HTML
Thursday, September 20, 2012
Makanan Organik bagi Kesehatan Tubuh
Dimasa sekarang ini, kita harus lebih berhati hati dengan semua produk makanan. Baik makanan yang langsung dapat kita santap maupun makanan dalam kemasan yang harus diolah lebih dahulu sebelum dimakan. Makanan berlabel organik merupakan pilihan bagi kita bila berbelanja di super market atau pasar moderen lainnya. Makanan organik tidak tercemar pestisida, iradiasi, antibiotik , hormon dan modifikasi genetik selama masa tanam.
Buah dan sayur organik yang tidak terkontaminasi zat kimia dapat meningkatkan metabolisme tubuh. Pencernaan juga dapat bekerja dengan optimal. Sehingga dapat BAB dengan lancar. Selain itu produk makanan organik dapat menurunkan program berat badan. Mengkonsumsi makanan organik juga akan mendapatkan manfaat antibiotik yang terkandung didalam makanan tersebut.
Yang paling penting tentunya, kita dapat terhindar dari racun yang terkandung dalam makanan tersebut.Yang dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, sehingga berujung pada kematian. Produk organik memang masih langka dipasaran. Kalaupun ada harganya masih sangat mahal. Namun demikian kita harus meminimalisir makanan yang tidak sehat masuk kedalam tubuh. Khususnya bagi putra putri kita yang akan mengalami usia emas, mari kita berikan makanan sehat dan bergizi jauh dari berbagai racun yang dapat merusak seluruh organ tubuhnya.
Beralih pada makanan organik adalah salah satu cara terbaik untuk meningkatkan derajat kesehatan keluarga kita. Makanan organik dapat mengembalikan keseimbangan hormon disebabkan bahan kimia yang masuk kedalam tubuh. Serta orang yang mengkonsumsi makanan organik dapat memperpanjang usia karena peningkatan derajat kesehatan tersebut.
http://kesehatan.kompasiana.com/makanan/2012/09/17/makanan-organik-bagi-kesehatan-tubuh/
Sunday, September 9, 2012
UI GELAR UPACARA WISUDA
Universitas Indonesia (UI) kembali menggelar upacara wisuda, Jumat (7/9/2012), di Balairung UI, Depok, Jawa Barat. Tahun ini, UI meluluskan 8.672 mahasiswa dari jenjang D-3 hingga S-3. Jumlah ini terbanyak sepanjang sejarah UI.
"Suatu kebanggaan hari ini Universitas Indonesia bisa mempersembahkan total lulusan semester genap tahun ini sebanyak 8.672 orang. Jumlah ini merupakan jumlah lulusan terbanyak dalam sejarah UI," ucap Pejabat sementara Rektor UI, Djoko Santoso, saat memimpin upacara wisuda dan penyambutan mahasiswa baru, Jumat (7/9/2012) sore.
Dalam pidatonya, Djoko berpesan kepada para lulusan untuk mempersembahkan kejujuran dan sikap yang bertanggung jawab atas pencapaian ilmu yang telah diperolehnya. Hal yang sama juga ditujukan kepada mahasiswa baru agar mereka tetap mengindahkan kedua hal tersebut dalam pencarian ilmu.
"Bayangkan jika kedua landasan itu ada, pribadi mahasiswa akan menjadi sosok profesional sejati. Teruslah mengasah kemampuan dalam dua sisi, satu memantapkan kemampuan profesional keilmuan di bidang Anda, sisi lain kembangkan kemampuan penalaran dan penjabaran keilmuan untuk kepentingan masyarakat," ungkapnya.
Seiring dengan tingginya jumlah lulusan yang banyak, Djoko juga mengatakan bahwa pada wisuda semester ini terdapat 1.230 wisudawan berpredikat cumlaude. Jumlahnya mencapai 14 persen dari total lulusan tahun ini. Jumlahnya naik tiga kali lipat dari jumlah peraih cumlaude tahun sebelumnya, yaitu 429 orang dari total 7.458 lulusan.
UI menggelar wisuda dalam dua hari. Pada hari ini, digelar wisuda untuk 3.298 lulusan sarjana kelas reguler dan kelas khusus internasional.
http://edukasi.kompas.com/read/2012/09/07/17350653/UI.Lepas.8.672.Wisudawan.Terbanyak.Sepanjang.Sejarah
Wednesday, September 5, 2012
Halal Bi Halal 1433 H Kemantren Jakarta
Suyono TldJOG70: I/2 - PP2 |
Minggu jam 9.00 saya ditilpun mas Achmad (Ikang) Fauzi
(PP-2) yg sebelumnya sudah terima sms dariku tentang informasi syawalan TLD70.
“Yon berangkat enggak ?”; tanyanya. “Yo..berangkat wong nggak ada
acara lain yg lebih penting, aku berangkat jam 10-an” : jawabku.
“Aku enaknya bagaimana ya..soalnya belum pernah, dan sudah pada lupa sama
teman-teman dulu” : tanyanya lagi rodo mbingungi. “Hla monggo saja,
kalau mau datang saya jemput atau sampeyan yg ke rumahku ? aku manut “ : jawabku.
Akhirnya AF jam 10.30 sudah tiba di rumahku, malah pakai kesasar pula, wong
sudah pernah kok lali ya. Berangkatlah kami berdua ewes-ewes dg route Jl
Casablanca (Kol Sugiono) – Kuningan- W Monginsidi. Jam 11.30 nyampailah
ke RM Warungdaun dan segera masuk ke dalam, …waow..surprise, ternyata
sudah lebih dari 20 orang berada di sana (waktu sebelum puasa kurang dari 10
orang). Segera kusalami 1 per 1, bagiku sudah banyak yg kukenal baik melalui
FB, milis maupun pernah ketemu langsung sewaktu di Yogya & Jkt.
Terlihat obrolan pertemuan berlangsung gayeng yg
kemudian dibuka oleh Lurah Kemantren Jkt Dr. ML. Sebetulnya nggak
dibuka juga sudah berlangsung gayeng. Yo wis ben...ethok-ethoknya dibuka
saja. Mbuh Lurahe ngendiko opo , aku yo ra pati krungu ….ketutup suara
gumbrenggeng konco-konco, pokoke yen ono sing nguyu melu ngguyu...apalagi
susunan mejane ndlujur dawa..antara ujung satu dg lainnya adoh
tenan..saya duduk agak ujung.
Oh ya .. yg datang setelah kuingat2 sekitar 30-an
kurang dikit , wis dijangkar (jambal) wae yo :
1. Aan
2. Sri Murtini
3. Nanik SM
4. Umi Pur
5. Retno A
6. Ratna Dewi
7. Asti
8. Henny (Ny Didik)
9. Japong
10. Teguh W
11. Edi Ros
12. Yono
13. Andi W
14. Herry Bud
15. Mukhtar L
16. Marsito
17. Pakde Arief
18. Sudarmanto
19. Sri Kaloka
20. Sri Nirbito
21. Hendra Barata
22. Didik Is
23. A Fauzi
24. Hary Sur
25. Sukatno
26. Prasetyo
27. Edi Mart
28. Lupa
29. Lupa
30. Sopo maneh..
Sebetulnya saya berniat bikin absen, dan sudah minta
kertas sama servant hla kok lama nggak dikasih, ndilalah aku yo lali nagih
nganti bubar.
Mas Sri kaloka, Saya tidak membayangkan ketemu mas SK
sebab setahuku beliau di Bandung dan selama ini saya juga kurang komunikasi,
setelah 40 th nggak ketemu mas SK masih nampak kalem dan langsing.
Mbak Sri Murtini. Lewat FB ngakunya dulu di I-2, sejak
itu aku mencoba nginget-inget kok ya nggak match nggak ketemu ya. Eeh
...ternyata sekarang baru ngaku kalau dulu di I-5.....sengaja ngerjain saya.
Oala..mbak Sri...tego temen sampeyan, awas tunggu balasanku. Piye yo
carane mbales.
Mbak Aan. Crito-crito kok njur nyinggung musik. Oh aku
jadi ingat,” mbak Aan dulu main accordian ya? ” Jawabannya meng-iyakan,
ternyata saya betul, sampai sekarang mbak Aan masih bermusik. Kita tunggu saja
nanti kiprahnya di S’baya, katanya juga mau datang. Oh yes..
Mas Hendra Barata. Dulu ketua Osis, so pasti aku
mengenalnya. Salut buat mas HB yg jauh-jauh dari Ciamis (6 jam prjln) merloke rawuh.
Bayangkan nyopir sendiri, ngakunya ada yg menemani, yg nyopir mas Hendra yg
menemani mas Barata....haha...jas bukak iket blangkon alias sami mawon., matur
nuwun mas HB.
Dari kemantren S’baya rawuh mas Herry Bud & mbak
Asti, matur nuwun. Tapi ada yg mengartikan sedang “menanam budi”.
Adoh-adoh soko Suroboyo, ben mengkone yen even nang S’boyo genti
ditekani. Ho..ho..beban moral juga ya kalau sampai nggak datang ke S’baya
(sorry guyon hlo mas Her/mbak Asti).
Mbak Ratna Dewi datang agak terlambat karena paralel
dg acara lain, bahkan acara paralelnya dikorbankan tidak sampai selesai demi
nggabung dengan Tld, suwun mbak.
Mas Harry Suryanto, dari postur tubuh dan gayanya saya
masih ingat namun agak ragu dengan tidak memakai kacamatanya. “mas
Harry ya ?” : tanyaku ragu. Jawabannya membenarkan, seneng sekali
ternyata tebakanku betul.
Mas Didik Iswardhana, aku tidak pangling walaupun
beliau mungkin masih meraba-raba. “iki Yono sing endi yo?”. Ma kasih mas Didik
atas rawuhnya ke Jkt, sarimbitan dengan ingkeng garwo. Mas DI ini memang hoby
touring, katanya kalau nggak nyopir malah pusing. Yo wis sak kersamu mas
!
Sekitar jam 14.00, kira-kira 2/3nya sudah meninggalkan
gelanggang pertemuan dengan berbagai keperluan. Datanglah Sang Komandan
Pusat Tld70 dari Yogya mas Prof Ed Mart langsung dari airport dengan
backpacknya. Setelah saling bersalaman/berpelukan dikeluarkanlah benda pusaka
dari ranselnya berupa bungkusan plastik. Haha...lumayan..mas EdMart
mbela-mbelain mampir Kranggan sakperlu nyangking tahu, tempe kara, tempe gembus
baceman plus cabe rawit ijo, sampai- sampai hampir ketinggalan pesawat,
katanya. Sedap….minum teh anget nyamikane tempe bacem, anane mung
ayem tentrem.
Tentang rencana Suroboyoan Nopember mendatang, aku
ditunjuk oleh pak Lurah supaya mengkoordinir keberangaktan dari Jkt biar
berombongan. Terima kasih pak ML atas kepercayaannya, namun mohon maaf
saya menolaknya karena saya sendiri merencanakan berangkat ke S’baya dari
Yogya naik KA. -…sinten numpak sepurrr..bayare setali ..monggo sami kondur…-
Kemudian yg ingin berangkat berombongan dikoordinir mas Japong, sorry ya
mas Japong, pancen njenengan sing kudu ketiban sampur.
Opo maneh yo......O iyo sewaktu bubaran pulang aku
nanya sama mas A Fauzi ; ” mas Fauzi, waktu pertama lihat kawan-kawan siapa yg
langsung Anda kenal ?”. Jawabnya mantap : “Sri Nirbito !”. O ala
..Zie, hla yen kuwi kan konco tunggal kringkel...yo pasti to …nunggal
geologinya. Untung sampeyan ora njawab : “Yono”, sido tak udhunke
tengah ndalan tenan sampeyan....weit…. aku sing nunut ding. Mekaten .
Salam hangat -yon
DJP:
Wah, wah.... ada juga yg piawai dalam menuliskan crito,
berarti Inu ada saingannya nih.
Maturnuwun mas Yon, critone nyengsemke dan bisa menambah gambaran suasana saat itu.
Ada ralat sedikit atas nama2 yg hadir :
- Sudjatno (bukan Sukatno, soalnya ada juga teman kita Katno yg tidak hadir disini)
- Muchlisah
- Henny (yg bukan istri Didiek)
Maturnuwun mas Yon, critone nyengsemke dan bisa menambah gambaran suasana saat itu.
Ada ralat sedikit atas nama2 yg hadir :
- Sudjatno (bukan Sukatno, soalnya ada juga teman kita Katno yg tidak hadir disini)
- Muchlisah
- Henny (yg bukan istri Didiek)
Yon:
Mas Japong,
rasanya ralat sedikit tapi itu fatal bagiku. Wah..wah...saya harus minta
maaf,
Kepada mbak
Henny, mbak Ny Didik & mas Didiek ysh saya mohon maaf se-besar2nya atas
kekeliruan yg tak sengaja ini. Juga kepada mas Sudjatno karena
salah sebut dan mbak Muchlisah yg lupa tidak kusebut. Harap maklum yo mbak2
& mas2, jujur saja saya ini sebetulnya anggota PDIP (Penurunan Daya Ingat
& Pendengaran).
Oh ya mbak
Umi kemarin ngomentariku : " seingatku mas Yono ki dulu
pendiem". Kalau itu sampai sekarang saya masih pendiem mbak Umi,
belum berubah (dereng ewah...kalau ini beda artinya). Keluarga
besarku di mBantul komennya sama : "suyono ki koyo gamelan, yen ora
ditabuh ora bakalan muni !". Hla piye...di rumah kalau lagi ber-2-an
dengan mbok wedok, komennya juga idem : "neng omah wong loro kok sepi,
podo wae jejeran patung". Nah ini yg bikin panas ...apa perlu mengerjakan
"kerajinan tangan" ....eit jangan teruskan critanya...
Salam
Hangat.
EM:
Justru krn Anda pendiem itu, mas Yon, kata2 Anda mengendap
lbh mantap dan ketika dikeluarkan secara terrtulis mantapnya muncul dan terasa
... Terus nulis mas Yon, nanti ada dr Inu pun biar bareng2 nulis, krn saya
yakin persepsi, tanggapan sampai ke gaya penulisan pasti beda, dan teman2 akan
diperkaya oleh reportase Anda berdua ... Ditunggu pandangan mata berikutnya ...
Subscribe to:
Posts (Atom)