Halo,Asalamaualaikum,-kawan-kawanku-tercinta.......ini Inu muncul lagi.....
Pertama kali, kuharus minta maaf se besar2nya pada anda semua, karena kurang memperhatikan mailist kita ini selama beberapa bulan. Dimulai akhir Oktober 2010, erupsi Merapi pertama menghantam Muntilan, nah aku mulai sibuk mendampingi istriku yg Kabidyanmed RSU Muntilan, pontang panting krn RS nya kena gempuran pasir lahar panas. Tak berapa lama aku sendiri dapat SK Menkes menjadi Koordinator Penanganan Masalah Kesehatan Jiwa Bencana Merapi untk Jateng-DIY. Bukan Direktur2 RSJ tapi aku yg sudah fungsional mau pensiun yg diberi tugas ini, dgn dana 600 juta dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana yg bila diselewengkan seribu rup saja aku digantung di pohon beringin-di-depan-RSJ-Mgl.
Aku mulai bekerja dgn anak buah 200 perawat jiwa dan 40 psikiater mendatangi TPS-TPS Merapi di Yogya, Klaten, Magelang dan Boyolali. Gempuran pertama Merapi 26 Okt yg menghanguskan Mbah Marijan beserta anak buahnya itu disusuk gempuran dahsyat 4 Nop 2010. Saat itu aku nginap di Pavilyun Ayodya RS Sarjito krn oprasi katarak mata kanan. Gempuran debu dan awan panas Merapi kedua ini meluluhlantakkan dan membenamkan desa2 Kepuharjo, Pangukrejo, Umbulharjo sampai Kinahrejo tempat Mbah Marijan di Kec Cangkringan Sleman. Nah, dgn mata tertutup sebelah bagai perompak aku mengerahkan teman2ku perawat jiwa dan psikiater mendatangi TPS-TPS yg berisi ribuan pengungsi di 4 wilayahdiatas.
Stres dan gangguan jiwa memang tidak mengancam nyawa tapi bila ada 3 org saja yg mengalami gangguan jiwa taraf sedang dan berat maka satu TPS yg berisi ribuan orang bisa bubar. Teoritis prosentasi ggn jiwa ringan sampai sedang adl 10% dari populasi umum. Dalam kondisi darurat perang atau bencana alam dahsyat bisa meningkat jadi 30%. Bila satu TPS berisi 8000 - 10.000 org anda bisa hitung sendiri berapa orang yg stres sampai mengalami ggn jiwa. Lebih dari 200 org dari ke 4 wilayah itu yg terpaksa kami ikat dan tak masukkan RSJ Klaten dan RSJ Mgl. RSJ Yogya (RS Grhasia) di Pakem masuk zona bencana dan-terpaksa-mengungsikan-120-pasiennya-ke-Dinsos-Yogya.
Tugasku adl membentuk Tim-Tim Keswa (Psychological First Aid/PFA) yg terddiri atas seregu perawat dgn psikiater dan psikolog tiap hari mendatangi ratusan TPS di 4 wilayah tsb. Untung teman2ku sanggup berjuang tanpa memikirkan honor krn ini pertolongan bencana. Dari ke 40 temanku psikiater itu semuanya wanita krn hanya wanita yg mau bekerja mati2an untuk menolong sesama tanpa bayaran bahkan tombok unt makan. Teman2 psikiater pria cuma menggeleng saja tak mau membantu krn tak ada bayarannya, dana BNPB itu hanya pas untbensin-dan-makan-paraperawat.
Jadi bln2 Okt, Nop, Jan, aku 3hr sekali membuat postingan tulisan dan foto2 kegiatan di Fb, unt komunikasiku dgn teman2 psikiater dan perawat jiwa di seluruh Indonesia ttg kegiatan penanggulangan bencana Merapi ini. Mereka berdatangan dlm kelompok ke Jogya dan Magelang unt membantu. Aku harus mencarikan tempat penginapan, di mess2 or asrama RS atau Dinsos.
Waktu aku dtg dgn Edmart dkk di reuni Pangandaran 2010, Hary Suryanto menyambut kami sore hari di hotel dan memeluk dan cipika cipiki dgn kami. Aku heran dia nggak pakai kacamata tebalnya. Ternyata matanya di Lasik. Dua2nya jadi minus nol. Aku sangat iri dgn Hary. Kutemui teman2ku para dokter spes mata di Yap. Ternyata mataku tak bisa di Lasik. Sudah terlalu tua. Aku sedih tapi kutrima saja. Suatu ketika aku priksa mata krn minusku tambah terus dan harus ganti kaca mata. Prof Wasisdi bilang mata kananku katarak hrs dioprasi. Mata kiri menyusul 3 bln kemudian. Tapi retinaku robek dehingga hrs di solder pakai Laser dulu. Setelah retina di solder, 2mg kemudian mata kanan di oprasi, dibuang kataraknya, dan lensa ditanam yg baru, dari minus 14 diganti minus 2, untuk baca dekat dan mriksa pasien. Oprasi ini tgl 4 Nop, pas ledakan besar Merapi yg kedua. Aku terbaring di Pavilyun VIP Ayodya ketika RS Sarjito geger dini hari kedatangan ratusan pasien korban lahar panas Merapi. Dan selanjutnya kegiatanku sebagai koordinator penanganan masalah kes jiwa bencana Merapi se Jateng DIY bagai perompak, dgn mata sebelah tertutup.
Selang 3 bulan kemudian ganti mata kiriku dioprasi. Ini pas mantunya si HB, jadi maafkan aku nDra, aku tak bisa datang di acara mantumu. Dengan bius lokal, pelupuk mataku di suntik bius, mleset kena pembuluh darah. Malah jadi perdarahan dan bengkak, di meja oprasi. Oprasi dibatalkan. Dua minggu kemudian, aku mondok lagi dan sekarang dgn bius general. Jadi oprasi lancar, Nah, ini pas mantunya Andi, jadi maafkan aku nDi, aku tak bisa datang krn lagi nggletak di Pav Ayodya Sarjito. Mata kiriku dari minus 8 diganti minus nol. Jadi aku bisa melihat jauh dengan mata kiri, melihat dekat dgn mata kanan. Aku tak perlu pakai kacamata lagi.
Aku sudah nonton bioskup duduk di paling belakang melihat teks fil dgn sangat jelas tanpa kaca mata. Sebaliknya baca buku dan menulis, baca koran, pakai mata kanan tanpa kacamata. Ini benar2 karunia Tuhan yg luar biasa. Aku pakai kacamata sejak klas V SD dan tak pernah bermimpi bahwa suatu ketika dlm hidupku, di umurku yg lebih 55th ini, aku bisa melihat dunia tanpa kacamata. Aku sujud syukur dan lebih giat lagi beramal dalam penanggulangan orang2 yg stres sampai gangguan jiwa krn bencana Merapi. Hary Suryanto, pasti gembira melihat temannya sekaligus saingannya dlm kejuaraan lulusan sejak SMP sampai SMA ini juga menyusul tanpa kacamata. Aku pasti dipeluknya lagi. Sejak SMP sampai SMA aku selalu lulus juara sekolahan kedua, selisih satu angka dari juara satu, Hary Suryanto.
Feb 2011, bencana lahar panas berganti lahar dingin, banjir besar dgn pasir dan batu2 sebesar mobil spt yg kamu lihat di TV atau koran2. Kali Putih dan Pabelan banjir dan jembatan ambrol, jalan Jogya Magelang putus, masuk kantor hrs melingkar lewat barat. Peengungsi yang sudah balik dari TPS kembali lagi memenuhi TPS2 baru disekitar kali banjir itu krn rumah dan sawah ladangnya hancur. Nah aku dapat kiriman dana dari teman2 Perhimpunan Dokter Jiwa dari berbagai cabang, tak belikan sembako untuk mrk yg kurang makan di TPS-TPS ini. Berhari-hari aku mubeng2 dgn teman2 psikiater dan perawat dgn truk-truk berisi sembako ini.
Selain itu, kukumpulkan dana dari teman2 dokter dan pabrik obat di Magelang, kubelikan bibit pohon mahoni, coklat, sengom, jatiambon, klengkeng, matoa, sebanyak 1000 batang untuk masyarakat Kec Dukun di lereng Merapi dan 1000 batang unt kec.Srumbung yg tegalannya hancur. Masyarakat yg kesusahan itu sangat gembira dgn sumbangan tak seberapa ini. Pak Bupati dan para camat sangat terharu dan mengantar kami ke desa2 yg hancur itu membagi-bagikan pohon2 itu. Selain melihat kami mengambil orang2 yg mengalami gangguan jiwa berat yang langsung kami bawa ke RSJ Magelang. Untuk para korban bencana ini, perawatan di RSJ sampai berapa lamapun gratis dan pulangnya kami antar dgn bis RSJM.
Aku kaget mbuka mailist ini kemarin dan baca Hita masuk RS krn stroke. Non hemorhagik, kata Asti. Kudoakan semoga cepat sembuh seperti sediakala. Stroke non hemorhagik sering kali lebih lama sembuhnya daripada yg hemorhagik, tapi bisa sembuh tanpa sequele. Semoga Hita dikaruniai kesabaran dan rajin latihan supaya sembuh seperti sediakala.
Kubaca pula undangan Rimadewi. Ah selamat untuk Rimadewi dan Mas Pri yang sudah berhasil membesarkan dan menikahkan putranya. Semoga sukses terus mendampingi putra putrinya, selamat mengarungi bahtera hidup baru bagi putra Rimadewi dan Mas Pri.
Edmart me-sms kami semua yg di Jogya, bahwa ada usulan dari Muchtar dan Asti untuk pertemuan yg agak besar bulan Juli. Bagus. Dan Edmart mengajak pertemuan rembug tentang itu bagi kemantren Jogya, mungkin sesudah njagong Rini Suharsih, teman kita yg kepala sekolah SMA Stella Duce Jogya itu. Baiklah. Atau kalau tidak kutawarkan rumahku di Popongan atau Cendana tempat praktekku itu, atau di Sate House nya Sobirin di Jln Monjali yg sudah dikenal teman2 dan mudah dicapai.
KATY ALL YEARS sdh lahir di Fb, sekarang anggautanya sdh 2000 org lebih. Aku sudah memasang dua tulisanku agak panjang disitu, “MAKNA REUNI” dan “PAK TJIP”. Cukup hangat sambutan mereka, kebanyakan adik2 kelas kita jauh. Aku mewakili angkatan kita. Maka kupasang juga foto2 kita di Green Canyon of Pngandaran dan Syawalan 2009, 2010.
Karena tak semua teman2ku ankt 70 membuka Fb Group itu, kupikir ada baiknya ku pasang tulisanku yg “PAK TJIP” di mailist kita tercinta ini. Kuharap mailist kita ini tetap hidup meriah sebagai ajang saling menyapa dan curhat bercanda yg sangat penting untuk kesehatan jiwa. Sekian dulu teman2ku tercinta, maaf kalau terlalu panjang.
Edmart:
Hallo Nu
Selamat datang kembali, Nu. Kami sangat bangga atas apa yg sudah kaulakukan sbgmn juga yg telah dilakukan mas Didik dkk beserta rekan2 TldJOG70 yg menjadi pendukung. Muga2 dadi amal sholehmu sing kecathet ya Nu. Lan muga2 kita kabeh bisa netepi unen-unen: saya tuwa saya mumpangat ... !
Herbud:
Waalaikum salam mas Inu....
Tulisan yang lama sekali sdh kurindukan ... telah datang kembali.... tulisan yg selalu enak dibaca dan tidak membosankan...jadi mas Inu tentu tidak perlu minta maaf krn kepanjangan.....
Wah betapa mulianya tugas mas Inu dan nyonya, semoga amalan mas Inu dan nyonya diterima Alloh SWT dan mendapat pahala yg berlimpah .... Amin.
Selamat ya mas Inu.... Sekarang tidak perlu lagi memakai kaca mata...yg didapat dg penuh perjungan itu... Memang kadang capai ya mas pakai kacamata terus itu.....
Mana mas tulisan "PAK TJIP" nya ?....selak pengiin baca ini mas....
Terima kasih mas Inu atas tulisannya...
Wassala Herbud.
No comments:
Post a Comment