Saat ini fenomena sexting di kalangan remaja dapat dikatakan telah menjadi sebuah trend. Disebut trend karena sexting telah menjamur dan dilakukan oleh banyak remaja. Seiring dengan kemajuan dan tingginya teknologi handphone dan internet, banyak remaja yang melakukannya.
Kenapa harus diwaspadai dan orang tua diharapkan mengawasi prilaku sexting anak remajanya. Sebenarnya, sexting apa sih?
Sexting adalah tindakan mengirim pesan atau foto seksual secara eksplisit. Pengririman tersebut terutama terjadi antar ponsel atau handphone. Namun dalam perkembangannya, prilaku sexting ini memanfaatkan internet untuk mengunggah gambar atau update status di jejaring sosial mengenai tindakannya.
Istilah sexting pertama kali dipopulerkan di awal abad 21 ini dan merupakan portmanteau dari seks dan SMS, di mana yang terakhir ini dimaksudkan dalam arti luas mengirim teks mungkin dengan gambar.
Bentuk Prilaku Sexting Remaja
Karena dorongan memperoleh kesenangan sesaat, banyak remaja yang tanpa berpikir panjang mengambil gambar sendiri dalam berbagai pose menantang mengundang birahi. Kemudian gambar-gambar (dan tidak jarang yang dalam bentuk video) telanjang mereka kirimkan dalam bentuk file multi media.
Ironisnya, apa yang dilakukan remaja yaitu berfoto setengah bugil (toplesss) atau bahkan tanpa busana sama sekali adalah dengan sadar dan tanpa adanya paksaan dari siapapun.
Selanjutnya, gambar aksi sexting mereka kirimkan ke rekan-rekannya atau diupload ke Twitter dan Facebook untuk update status mereka di wall. Ada juga di antara mereka yang tanpa malu menyebarluaskan video adegan seks.
Bentuk lain prilaku sexting di kalangan remaja adalah menjual diri. Mereka mengiklankan diri di media online dan memanfaatkan sosial media. Remaja berprilaku sexting ini secara terang-terangan berani memasang tarif untuk servis mereka.
Pelaku sexting tidak saja dari keluarga dengan tingkat ekonomi bawah, tetapi juga ada yang dari kelaurga sangat mampu. Mereka melakukan aksi sexting ada yang bertujuan mendapatkan uang, namun yang tidak sedikit yang melakukannya murni demi kesenangan beraktivitas seksual.
Lucunya, ada juga prilaku sexting yang didorong narsisme. Ingin membuktikan kepada teman-temannya, bahwa ia berani melakukannya. Tentu saja ini bentuk narsisme yang salah kaprah.
Mereka rupaya lupa bahwa dampak prilaku sexting adalah sangat besar. Tidak saja bagi dia sendiri tetapi keluarga dan lingkungan sosialnya pun ikut kena getahnya.
Prilaku sexting dapat dikategorikan sebagai tindakan kejahatan dunia maya (cyber crime). Dan kecuali itu tindakan tersebut dapat diancam dengan Undang-undang anti pornografi
Peran Orang Tua
Perkembangan teknologi handphone dan internet yang hebat dan canggih semestinya dibarengi dengan kontrol ketat oleh orang tua. Orang tua seharusnya mendampingi dan memberikan bimbingan tentang penggunaan teknologi yang sehat. Orang tua jangan hanya memberikan fasilitas yang dibutuhkan, tetapi juga memberikan bimbingan. Prilaku sexting merupakan bentuk penyalahgunaan teknologi. Dan hal itu dapat terjadi sangat mungkin karena minimnya perhatian dan kontrol orang tua.
Remaja mempunyai rasa ingin tahu atau penasaran terhadap sesuatu sangat tinggi. Hal ini memberi peluang kepadanya untuk menyalahgunakan alat teknologi canggih yang ada di sekeling mereka.
Turut memberikan andil prilaku sexting di kalangan remaja adalah gaya selebritis ketika berbusana. Mereka ketika tampil di TV mengenakan pakaian yang serba minim. Termasuk para artis penyanyi yang video musiknya memperlihatkannya dan artis pendukung mengenakan pakaian serba minim.
Para peneliti dan juga orang tua di Inggris sangat mengecam prilaku selebritis Inggris yang memakai busana minim dan menari erotis pada saat bernyanyi.
Sehingga para orang tua di Inggris meminta pihak sekolah untuk mengontrol anak-anak mereka dalam menggunakan ponsel dan internet di sekolah.
Pelaku Aksi Sexting
Tidak hanya remaja, menurut hasil survei di Inggris disebutkan bahwa aksi sexting juga dilakukan oleh satu dari empat yang berumur 11 tahun. Mereka bertukar foto porno diri mereka sendiri dengan disispi pesan teks.
Dalam survei tersebut dikatakan juga bahwa 40 persen dari anak-anak berusia antara 11 hingga 14 tahun mengaku menggunakan handphone atau komputer untuk keperluan mengirim gambar diri mereka dalam keadaan tanpa sehelai benangpun di tubuhnya.
Dan ada 4 dari 10 anak yang menganggap wajar mengedarkan foto perempuan tanpa busana di lingkungan sekolah.
Trend sexting sekarang ini, menurut para ahli adalah bentuk pergeseran yang signifikan dari anak-anak yang hanya melihat kini berubah menjadi pelaku dan pembuat.
Kiat Mengantisipasi Prilaku Sexting
Ketenaran yang ditimbulkan menyebabkan remaja merasa prilaku sexting tersebut adalah hal yang wajar. Mereka tidak sadar bahwa prilaku sexting adalah sangat berisiko.
Gambar dan video yang mereka ambil dengan handphone ketika sudah terupload di Facebook dan Twitter menjadi sangat mudah masuk ke laman pornografi.
John Shehan, director Exploited Child Division of the National Center for Missing and Exploited Children, Amerika Serikat menyebutkan bahwa sekali saja foto dan video diupload maka akan selamanya tersimpan dan tentu saja berakibat merusak reputasi, privasi, serta keamanan diri mereka.
Lalu bagaimana tips dan cara yang dapat dilakukan orang tua anak-anaknya terhindar dari trend aksi sexting? Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat dilakukan :
Gali informasi sebanyak-banyaknya mengenai sexting dan prilaku tidak pantas yang lain. Diskusikan dengan terbuka kepada anak. Jelaskan kepada mereka tentang bahaya dari prilaku sexting dan hubungan seksual di usianya sekarang. Jelaskan bahwa Anda sangat memahami keinginannya untuk diperhatikan lawan jenis, akan tetapi sexting bukan merupakan pilhan yang tepat.
Bantu anak untuk menghargai tubuhnya sendiri dan tunjukkan bagian yang tidak pantas dieksploitasi
Peraturan keluarga tentang pengiriman pesan singkat perlu untuk dibuat. Berikan batasan penggunaan handphone. Ketika malam hari hendak tidur, HP anak lebih baik disimpan oleh orang tua. Kontrol HP, instan messaging, surat elektronik, jejaring sosial anak. Berikan pengertian bahwa Anda tidak sedang mengganggu privasinya.
Sepakati konsekuensi jika tata tertib dilanggar. Berikan batasan akses internet, menyita HP, atau memblokir teman anak pemberi pengaruh negatif
Berikan HP tanpa kamera. Ingatkan agar anak membangun relasi di dunia nyata.
Jaga dan awasi agar anak-anak kita tidak terjerembab dalam prilaku tidak pantas, termasuk sexting. Artikel ini semoga dapat mengingatkan para orang tua untuk selalu waspada akan dampak negatif HP dan internet yang dapat disalahgunakan untuk sexting.
http://info-newsentertainment.blogspot.com/2012/12/fenomena-sexting-dikalangan-remaja.html
No comments:
Post a Comment