunanya, seperti menyia-nyiakan waktu, kejahatan di dunia maya, tidak ada privasi, kurang pergaulan, konsumtif, hingga kecemburuan sosial. Maka tak jarang pengguna media sosial bisa merasa frustasi yang dapat berakibat pada kesehatan.

Jika kamu mengalami hal yang seperti itu, mungkin tidak ada salahnya kalau kamu rehat sejenak dari kehidupan di dunia maya. Berikut beberapa manfaat rehat dari sosial media yang dapat membantu meningkatkan kualitas hidupmu.

1. Kamu akan lebih merasa tenang.

Rehat sejenak dari kehidupan sosial media, bisa mengurangi kadar stress mu. Kamu nggak perlu sibuk untuk tahu apa yang sedang dikerjakan orang lain atau berlomba-lomba untuk menunjukkan sesuatu kepada orang  lain. Yang perlu kamu lakukan adalah menjalani hidup dan menjadi dirimu sendiri apa adanya tanpa perlu penilaian sempurna di dunia maya.

2. Kamu akan berhenti membandingkan dirimu dengan orang lain.

Sadarilah bahwa apa yang terlihat di sosial media, tidak selalu sama dengan kenyataannya. Terlalu lama menghabiskan waktu di sosial media kerap hanya membuatmu membandingkan dirimu dengan orang lain hingga membuatmu merasa minder. Padahal, kamu tidak seburuk apa yang kamu pikirkan kok!

3. Alih-alih demi mendapatkan inspirasi, terkadang kita nggak sadar kalau sosial media justru dapat mengekang kreativitas kita.

Menurut Dr. Cantor, sosial media dapat mengganggu perkembangan kreativitas seseorang. Karena pada dasarnya, untuk memperoleh ide-ide kreatif yang diperlukan adalah istirahat sejenak seperti berjalan-jalan atau berkhayal, bukan justru dengan mengakses sosial media.

4. Pada akhirnya, kamu akan merasa lebih bahagia!

Pada saat kamu rehat dari sosial media, yang menjadi fokus dirimu hanya satu, yakni: DIRIMU! Kamu bisa fokus menyelesaikan pekerjaanmu atau fokus berinteraksi dengan orang-orang disekitarmu. Ketika kamu fokus pada diri sendiri, maka itulah proses dimana kamu sedang meningkatkan kepercayaan dan penghargaan atas dirimu sendiri.

Memang ada banyak cara untuk dapat meningkatkan kualitas hidup selain rehat sejenak dari sosial media. Tapi tidak ada salahnya kan mencoba hal-hal baru? Bisa jadi kamu akan menemukan hal lain yang lebih menakjubkan di luar sana.

Kamu tidak harus mulai dengan berhenti sama sekali dari sosial media. Kamu bisa mulai mencobanya dengan memberi batasan waktu dalam sehari, hingga kemudian berlanjut ke tahap yang lebih tinggi.

Lagipula, kamu bukan orang yang pertama kok yang melakukan ini. Beberapa seleb papan atas seperti Reza Rahadian, Daniel Radcliffe, Jennifer Lawrence, memilih untuk tidak menggunakan sosial media untuk lebih fokus berkarya ketimbang membandingkan diri dengan orang lain atau memikirkan komentar negatif atas dirinya.

Selamat mencoba!

Friday, March 2, 2018

TAN SHOT YEN

Ini ada tulisan dari dr Tan Shot Yen yg mungkin bisa menambah pengetahuan dan pola pikir kita dalam menyikapi apa yg terjadi dalam diri kita.....
********************
Saran Dr. Tan Shot Yen Lahir di Beijing,
17 Sept 1964 & dibesarkan di Jakarta. Ia kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara & lulus

Profesi Kedokteran Negara FKUI pada tahun 1991.

Dokter Tan Shot Yen dikenal sebagai seorang dokter yang kritis & sering diundang sebagai pembicara & narasumber di berbagai seminar.

Selain sebagai dokter, dia juga praktisi
~Braingym &
~Quantum, serta
~Hypnoterapist.

Menurut Dr. Tan Shot Yen,
"Kesalahan pasien dalam berobat hanyalah mencari tahu 'bagaimana'.
Bagaimana caranya

~Menurunkan tensi,
~Menurunkan kadar gula
~Menguruskan badan
~Menghilangkan senewen atau
~Sakit di jemari.

Jika Anda Cuma tanya 'bagaimana', Anda akan jatuh menjadi sekadar Konsumen obat.

Pertanyaan terpenting adalah mengapa Anda sampai sakit?" urainya.

Wanita 51 tahun ini memang tak mau punya pasien yang mengharapkan pil atau tongkat ajaib untuk membereskan tubuhnya.

"Saya mau pasien yang
~Taking ownership of their own body.
Itu badan anda. Buat apa dokter yang sok tahu menyuruh ini-itu?

Yang benar buat dokter belum tentu benar buat Anda."

"Sampai kapan seseorang mau tergantung pada obat-obatan?

Apakah setelah mengonsumsi obat dia benar2 sembuh? Jawabannya tidak.

Karena begitu obat berhenti, dia sakit lagi.

Berapa banyak dokter hanya bertanya 'sakit apa' lalu berkata 'ini obatnya'? Dia tidak memberikan pendidikan atau menjelaskan asal usul penyakit.

Pasien dalam hal ini mengamini saja, padahal pasien harusnya memahami perannya dalam menciptakan penyakitnya, " jelas dr. Tan.

Sakit adalah Introspeksi

"Sakit adalah introspeksi."
Ketika sakit, saya berhenti & menoleh ke belakang. Apa yang 'jalan' dan 'nggak jalan' selama ini? Nah, menjadi sembuh adalah keberhasilan introspeksi & menemukan cara untuk lebih maju lagi. Dalam fase inilah sesungguhnya peran dokter sangat diperlukan untuk membimbing pasien menemukan kesembuhannya & tidak  hanya meninabobokan pasien dengan segala macam obat.

Menurut dr. Tan, kita memasuki era kebablasan mengonsumsi obat.

Akhirnya, obat dijadikan demand/ kebutuhan.
Setelah demand melambung tinggi, masyarakat digenjot untuk mendapatkan penghasilan lebih yang sebagian besar akhirnya berakhir di atas kertas resep (habis untuk menebus obat – obatan).

Lihatlah berapa banyak orang yang harus berusaha mati2-an demi keperluan berobat salah satu anggota keluarga.

"Akibat perkembangan ilmu kedokteran – terutama setelah ditemukannya alat pacu & cangkok jantung,
Tubuh manusia yang tadinya holistic lalu di-pecah2.

Kalau kepala sakit yang diobati, ya kepala saja.

Kita terlepas dari tubuh, emosi, dan kecerdasan spiritual.

Tubuh manusia hanya jadi seperangkat mesin.
Kalau ada yang salah, kita pergi ke bengkel. Dan, rumah sakitlah bengkel terbesarnya.

Betul, badan manusia terlalu kompleks untuk dipegang satu ahli saja.
Manusia boleh dipegang beberapa ahli, asal mereka sama2 sadar bahwa manusia diciptakan Tuhan.

Masalahnya, dokter punya arogansi profesi.
Seorang dokter biasanya susah dibilangin & selalu merasa benar," tuturnya lugas.

Inilah beberapa tips sehat ala Dokter Tan.

Semua karbohidrat buruk seperti gula & turunannya,
Terigu, Beras & Pati, akan cepat diubah menjadi gula & masuk dalam peredaran darah.
Kalau ini terjadi terus-menerus, efek lanjutannya adalah menurunnya daya tahan tubuh,
~Kegemukan
~Kolesterol
~Diabetes &
~Penyempitan pembuluh darah.

Sebagai ganti karbohidrat buruk, sayur mentah & beberapa jenis buah bisa menjadi menu yang mengenyangkan & menyehatkan.

Dengan makan sayur mentah & buah, dijamin enzim berguna masih hidup & semua vitamin serta antioksidannya tidak hilang.
Porsinya tentu harus memadai,
Misalnya untuk makan siang (dengan takaran satu dinner plate):
1 ikat selada segar
1 bh timun
1 bh tomat
1 bh alpukat &
1 bh apel.
Sayuran yang kita konsumsi sebaiknya tidak dimasak, karena manfaatnya sudah tidak ada lagi (nilai gizi sudah hilang).

BUAH YANG BAIK untuk dimakan antara lain:
Apel, Alpukat & Pir.

Buah lain seperti
Durian, Mangga, Pepaya & Pisang
sebaiknya dihindari karena kandungan gulanya tinggi.

Satu lagi,
Sebaiknya buah dimakan langsung & tidak diolah terlebih dulu seperti misalnya dijus. Karena dengan dijus, terjadi pengrusakan serat, sehingga yang Anda asup hanya gulanya saja.

BAHAN MAKANAN sebaiknya tidak digoreng, karena bisa menjadi racun dan merusak organ tubuh.

Usahakan makanan dikukus atau dibakar. Jika dibakar, jangan lupa dialasi daun.

PRODUK KEDELAI yang baik adalah
Tempe, Oncom & Tauco.

Sedangkan
Susu kedelai, Kecap & Tahu kurang bagus, karena bisa menjadi pencetus kanker.

BUAH JERUK BAIK UNTUK TUBUH,
karena mengandung anti-oksidan
Tapi jangan dicampur dengan air hangat atau panas, karena bisa berubah menjadi racun.

HINDARI MENGONSUMSI MAKANAN YANG TELAH MELEWATI PENGAWETAN atau dalam kaleng,
karena bisa sebagai pencetus penyakit.

JANGAN PERNAH MERASA TUA,
Karena bisa membuat seluruh tubuh kita terasa semakin tua.
Usia boleh tua,
Tapi pikiran & semangat kita harus tetap muda
Supaya seluruh energi positif mengaliri seluruh tubuh kita.

JIKA ANDA MERASA SAKIT seperti
Flu, Hipertensi, Kolesterol & lain2
coba instropeksi makanan / minuman apa saja yang telah Anda konsumsi sebelumnya,
Lalu hindari
Jangan hanya minum obat, tapi makanan buruk yang Anda asup tidak berubah.

JANGAN TERPAKU PADA PEMIKIRAN BAHWA SEHAT HANYA DARI MAKANAN DAN OLAH RAGA SAJA. Sehat yang sebenarnya adalah
~Sehat secara makanan
~Sehat secara Fisik (olah raga yg benar) &
~Sehat secara pikiran & hati/iman.
_Semoga Bermanfaat_.

Tuesday, February 6, 2018

Behavevioral Economics

Melalui riset yang dilakukan para ahli *Behavioral Economics,* ditemukan beragam “bias” atau “systematic thinking error” yang acap menyelinap dibalik sanubari kita. Hasil riset dimaksud telah disampaikan/diposting oleh mbak Asti di WAG ini bbrp waktu yg lalu. Silahkan dibaca lagi.

Lalu apa yg dimaksud dengan *Behavevioral Economic* itu?

Bayangkan kita berada di suatu supermarket.

Kita hendak berbelanja dan kita mempunyai daftar barang yang akan kita beli hari itu, anggap saja kita hanya akan membeli sebotol sampo. Dan ternyata etalase alat-alat mandi, termasuk sampo, berada di ujung pojokan dari arah kita masuk. Pertama kali kita memasuki area supermarket, kita melihat sekumpulan barang-barang bertumpukkan entah itu berupa makanan, barang pakai, dsb. Tak hanya bertumpukkan, barang-barang tersebut mempunyai label super besar yang bertuliskan diskon 50% lengkap dengan periode diskon dan perubahan harganya, dari harga lama yang dicoret kemudian diganti dengan harga baru yang kini hanya setengahnya saja. Kita sedang tidak terburu-buru, jadi ah tidak ada salahnya untuk sekedar melihat-lihat, siapa tahu ada barang menarik yang sedang diskon di sana. Beberapa menit asyik mencari-cari, ternyata ada juga nih peralatan makan lengkap bermerek yang sedang diskon. Ah mumpung diskon, kapan lagi? Lebih baik beli sekarang saja, kalau nanti pasti harganya naik lagi. LUMAYAN… Masuklah satu set peralatan makan itu ke dalam keranjang belanja kita.

Rak sampo masih di ujung pandangan kita rupanya. Lihat-lihat sekitar dulu ah sambil berjalan menuju ke sana…

Melewati lorong makanan ringan dan biskuit kita melihat beberapa produk yang asing di mata. Ada snack baru rupanya. Penasaran, apa sih? Kayanya enak. Beli deh buat nyobain, satu aja yang kecil. Biskuit itu juga kayanya seru deh rasanya. Boleh lah sesekali beli.

Lanjut melewati lorong alat-alat kebersihan rumah tangga, nyaris mencapai rak sampo.

Di sini hanya ada sabun cuci, detergen, pewangi, tissue dan sebagainya. Tetap ada promo-promo seperti beli dua gratis 1, beli sabun cuci piring gratis spons, beli detergen gratis piring, dsb. Tapi merasa itu bukan suatu hal yang sedang dibutuhkan saat ini, jadi kita lewati mereka begitu saja.

Tibalah di depan rak sampo. Di sana sudah dari tadi berjajar beragam produk sampo mulai dari yang sering terdengar di iklan televisi hingga merek yang baru diketahui keberadaanya. Tak perlu pikir panjang, ambil saja sampo langganan dengan merek yang sering mucul di iklan TV tentunya. Sudah lelah berputar-putar di supermarket, langsung saja kita meluncur ke meja kasir.

Barang apa yang awalnya kita rencanakan beli? Sampo.

Barang apa yang akhirnya kita beli? Sampo, peralatan makan, snack, biskuit.

Mungkin kurang-lebih itulah gambaran tentang Behavioral Economics. Intinya adalah, pengambilan keputusan kita (economics) dipengaruhi oleh pertimbangan lain seperti kondisi psikologi kita (behavioral). Seperti contoh di supermaret tersebut, kita akhirnya membeli barang-barang yang tidak ada dalam daftar belanja kita. Mengapa demikian? Karena ada alasan dan rasionalisasi. Apakah logis dan rasional? Belum tentu!

Pada kasus keputusan kita membeli peralatan makan karena sedang diskon mungkin terlihat rasional. Jika kita tidak membeli sekarang, harganya akan menjadi dua kali lipat, dan kita akan “rugi” jika tidak membelinya sekarang. Benarkah kita rugi? Bukankah kita justru telah kehilangan uang untuk membelinya? Apakah memang benar peralatan makan itu adalah sesuatu yang kita butuhkan sekarang dan nanti? Jika sekarang peralatan makan itu tidak diskon, apakah kita pasti akan membeli peralatan makan tersebut nanti?

Beda kasusnya jika kita memang berencana akan membeli peralatan makan, namun masih belum tahu kapan waktunya. Memilih membeli peralatan makan di saat sedang periode diskon tentu menjadi sebuah keputusan yang tepat dan rasional. Jika ternyata peralatan makan tersebut tidak kita butuhkan sampai nanti sementara kita telah terlanjur membeli meskipun dengan harga miring, apakah keputusan kita sudah tepat? Saya rasa tidak.

Pada kasus keputusan kita membeli snack dan biskuit hanya karena penasaran sudah jelas tidak rasional. Kita hanya mengikuti hasrat, bukan kebutuhan. Mungkin awalnya kita memang tidak berhasrat untuk membeli snack dan biskuit itu, tapi karena ada perangsang/pemicu berupa produk baru atau varian baru maka rasa penasaran kita semakin bertambah dan memuncak sehingga perlu dilampiaskan dengan cara membelinya. Tetapi kita masih mempunyai excuse lainnya. Karena barang tersebut bukan hal yang sebenarnya kita perlukan, jadi kita hanya membeli yang ukuran kecil. Sebuah pembenaran atas tindakan yang salah. Tetap saja salah.

Sementara itu, ketika kita melewati bagian alat kebersihan kita tidak membeli apapun meskipun di sana terpampang banyak promosi menarik. Hal ini mungkin bisa terjadi karena memang kita sedang tidak memerlukannya saat itu. Pun ditawari diskon atau promosi seperti itu rasanya tetap saja kurang menggiurkan. Barang itu sendiri mungkin sifatnya “inelastis”, bukan konsumsi sekali pakai habis dan tingkat marginal utilitasnya tidak terlalu besar. Beda dengan barang konsumsi cepat habis.

Pada keputusan membeli sampo juga sebenarnya tidak semuanya berdasarkan rasionalitas. Justru ada bias di sana. Sebagian orang mungkin termasuk sebagai “korban iklan”. Mereka percaya dengan apa yang mereka saksikan di iklan, atau setidaknya percaya bahwa produk-produk yang ada iklannya itu merupakan produk yang kualitasnya lebih baik dibandingkan produk yang tidak ada iklannya. Hal ini merupakan bias informasi: hanya karena kita mendapatkan informasi berupa iklan kita bisa memutuskan produk mana yang lebih baik. Hal ini tentu dapat menyebabkan produk-produk yang tidak diiklankan tidak akan mendapat penggemar padahal kualitasnya belum tentu lebih rendah.

Ya, mungkin seperti itu gambaran kecil bagaimana hal-hal yang menurut kita logis/rasional, padahal sebenarnya tidak, dapat mempengaruhi keputusan kita sehari-hari. Behavioral Economics mencoba menjelaskan mengapa terjadinya hal demikian dilihat dari sudut pandang perilaku manusia.

Selamat datang di dunia irasional, dunia yang sebenarnya sudah sejak dari dulu kita huni.

Salam irasional!

Systematic Thinking Error

Manusia itu, saya dan Anda semua, pada dasarnya suka berpikir secara tidak rasional atau irasional
Prof Richard Thaler :
Melalui riset yang dilakukan para ahli behavioral economics, ditemukan beragam “bias” atau “systematic thinking eror” yang acap menyelinap dibalik sanubari kita.

Diam-diam beragam bias itu ini membuat decision making kita menjadi tidak lagi obyektif dan rasional. Bias itu membuat kita – saya dan kamu – berulang kali melakukan error yang bersifat sistematis, dan acap membuat hidup kita nyungsep dalam kegelapan nasib.

Ada banya jenis error thinking yang dilacak dalam riset-riset behavioral economics. Saya akan coba mengulas 5 diantaranya. Mari kita lacak sambil ditemani secangkir teh hangat.

Error Thinking # 1 : LOSS AVERSION
Puluhan studi dalam ilmu behavioral economics membuktikan ternyata kita manusia itu cenderung terlalu takut dengan potensi kerugian, dibanding potensi keuntungan yang akan diraih.

Fenomena itu disebut sebagai loss aversion – atau terlalu khawatir dengan potensi kerugian.

Manusia dimanapun di dunia ini ternyata memang cenderung takut untuk mengambil risiko. Kita semua lebih gentar menghadapi potensi kerugian; daripada bersemangat menjemput peluang keuntungan.

Dalam sebuah studi bahkan terungkap : rasa sakit kita akan kehilangan ternyata lebih membekas didalam hati daripada rasa senang akibat mendapatkan keuntungan.

Dengan kata lain : pengalaman rugi 10 juta ternyata jauh lebih lama membekas dalam hati, dibanding perasaan senang akibat dapat untung 10 juta.

LOSS AVERSION mungkin yang bisa menjelaskan kenapa mayoritas orang agak ragu untuk memulai usaha baru secara mandiri.

Bahkan sebelum memulai menjalankan usaha, kebanyakan orang sudah takut duluan. Takut jangan-jangan nanti malah rugi. Jangan-jangan usaha saya gagal.

Loss aversion yang juga mungkin bisa menjelaskan kenapa kebanyakan orang agak pesimis dengan peluang keberhasilan yang akan mereka miliki.

Error thinking semacam ini yang bisa membuat hidup kita kelak jadi termehek-mehek.

Error Thinking # 2 : ENDOWMENT EFFECT
Efek ini intinya bermakna : Anda terlalu menghargai berlebihan barang yang Anda sudah beli atau yang sudah Anda miliki.

Begitu Anda membeli atau memiliki sesuatu, mendadak muncul rasa cinta pada barang itu, dan akibatnya Anda memberikan value yang lebih tinggi dibanding harga pasaran atau nilai sebenarnya.

Misal : Anda memiliki mobil Honda Jazz baru. Setelah beberapa lama, Anda ingin menjualnya kembali. Anda kemungkinan besar akan memberikan harga penawaran yang jauh lebih tinggi dibanding harga pasaran. Anda yang memiliki mobil tersebut cenderung memberikan penilaian harga yang lebih tinggi dibanding harga pasaran yang sebenarnya.

Contoh lain endowment effect : Anda membeli saham Telkom misalnya. Setelah beberapa bulan ternyata harganya jeblok. Namun karena pengaruh endowment effect, Anda tidak segera cut loss. Anda terus saja memberikan penilaian berlebihan dan membenarkan pembelian Anda, meski makin lama harga makin jatuh.

Contoh lain lagi : Anda terlibat dalam sebuah projek. Setelah beberapa lama projek ini sebenarnya merugi, namun Anda tetap saja menginvestasikan tenaga, pikiran dan dana yang tersisa untuk meneruskan projek yang merugi ini.

Kenapa Anda tak segera cut? Karena ada efek endowment : Anda merasa “sayang” kalau projek yang sebenarnya merugi ini Anda putus ditengah jalan.

Endowment effect inilah yang juga membuat Nokia dan Kodak dulu mati ditelan sejarah.

Mereka terjebak endownent effect : terlalu mencintai produknya sendiri secara berlebihan. Terlalu bangga dan memberikan penilaian berlebihan terhadap produknya sendiri, sehingga abai dengan perubahan mendadak disekelilingnya.

Too much love will kill you. Ternyata ungkapan romantis ini benar adanya, yang dibuktikan melalui studi-studi dalam ilmu behavioral economics.

Error Thinking #3 : CONFIRMATION BIAS
Error ini intinya Anda terjebak pada pilihan favorit yang Anda miliki; sehingga mengabaikan alternatif pilihan. Anda hanya mau membaca informasi yang meng-konfirmasikan kebenaran pilihan favorit Anda.

Contoh : Anda sudah suka smartphone merk tertentu. Maka saat browsing mencari informasi tentang smartphone baru, Anda menseleksi informasi yang Anda mau baca. Anda cenderung lebih fokus untuk mencari informasi yang membenarkan kekuatan smartphone favorit Anda; dan mengabaikan informasi yang mengkritisi kekuatan smartphone tersebut.

Confirmation bias ini amat masif terjadi saat Pilpres atau Pilgub. Saat Anda sudah punya pilihan favorit, maka Anda hanya akan mau membaca informasi yang membenarkan pilihan Anda; dan enggan membaca atau mendadak emosi saat membaca informasi yang tidak sesuai pilihan Anda.

Semua kubu terjebak confirmation bias. Maka pilihan yang rasional dan obyektif menjadi sulit dilakukan saat semua orang terjebak error thinking semacam ini.

Error Thinking # 4 : HERD BEHAVIOR
Studi-studi dalam ilmu behavioral economics menemukan fakta kelam ini : manusia, saya dan kamu semua, ternyata suka bertindak seperti kerumunan bebek. Belok kiri satu, belok semua. Ada yang ke kanan, ke kanan semua.

Kita semua itu memang suka latah. Punya perilaku seperti kerumunan yang mudah latah dengan perilaku orang-orang disekitar kita.

Herd behavaior ini yang memunculkan mania, tren sesaat atau kehebohan akan sesuatu. Keramaian makin mengundang keramaian.

Warung makan pinggir jalan yang ramai, pasti akan makin ramai. Penjual obat jalanan yang ramai didengar orang, pasti akan makin banyak pengunjungnya.

Buku yang diberi label best seller, pasti akan makin meningkat penjualannya. Toko roti yang antriannya panjang, pasti akan makin heboh pembelinya. Investasi yang lagi hot, pasti akan makin banyak yang tertarik ikut.

Itu semua adalah fenomena herd behavior. Sebab kamu dan saya memang suka latah dan penasaran dengan apa yang disukai banyak orang.

Error Thinking # 5 : SURVIVOR BIAS
Bias ini terjadi saat kita mengambil kesimpulan berdasar data yang tidak valid. Kenapa tidak valid, karena yang sering kita baca hanya yang survive atau sukses bertahan. Yang gagal jarang diberitakan.

Contoh : Steve Jobs, Bill Gates dan Mark Zuckerberg semua adalah mahasiswa drop out atau DO. Tapi sukses. Kemudian ada yang bilang, nggak usah takut DO, sebab Anda bisa sukses juga seperti mereka.

Pernyataan seperti itu adalah contoh pikiran yang terjebak survivor bias. Pernyataan ini menganggap kasus Bill Gates dkk yang DO tapi sukses adalah “kebenaran umum”.

Faktanya : orang DO yang sukses seperti mereka mungkin hanya 1%. Mayoritas lainnya ya tetap jadi pengangguran atau jadi orang miskin.

Survivor bias adalah cermin kebodohan dalam memahami ilmu statistik. Kasus tertentu yang mungkin hanya terjadi pada 1 – 2% orang, dianggap mewakili SELURUH populasi.

Kesalahan generalisasi seperti itu sering terjadi. Hanya karena baca satu atau dua kasus di media atau di grup WA, mendadak menganggap semuanya akan seperti yang ada dalam kasus tersebut. Ini namanya kegoblokan statistik.

DEMIKIANLAH, lima jenis bias atau error thiking yang berhasil diungkap dalam beragam riset ilmu Behavioral Economics. Lima error thinking ini adalah :

1. Loss aversion : gue takut rugi ah
2. Endowment effect : too much love will kill you
3. Confirmation bias : pilihan gue yang paling hebat
4. Herd behavior : kita semua suka latah
5. Survivor bias : kepalsuan statistik

Harap dikenang selalu 5 bias diatas. Sebab kita semua mungkin akan selalu terjebak didalamnya.