Kalau dulu AMD adalah singkatan ABRI Masuk Desa, sekarang AMD adalah Alien Masuk Desa. Inilah yang sedang hangat dibicarakan menyusul munculnya pola lingkaran di tengah sawah di Kecamatan Berbah, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Hingga Selasa (25/1) pagi ini, tampaknya belum ada pihak yang mengaku membuat 'crop circle' tersebut. Belum terdengar juga ada alien yang mengklaim bertanggung jawab karena merusak tujuh petak sawah yang digarap enam petani itu.
Kepolisian setempat juga sudah menanyai para petani itu. Keterangan yang didapat dari mereka: "Tak mungkin itu buatan manusia." Tentu saja, para polisi sudah handal memisahkan mana kesaksian tentang fakta, dan mana yang opini.
Kami telah bertanya pada Anda, melalui Yahoo! Answers. Apakah itu buatan orang, atau bukan? Ada lebih dari 1400 jawaban yang masuk. Kami berterima kasih pada Anda yang sudah berpartisipasi beropini.
Dari setumpuk jawaban itu, terlihat sejumlah kecenderungan. Ada yang yakin itu bukan buatan manusia. Sejumlah argumen diajukan. Misalnya soal tak mungkinnya karya serapi itu dibuat manusia dalam waktu singkat; bahwa kalau warga setempat yang membuat, maka motif yang dipilih mestinya batik; ketiadaan jejak; dan lain-lain.
Coba simak jawaban Surya, yang merasa pengukuran pola akan sulit dilakukan manusia. "Butuh waktu lama," kata dia, "pasti aktivitasnya akan diketahui oleh orang di daerah tersebut."
Ada pula yang yakin itu buatan orang biasa. Toh, caranya bisa dicari di internet. Asal dikerjakan bersama-sama, tak sulit membuat pola seperti itu.
Aditiyo S salah satu yang yakin itu buatan orang. Kata dia, penonton Discovery Channel atau National Geographic tentu tahu bahwa crop circle bisa dibuat dengan menggunakan alat sederhana seperti batangan kayu, dalam hitungan jam. "Saya pikir sudah saatnya bangsa Indonesia lepas dari takhayul," ujar dia.
Ada pula yang percaya itu fenomena alam. Sisanya...menyerahkan pada Yang Kuasa.
Seorang penjawab, Paulus, mengatakan pola yang tampak halus itu hanya karena terlihat dari jauh. "Kalau dari dekat, tidak sehalus itu," ujarnya. Benarkah? Di YouTube, seseorang dengan id 'MrXkatrok2' mengunggah video tampak-dekat pola lingkaran di sawah Sleman. Yuk, lihat:
Sumber:
http://id.news.yahoo.com/yn/20110125/tid-siapa-pembuat-pola-di-sawah-sleman-a143c86.html
==============================================
HTML
Wednesday, January 26, 2011
Tuesday, January 25, 2011
Jejak UFO Sleman Terbukti Buatan Manusia
YOGYAKARTA, TRIBUN-TIMUR.COM -- Crop Circle di Berbah, Sleman, Yogyakarta dipastikan adalah buatan manusia. Kepastian tersebut dilakukan setelah tim dari Lembaga Antariksa dan Penerbanangan Nasional (Lapan) dan Polres Sleman melakukan penyelidikan di lokasi.
Kapolres Sleman AKBP Irwan Ramaini yang hadir di lokasi Crop Circle mengatakan bahwa tidak ada jejak UFO di lokasi.
"Berdasarkan penyelidikan kami bersama tim dari Lapan, dugaan kami sama dengan tim dari Lapan. Ini buatan manusia," tegas Irwan Ramaini di Sleman, Selasa (25/1/2011).
Penegasan senada disampaikan Kepala Pusat Pemanfaatan Sains Antariksa Lapan Sri Kaloka. "Ini buatan manusia, kami menemukan beberapa bukti bahwa ini dibuat secara tradisional," tegas Sri Kaloka.
Tim dari Lapan menemukan titik sentral dari crop circle tersebut. Yakni seluas lima meter persegi. "Di titik sentral tersebut, kami temukan ada lubang sedalam 25 cm dan lebar 4 cm yang kami duga sebagai titik pusat. Lubang tersebut dibuat dari batang, atau pipa," tegas Sri Kaloka.
Tim Lapan juga menemukan adanya batang-batang padi yang patah dan akarnya tercerabut. "Itu akibat diinjak dengan kaki," jelasnya.
Sri Kaloka menambahkan, kemungkinan pembuat Crop Circle tersebut menggunakan tali dari pusat simetris yang kemudian dibuat beberapa pola. "Temuan kami, tidak semua pola itu sama, ada yang besar, ada yang kecil. Jadi kami yakin ini buatan manusia," tambah Sri Kaloka.
Tim dari Polres Sleman juga menemukan jejak kaki manusia. Jejak kaki tersebut tidak terlihat karena tertutup batang padi yang roboh.
Sumber:
http://makassar.tribunnews.com/read/artikel/147417/Jejak-UFO-Sleman-Terbukti--Buatan-Manusia
Kapolres Sleman AKBP Irwan Ramaini yang hadir di lokasi Crop Circle mengatakan bahwa tidak ada jejak UFO di lokasi.
"Berdasarkan penyelidikan kami bersama tim dari Lapan, dugaan kami sama dengan tim dari Lapan. Ini buatan manusia," tegas Irwan Ramaini di Sleman, Selasa (25/1/2011).
Penegasan senada disampaikan Kepala Pusat Pemanfaatan Sains Antariksa Lapan Sri Kaloka. "Ini buatan manusia, kami menemukan beberapa bukti bahwa ini dibuat secara tradisional," tegas Sri Kaloka.
Tim dari Lapan menemukan titik sentral dari crop circle tersebut. Yakni seluas lima meter persegi. "Di titik sentral tersebut, kami temukan ada lubang sedalam 25 cm dan lebar 4 cm yang kami duga sebagai titik pusat. Lubang tersebut dibuat dari batang, atau pipa," tegas Sri Kaloka.
Tim Lapan juga menemukan adanya batang-batang padi yang patah dan akarnya tercerabut. "Itu akibat diinjak dengan kaki," jelasnya.
Sri Kaloka menambahkan, kemungkinan pembuat Crop Circle tersebut menggunakan tali dari pusat simetris yang kemudian dibuat beberapa pola. "Temuan kami, tidak semua pola itu sama, ada yang besar, ada yang kecil. Jadi kami yakin ini buatan manusia," tambah Sri Kaloka.
Tim dari Polres Sleman juga menemukan jejak kaki manusia. Jejak kaki tersebut tidak terlihat karena tertutup batang padi yang roboh.
Sumber:
http://makassar.tribunnews.com/read/artikel/147417/Jejak-UFO-Sleman-Terbukti--Buatan-Manusia
Peneliti: Masalah UFO Sudah Selesai Sejak Era 1970-an
TEMPO Interaktif, Bandung - Perdebatan soal ada tidaknya makhluk luar angkasa dan pesawatnya di kalangan astronom dunia telah selesai sejak 1970-an. Artinya, sejak saat itu, para astronom telah tutup buku soal perdebatan ada tidaknya makhluk luar angkasa dan pesawatnya itu. "Masyarakat ilmiah sudah tuntas membahasnya," kata Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika LAPAN Thomas Djamaluddin saat dihubungi Tempo, Selasa (25/1).
Menurut Djamaluddin, astronom dunia dan lembaga astronomi seperti NASA sepakat, dugaan adanya alien, unidentified flying object (UFO), dan crop circle disebut sebagai pseudosains alias pengetahuan semu.
Karenanya, kata Djamaluddin, di lembaga astronomi, saat ini tak ada lagi kajian tentang makhluk luar angkasa itu. "Karena dugaan itu sulit dibuktikan secara ilmiah," ujar peneliti senior astronomi itu.
Sebuah peristiwa mengejutkan terjadi di Sleman, Yogyakarta akhir pekan lalu. Warga Sleman menemukan adanya crop circle di persawahan. Diyakini, crop circle itu sebagai jejak UFO.
Belum selesai perhatian orang akan crop circle di Sleman, warga Bantul juga menemukan jejak serupa, hari ini.
Meski begitu, Djamaluddin mengakui masih ada astronom di luar negeri yang percaya soal alien. Tapi, ujar Djamaluddin, itu atas nama pribadi bukan institusi. Percaya kepada alien dan UFO, kata dia, sama seperti orang yang percaya pada paranormal.
Adapun soal dua orang utusan LAPAN yang dikirim ke lokasi crop circle di Sleman hari ini, dinilainya bukan untuk meneliti, melainkan hanya meninjau lokasi langsung. "Kalau penelitian, apa yang mau diteliti," katanya.
Menurut Djamaluddin, UFO bukan kompetensi LAPAN karena UFO diyakini tidak ada.
ANWAR SISWADI
Sumber:
http://www.tempointeraktif.com/hg/sains/2011/01/25/brk,20110125-308872,id.html
Menurut Djamaluddin, astronom dunia dan lembaga astronomi seperti NASA sepakat, dugaan adanya alien, unidentified flying object (UFO), dan crop circle disebut sebagai pseudosains alias pengetahuan semu.
Karenanya, kata Djamaluddin, di lembaga astronomi, saat ini tak ada lagi kajian tentang makhluk luar angkasa itu. "Karena dugaan itu sulit dibuktikan secara ilmiah," ujar peneliti senior astronomi itu.
Sebuah peristiwa mengejutkan terjadi di Sleman, Yogyakarta akhir pekan lalu. Warga Sleman menemukan adanya crop circle di persawahan. Diyakini, crop circle itu sebagai jejak UFO.
Belum selesai perhatian orang akan crop circle di Sleman, warga Bantul juga menemukan jejak serupa, hari ini.
Meski begitu, Djamaluddin mengakui masih ada astronom di luar negeri yang percaya soal alien. Tapi, ujar Djamaluddin, itu atas nama pribadi bukan institusi. Percaya kepada alien dan UFO, kata dia, sama seperti orang yang percaya pada paranormal.
Adapun soal dua orang utusan LAPAN yang dikirim ke lokasi crop circle di Sleman hari ini, dinilainya bukan untuk meneliti, melainkan hanya meninjau lokasi langsung. "Kalau penelitian, apa yang mau diteliti," katanya.
Menurut Djamaluddin, UFO bukan kompetensi LAPAN karena UFO diyakini tidak ada.
ANWAR SISWADI
Sumber:
http://www.tempointeraktif.com/hg/sains/2011/01/25/brk,20110125-308872,id.html
Saturday, January 15, 2011
CALON MANTU
Crita Cekake: Sugeng Kariyodiharjo
Srengenge wis padhang ngenthar-ngenthar, wiwit bar subuh isih durung menyat saka lungguhe, dheweke mung tansah dhelog-dhelog lungguh kursi neng emper ngarep. Mikirake Hapsari -- anake wedok sing siji ndhil ora ana tunggale. Sekolahe mono pancen ya dhuwur wong ya lulusan pawiyatan luhur – Unair - perguruan tinggi sing kondhang neng Surabaya. Rak ya dhuwur tenan ta . Anak wedok sithok di gadhang-gadhang ing tembe mburine bisa ngopeni yen dheweke wis tuwa. Bisa dingengeri yen wis ora kuwat nyambut gawe. Satemene mono pak Harja pensiunan pegawe negeri. Dadi thithik-thithik ya duwe bayar dhewe, thithik-thithik ya duwe pengasilan dhewe dadi ora bakal ngrepoti anak putu.
Nalika isih cilik didama-dama , dilela-lela, digadhang-gadhang supaya yen wis gedhe bisaa njunjung drajate wong tuwa. Saben dina tansah dijaga, dikempit ngalor ngidul aja nganti ketaman lelara. Gawang-gawang isih kelingan neng angen-angen patlikur taun kepungkur, cumithak neng pikiran ngendikane pak Modin nalika disuwuni tulung paring ular-ular nalika anak wedok iki disepasari, dipepuji muga-muga dadia wong sing soleh lan solihah migunani tumrap bangsa lan negara.
Nalika mlebu sekolah, saben esuk wis dicepaki sarapan. Awan wayahe mulih saka sekolahan gage-gage diptehuk. Buku-buku dicukupi. Pokoke sakabehe kebutuhane sekolah aja nganti nguciwani. Bu Harja uga asring nemoni guru-gurune mbokmenawa ana prekara ana ing sekolahan, anake wedok sitok iki aja nganti ngisin-isini. Semono uga nalika Apsari kuliah.
Sing saiki dipikir ora prekara sekolah, nanging anggone milih bakal jodhone. Pak Harja wektu iki wis duweni angen-angen, wis nduweni pilihan calon mantu. Rumangsane anggone milihake jodho wis pas. Calon mantune mau ya nggantheng, bagus, anake wong cukup ya wis cekel gawe pisan. Calon mantune nyambut gawe dadi Angkatan Laut. Pangkate ya ora endhek banget ning ya ora dhuwur banget - sersan – apa isih durung cukup? Kanggone pak Harja ya wis matur nuwun banget. Cara bobot, bibit, bebet ya wis timbang. Pak Harja dhewe biyen mung anake kopral. Kopral jaman revolusi, kopral jaman perjuangan. Pak Harja wis manteb banget marang bakal mantune sing Angkatan Laut iki. Dhasare tingkah lakune ya becik, tindak-tanduke ora nguciwani, marang wong tuwa kurmat. Apa ora seneng?
“Ngaten pak, menawi mangke kula tamtu jodho kalih adhik. Sedaya wragad lan bea kuliahipun kula tanggung. Upamia mangke es satune sampun mantun lajeng badhe nglajengaken sekolah malih kula inggih sagah ngentosi, ” kandhane calon mantune nalika anake wedok isih kuliah biyen. Anake wedok dhewe wis dilamar, dheweke ya ora nolak, bareng ditari wangsulane mung nggah-nggih wae.
Apa ya ora seneng nduwe calon mantu sing tanggung jawab? Jejere wong tuwa tansah ngrenahake supaya anak bisa urip kepenak, ora bakal wong tuwa arep njlomprongake anake. Paribasan sagalak-galake macan ora bakal nguntal gogore. Sanajanta pak Harja pegawe negeri, nanging mung golongan loro. Pira ta bayare pegawe negri golongan loro? Kanggo nyekolahake nganti rampung kuliah rasane wis menggik menthol. Yen wis wayahe mbayar SPP mloya-mlayu golek utangan mrana – mrene, golek sabetan ngalor ngidul. Upamane mung kanggo mangan wae lan mbayar SPP ne wae kira-kira wis cukup. Ning kanggo tansportasi saben dinane, mangkat mulih mbemo, tur ora mung sa jalur, kudu ganti bemo ping telu saben budhal menyang kampuse, durung mengko yen wayahe mulih. . Apa maneh yen wis wayahe praktek, beaya praktek kudu ditanggung dhewe. Arep nukokake pit montor ya dhuwit saka ngendi? Arep melu kredhit pit montor isih kudu nyicil omah. Mula ya angen-angen kredhit pit montor kandheg neng angen-angen.
Calon anak mantu wis meh saben dina dolan menyang omah. Dadi srawunge calon mantu karo kulawarga ya wis apik, malah sedulur-sedulure, wong tuwane - calon besan - ya becik. Kanca-kanca kantor ya akeh sing ngerti yen bakal mantune pak Harja iku sersan. Kanca kantore pak Harja apa dene kanca kantore calon mantu wis akeh sing ngerti. Yen pinuju ketemu ana kantor, calon mantu padha diguyoni kancane , “Kae lho Man, calon maratuwamu tukokna rokok. Mosok wiwit mau mung meneng wae,”mangkono kancane anggone ngguyoni. Kaya dikongkon wae calon anak mantu banjur kluyur-kluyur menyang kantin tuku rokok. Apa yen kaya mengkono ora seneng ?
Dina iki Hapsari lagi kena godha. Budhal nyambut gawe ana dalan digodha karo bocah lanang. Pancen ya lumrah bocah lanang kepingin kenal banjur nggodha karo bocah wadon. Saben liwat dalan iku bocah lanang wis nyegat ana ndalan. Suwe-suwe Hapsari rumangsa risi, banjur kandha marang bapake.
“Ngene lho ndhuk. Ya pancene kowe saben dina kowe digodha, kowe ngomonga karo calon masmu. Wong kowe ya wis dilamar. Ya mengko kareben diterake. “
“Mas rak nyambut gawe pak,”
“Ya kandhaa wae. Yen kowe digodha.”
Temenan sorene calon mantu teka menyang omahe pak Harja kaya biasane. Hapsari banjur kandha .
“Mas, aku lho saben dina digodha bocah. Aku risi, mas,” kandhane Hapsari menyang calon mantu.
“Sapa dhik ?”, pitakone
“Pokoke aku saben mangkat utawa mulih nyambut gawe mesthi dicegat lho mas.”
“Ya, gampang mengko coba dak delenge.”
Wiwit dina iku saben mulih saka kantor Hapsari mesthi diawat-awati dening Sumantri. Sedina rong dina ora ana kedadean apa-apa. Ganep dina kang katelu bocah sing biasane nggodha saka kadohan wis ketok ngadeg neng pinggir dalan. Bareng wis cedhak wiwit nggodha.
“Mulih dhik ?” pitakone marang Hapsari.
“Inggih mas, “wangsulane Hapsari nanggapi pitakone.
Sangsaya suwe anggone nggodha sangsaya nemen. Malah wani nyekel-nyekel tangan barang. Hapsari njerit. Saka mburi Sumantri sing wiwit mau nginthil lakune Hapsari enggal tumandang menehi pitulunngan.
“Culna !! pakone Sumantri santak , “Ora gelem ngeculke dak tempiling mengko!,” guneme Sumantri sereng.
“Ngapa kowe ngganggu aku ? Iki rak pacarku,”
“Apa ? Pacar?. Iki wis dak lamar ,”
Ora mung cukup omongan wusanane wong loro mau tukaran, antem-anteman. Leren anggone tukaran jalaran dipisah wong sing ana sakiwa tengene kono.
Suwe saka kedadean iku, ana owah-owahan sing ora sabaene, paribasan mbalik satus wolung puluh drajat , salin slaga, malik grembyang. Saiki Hapsari wis ora gelem nemoni maneh yen Sumantri mbeneri dolan menyang omahe pak Harja. Malah wis nate kawetu tembunge yen ora seneng karo Sumantri.
Jejere wong tuwa mangerteni anake nduweni kelakuwan sing nganeh-nganehi dadi bingung, ora ngerti apa sing arep ditindakake. Atine sumpeg. Ing sajroning batin thukul pitakonan werna-werna, apa kena oyod mimang? Pak Harja rumangsa isin karo calon besan sing nitip-nitipake anake, uga rumangsa isin karo kanca-kanca kantor. Kabar wis kadhung sumebar teka ngendi-endi. Mula banjur golek rekadaya kepriye bisane anak wedok bali kaya wingi uni.
Saben dina anake wedok tansah ditutur-tuturi, yen ora pak Harja dhewe ya bojone. Disrengeni bola-bali ora mempan, dituturi ora pasah , nganti judheg atine. Pak Harja banjur golek rekadaya liya. Saben ana wong tuwa ditekani dijaluki tulung supaya nambani (yen kena diarani lara ) anake wedok. Saben wong pinter diparani dijaluki donga supaya bisa waras. Anggone nekani wong tuwa, wong pinter, wong ngerti ora mung siji loro. Yen dietung kira-kira wis rong puluh enggon. Ya yen mung sakutha. Ana wong kandha neng Majakerta ana wong pinter, diparani. Neng Lamongan ana wong tuwa, diparani, neng Jember ana ngerti diparani. Sampeyan bisa ngira-ira pira enteke dhuwit kanggo nekani wong pinter mau. Paribasan entek ngalas entek ngomah. Sanajanta kaya mengkono durung ana sudane. Jibeg rasane.
Nuju sawijining dina anake wedok kandha :”Pak aku tak matur ya pak, ning aja disrengeni.”
“Arep kandha apa ?
“Sesuk sore bapake Mas Sus arep tindak mrene, arep nglamar.”
“Mas Sus iku sapa?” pitakone pak Harja.
“Mas Sus iku lho pak, sing gawene nyegat aku neng dalan.”
“Sing ditempilingi masmu biyen ?”
“Iya.”
Krungu kandhane anake wedok sing mengkono rasa atine pak Harja kaya disamber gelap, mung bisa sambat :” Dhuh Gusti, nyuwun ngapura,” banjur semaput ora eling apa-apa.
Sumber:
http://ppsjs.blogspot.com/2010/05/calon-mantu.html
Srengenge wis padhang ngenthar-ngenthar, wiwit bar subuh isih durung menyat saka lungguhe, dheweke mung tansah dhelog-dhelog lungguh kursi neng emper ngarep. Mikirake Hapsari -- anake wedok sing siji ndhil ora ana tunggale. Sekolahe mono pancen ya dhuwur wong ya lulusan pawiyatan luhur – Unair - perguruan tinggi sing kondhang neng Surabaya. Rak ya dhuwur tenan ta . Anak wedok sithok di gadhang-gadhang ing tembe mburine bisa ngopeni yen dheweke wis tuwa. Bisa dingengeri yen wis ora kuwat nyambut gawe. Satemene mono pak Harja pensiunan pegawe negeri. Dadi thithik-thithik ya duwe bayar dhewe, thithik-thithik ya duwe pengasilan dhewe dadi ora bakal ngrepoti anak putu.
Nalika isih cilik didama-dama , dilela-lela, digadhang-gadhang supaya yen wis gedhe bisaa njunjung drajate wong tuwa. Saben dina tansah dijaga, dikempit ngalor ngidul aja nganti ketaman lelara. Gawang-gawang isih kelingan neng angen-angen patlikur taun kepungkur, cumithak neng pikiran ngendikane pak Modin nalika disuwuni tulung paring ular-ular nalika anak wedok iki disepasari, dipepuji muga-muga dadia wong sing soleh lan solihah migunani tumrap bangsa lan negara.
Nalika mlebu sekolah, saben esuk wis dicepaki sarapan. Awan wayahe mulih saka sekolahan gage-gage diptehuk. Buku-buku dicukupi. Pokoke sakabehe kebutuhane sekolah aja nganti nguciwani. Bu Harja uga asring nemoni guru-gurune mbokmenawa ana prekara ana ing sekolahan, anake wedok sitok iki aja nganti ngisin-isini. Semono uga nalika Apsari kuliah.
Sing saiki dipikir ora prekara sekolah, nanging anggone milih bakal jodhone. Pak Harja wektu iki wis duweni angen-angen, wis nduweni pilihan calon mantu. Rumangsane anggone milihake jodho wis pas. Calon mantune mau ya nggantheng, bagus, anake wong cukup ya wis cekel gawe pisan. Calon mantune nyambut gawe dadi Angkatan Laut. Pangkate ya ora endhek banget ning ya ora dhuwur banget - sersan – apa isih durung cukup? Kanggone pak Harja ya wis matur nuwun banget. Cara bobot, bibit, bebet ya wis timbang. Pak Harja dhewe biyen mung anake kopral. Kopral jaman revolusi, kopral jaman perjuangan. Pak Harja wis manteb banget marang bakal mantune sing Angkatan Laut iki. Dhasare tingkah lakune ya becik, tindak-tanduke ora nguciwani, marang wong tuwa kurmat. Apa ora seneng?
“Ngaten pak, menawi mangke kula tamtu jodho kalih adhik. Sedaya wragad lan bea kuliahipun kula tanggung. Upamia mangke es satune sampun mantun lajeng badhe nglajengaken sekolah malih kula inggih sagah ngentosi, ” kandhane calon mantune nalika anake wedok isih kuliah biyen. Anake wedok dhewe wis dilamar, dheweke ya ora nolak, bareng ditari wangsulane mung nggah-nggih wae.
Apa ya ora seneng nduwe calon mantu sing tanggung jawab? Jejere wong tuwa tansah ngrenahake supaya anak bisa urip kepenak, ora bakal wong tuwa arep njlomprongake anake. Paribasan sagalak-galake macan ora bakal nguntal gogore. Sanajanta pak Harja pegawe negeri, nanging mung golongan loro. Pira ta bayare pegawe negri golongan loro? Kanggo nyekolahake nganti rampung kuliah rasane wis menggik menthol. Yen wis wayahe mbayar SPP mloya-mlayu golek utangan mrana – mrene, golek sabetan ngalor ngidul. Upamane mung kanggo mangan wae lan mbayar SPP ne wae kira-kira wis cukup. Ning kanggo tansportasi saben dinane, mangkat mulih mbemo, tur ora mung sa jalur, kudu ganti bemo ping telu saben budhal menyang kampuse, durung mengko yen wayahe mulih. . Apa maneh yen wis wayahe praktek, beaya praktek kudu ditanggung dhewe. Arep nukokake pit montor ya dhuwit saka ngendi? Arep melu kredhit pit montor isih kudu nyicil omah. Mula ya angen-angen kredhit pit montor kandheg neng angen-angen.
Calon anak mantu wis meh saben dina dolan menyang omah. Dadi srawunge calon mantu karo kulawarga ya wis apik, malah sedulur-sedulure, wong tuwane - calon besan - ya becik. Kanca-kanca kantor ya akeh sing ngerti yen bakal mantune pak Harja iku sersan. Kanca kantore pak Harja apa dene kanca kantore calon mantu wis akeh sing ngerti. Yen pinuju ketemu ana kantor, calon mantu padha diguyoni kancane , “Kae lho Man, calon maratuwamu tukokna rokok. Mosok wiwit mau mung meneng wae,”mangkono kancane anggone ngguyoni. Kaya dikongkon wae calon anak mantu banjur kluyur-kluyur menyang kantin tuku rokok. Apa yen kaya mengkono ora seneng ?
Dina iki Hapsari lagi kena godha. Budhal nyambut gawe ana dalan digodha karo bocah lanang. Pancen ya lumrah bocah lanang kepingin kenal banjur nggodha karo bocah wadon. Saben liwat dalan iku bocah lanang wis nyegat ana ndalan. Suwe-suwe Hapsari rumangsa risi, banjur kandha marang bapake.
“Ngene lho ndhuk. Ya pancene kowe saben dina kowe digodha, kowe ngomonga karo calon masmu. Wong kowe ya wis dilamar. Ya mengko kareben diterake. “
“Mas rak nyambut gawe pak,”
“Ya kandhaa wae. Yen kowe digodha.”
Temenan sorene calon mantu teka menyang omahe pak Harja kaya biasane. Hapsari banjur kandha .
“Mas, aku lho saben dina digodha bocah. Aku risi, mas,” kandhane Hapsari menyang calon mantu.
“Sapa dhik ?”, pitakone
“Pokoke aku saben mangkat utawa mulih nyambut gawe mesthi dicegat lho mas.”
“Ya, gampang mengko coba dak delenge.”
Wiwit dina iku saben mulih saka kantor Hapsari mesthi diawat-awati dening Sumantri. Sedina rong dina ora ana kedadean apa-apa. Ganep dina kang katelu bocah sing biasane nggodha saka kadohan wis ketok ngadeg neng pinggir dalan. Bareng wis cedhak wiwit nggodha.
“Mulih dhik ?” pitakone marang Hapsari.
“Inggih mas, “wangsulane Hapsari nanggapi pitakone.
Sangsaya suwe anggone nggodha sangsaya nemen. Malah wani nyekel-nyekel tangan barang. Hapsari njerit. Saka mburi Sumantri sing wiwit mau nginthil lakune Hapsari enggal tumandang menehi pitulunngan.
“Culna !! pakone Sumantri santak , “Ora gelem ngeculke dak tempiling mengko!,” guneme Sumantri sereng.
“Ngapa kowe ngganggu aku ? Iki rak pacarku,”
“Apa ? Pacar?. Iki wis dak lamar ,”
Ora mung cukup omongan wusanane wong loro mau tukaran, antem-anteman. Leren anggone tukaran jalaran dipisah wong sing ana sakiwa tengene kono.
Suwe saka kedadean iku, ana owah-owahan sing ora sabaene, paribasan mbalik satus wolung puluh drajat , salin slaga, malik grembyang. Saiki Hapsari wis ora gelem nemoni maneh yen Sumantri mbeneri dolan menyang omahe pak Harja. Malah wis nate kawetu tembunge yen ora seneng karo Sumantri.
Jejere wong tuwa mangerteni anake nduweni kelakuwan sing nganeh-nganehi dadi bingung, ora ngerti apa sing arep ditindakake. Atine sumpeg. Ing sajroning batin thukul pitakonan werna-werna, apa kena oyod mimang? Pak Harja rumangsa isin karo calon besan sing nitip-nitipake anake, uga rumangsa isin karo kanca-kanca kantor. Kabar wis kadhung sumebar teka ngendi-endi. Mula banjur golek rekadaya kepriye bisane anak wedok bali kaya wingi uni.
Saben dina anake wedok tansah ditutur-tuturi, yen ora pak Harja dhewe ya bojone. Disrengeni bola-bali ora mempan, dituturi ora pasah , nganti judheg atine. Pak Harja banjur golek rekadaya liya. Saben ana wong tuwa ditekani dijaluki tulung supaya nambani (yen kena diarani lara ) anake wedok. Saben wong pinter diparani dijaluki donga supaya bisa waras. Anggone nekani wong tuwa, wong pinter, wong ngerti ora mung siji loro. Yen dietung kira-kira wis rong puluh enggon. Ya yen mung sakutha. Ana wong kandha neng Majakerta ana wong pinter, diparani. Neng Lamongan ana wong tuwa, diparani, neng Jember ana ngerti diparani. Sampeyan bisa ngira-ira pira enteke dhuwit kanggo nekani wong pinter mau. Paribasan entek ngalas entek ngomah. Sanajanta kaya mengkono durung ana sudane. Jibeg rasane.
Nuju sawijining dina anake wedok kandha :”Pak aku tak matur ya pak, ning aja disrengeni.”
“Arep kandha apa ?
“Sesuk sore bapake Mas Sus arep tindak mrene, arep nglamar.”
“Mas Sus iku sapa?” pitakone pak Harja.
“Mas Sus iku lho pak, sing gawene nyegat aku neng dalan.”
“Sing ditempilingi masmu biyen ?”
“Iya.”
Krungu kandhane anake wedok sing mengkono rasa atine pak Harja kaya disamber gelap, mung bisa sambat :” Dhuh Gusti, nyuwun ngapura,” banjur semaput ora eling apa-apa.
Sumber:
http://ppsjs.blogspot.com/2010/05/calon-mantu.html
Friday, January 14, 2011
JLN RAYA JOGYA-MAGELANG JADI PEGUNUNGAN PASIR BATU BESAR
Informasi dari dokter Inu via Facebook:
BANJIR LAHAR DINGIN DAN BATU2 BESAR KALI PUTIH MEMBENAMKAN DESA JUMOYO, GEMPOL DAN SEMBILAN DESA LAINNYA DI SALAM, MUNTILAN, 9 JAN 2011, JAM 07.00 MALAM.
BANJIR TERSEBUT JUGA BERDAMPAK PADA JLN RAYA JOGYA-MAGELANG JADI PEGUNUNGAN PASIR BATU BESAR.
Berikut ini foto-foto kondisi jalan yang diterjang banjir lahar dingin:
===========================================
BANJIR LAHAR DINGIN DAN BATU2 BESAR KALI PUTIH MEMBENAMKAN DESA JUMOYO, GEMPOL DAN SEMBILAN DESA LAINNYA DI SALAM, MUNTILAN, 9 JAN 2011, JAM 07.00 MALAM.
BANJIR TERSEBUT JUGA BERDAMPAK PADA JLN RAYA JOGYA-MAGELANG JADI PEGUNUNGAN PASIR BATU BESAR.
Berikut ini foto-foto kondisi jalan yang diterjang banjir lahar dingin:
===========================================
Tuesday, January 11, 2011
Mengapresiasi Chairil Anwar
Renungan2 kita selama ini mengingatkan saya bhw jaman sekolah di Kuncen dulu, ada yg terasa hilang meski itu shrsnya jadi hak kita. Yaitu apresiasi kita thd sastera, apalagi tradisi itu hrsnya ada krn SMA N I Tld Yk itu kelanjutan AMS A atau SMA 1A, vak taal en literatuur (selain SMA negeri di Yk yg lain yakni 2A, 3B, 4B, 5C dan 6C). Biyen nek Bhs Indon sing sastera, anane mung ngapalke karo nyathet (neng PP1 jurutulisnya mbak Linda Agustin). Gak ada pemahaman, interpretasi, diskusi dll.
Sekarang kita makin sadar, kekuatan kata ternyata luar biasa, spt yg baru disampaikan dlm Renungannya bu Asti yl. Makanya saya terdorong melontarkan baris2 si pengolah kata angk 45, CA alias Chairil Anwar. Berikut satu lagi saya papar ya. Enjoy if you like, kalau tidak, di-delete juga gak papa.
Cemara menderai sampai jauh
Terasa hari jadi akan malam
Ada beberapa dahan di tingkap merapuh
Dipukul angin yang terpendam
Aku sekarang orangnya bisa tahan
Sudah lama bukan kanak lagi
Memang ada tertinggal beberapa bahan
Yang bukan dasar pertimbangan kini
Hidup hanya menunda kekalahan
Tambah jauh dari cinta-sekolah-rendah
Dan tahu, ada yang tetap tak terucapkan
Sebelum pada akhirnya kita menyerah
Bahkan bagi seorang Chairil pun, yang menyatakan diri sbg 'binatang jalang' dan 'mau hidup seribu tahun lagi', menyadari juga bahwa 'pada akhirnya kita menyerah'. Tidak ada yg dapat melawan keniscayaan yg bernama maut, maka yg dapat kita perbuat adalah agar maut datang kpd kita dgn indah, dgn menenteramkan, dgn akhir yg baik ...
CA mati muda, artinya kesadaran dlm puisi di atas diresapinya dalam usia muda pula. Sementara kita, tak seorang pun yang masih dapat disebut muda, setidaknya secara kronologis ...
em
Sekarang kita makin sadar, kekuatan kata ternyata luar biasa, spt yg baru disampaikan dlm Renungannya bu Asti yl. Makanya saya terdorong melontarkan baris2 si pengolah kata angk 45, CA alias Chairil Anwar. Berikut satu lagi saya papar ya. Enjoy if you like, kalau tidak, di-delete juga gak papa.
Cemara menderai sampai jauh
Terasa hari jadi akan malam
Ada beberapa dahan di tingkap merapuh
Dipukul angin yang terpendam
Aku sekarang orangnya bisa tahan
Sudah lama bukan kanak lagi
Memang ada tertinggal beberapa bahan
Yang bukan dasar pertimbangan kini
Hidup hanya menunda kekalahan
Tambah jauh dari cinta-sekolah-rendah
Dan tahu, ada yang tetap tak terucapkan
Sebelum pada akhirnya kita menyerah
Bahkan bagi seorang Chairil pun, yang menyatakan diri sbg 'binatang jalang' dan 'mau hidup seribu tahun lagi', menyadari juga bahwa 'pada akhirnya kita menyerah'. Tidak ada yg dapat melawan keniscayaan yg bernama maut, maka yg dapat kita perbuat adalah agar maut datang kpd kita dgn indah, dgn menenteramkan, dgn akhir yg baik ...
CA mati muda, artinya kesadaran dlm puisi di atas diresapinya dalam usia muda pula. Sementara kita, tak seorang pun yang masih dapat disebut muda, setidaknya secara kronologis ...
em
Saturday, January 8, 2011
SEKILAS BANK SYARIAH
Perbankan di Indonesia menganut dua sistem yang berbeda yaitu sistem konvensional yang mendasarkan pada bunga dan sistem syariah. 'Perbankan syariah' atau 'Perbankan Islam' adalah suatu sistem perbankan yang dikembangkan berdasarkan syariah (hukum) islam. Usaha pembentukan sistem ini didasari oleh larangan dalam agama islam untuk memungut maupun meminjam dengan bunga atau yang disebut dengan riba serta larangan investasi untuk usaha-usaha yang dikategorikan haram (misal: usaha yang berkaitan dengan produksi makanan/minuman haram, usaha media yang tidak islami dll), dimana hal ini tidak dapat dijamin oleh sistem perbankan konvensional. Baca lebih lanjut--->
Wednesday, January 5, 2011
Seorang Perokok Pasif (Kembali) Menjadi Korban
Noor Atika Hasanah (28) di akhir hayat hidupnya berpesan melalui media sosial akun Facebooknya: 'Bagi para ortu perokok, aku mohon banget supaya ngerokok sejauuuh mungkin dari anaknya walau sampai anak dewasa supaya jauh dari kemungkinan terkena flek paru'.
Keadaan Bronchopneumonia Duplex yang dideritanya membuat kondisi fisiknya mengalami penurunan berat badan hingga 35kg. Disamping sesak napas, batuk keras dan pilek, keadaan semakin diperparah dengan faktor risiko berada lingkungan perokok.
Pada skala internasional, pendataan dari penelitian Swedish National Board of Health and Welfare dan Bloomberg Philanthropies menganalisis data tentang perokok pasif di 192 negara sejak tahun 2004. Mereka menemukan 40 persen anak-anak serta lebih dari 30 persen pria dan wanita menjadi perokok pasif.
Perokok pasif menghirup asap dari pembakaran rokok para perokok aktif. Tika ialah salah satu korban yang meninggal akibat perokok pasif. Melalui media-media akun sosial internetnya dirinya menegaskan bukanlah perokok melainkan diposisi korban dari asap perokok aktif.
Kasus ini merupakan fenomena gunung es dari pada kasus-kasus serupa di Indonesia pada khususnya. Sedikitnya 65,6 juta wanita dan diikuti 43 juta anak-anak di Indonesia terpapar asap rokok atau menjadi perokok pasif. Keadaan paparan asap rokok tersebutlah yang menjadi rentan penyakit, seperti bronkitis, pneumonia, infeksi sekunder lainnya, psoriasis, paru-paru, kanker usus, kanker hati, stroke, jantung koroner dan berbagai penyakit akibat asap rokok.
Dalam status-statusnya Tika menegaskan dia tidak merokok tapi dia adalah korban dari asap si perokok. Peluang terkena kanker paru-paru dari menjadi perokok pasif adalah 20 hingga 30% dan angka risiko peluang lebih tinggi lagi jika sang perokok pasif tinggal di lingkungan yang memungkinkan adanya paparan asap rokok setiap waktunya. Akibatnya zat racun kimiawi berbahaya menumpuk dan meningkatkan potensi fatalisme. Mereka yang tidak merokok digolongkan perokok pasif berat jika setidak-tidaknya telah 10 tahun hidup bersama seorang perokok. Kebanyakan dari mereka mengalami hal tersebut saat kanak-kanak.
Kesimpulan menjadi perokok aktif lebih baik dari pada menjadi perokok pasif adalah pemahaman egosentris yang sangat tidak bermoral dan jauh dari etika moral dalam kehidupan bermasyarakat.[](DA)
http://www.klikdokter.com/healthnewstopics/read/2010/12/31/15031178/seorang-perokok-pasif--kembali--menjadi-korban
===================================================
Artikel terkait:
Jangan Jadikan Anak Anda Perokok Pasif!
===================================================
Keadaan Bronchopneumonia Duplex yang dideritanya membuat kondisi fisiknya mengalami penurunan berat badan hingga 35kg. Disamping sesak napas, batuk keras dan pilek, keadaan semakin diperparah dengan faktor risiko berada lingkungan perokok.
Pada skala internasional, pendataan dari penelitian Swedish National Board of Health and Welfare dan Bloomberg Philanthropies menganalisis data tentang perokok pasif di 192 negara sejak tahun 2004. Mereka menemukan 40 persen anak-anak serta lebih dari 30 persen pria dan wanita menjadi perokok pasif.
Perokok pasif menghirup asap dari pembakaran rokok para perokok aktif. Tika ialah salah satu korban yang meninggal akibat perokok pasif. Melalui media-media akun sosial internetnya dirinya menegaskan bukanlah perokok melainkan diposisi korban dari asap perokok aktif.
Kasus ini merupakan fenomena gunung es dari pada kasus-kasus serupa di Indonesia pada khususnya. Sedikitnya 65,6 juta wanita dan diikuti 43 juta anak-anak di Indonesia terpapar asap rokok atau menjadi perokok pasif. Keadaan paparan asap rokok tersebutlah yang menjadi rentan penyakit, seperti bronkitis, pneumonia, infeksi sekunder lainnya, psoriasis, paru-paru, kanker usus, kanker hati, stroke, jantung koroner dan berbagai penyakit akibat asap rokok.
Dalam status-statusnya Tika menegaskan dia tidak merokok tapi dia adalah korban dari asap si perokok. Peluang terkena kanker paru-paru dari menjadi perokok pasif adalah 20 hingga 30% dan angka risiko peluang lebih tinggi lagi jika sang perokok pasif tinggal di lingkungan yang memungkinkan adanya paparan asap rokok setiap waktunya. Akibatnya zat racun kimiawi berbahaya menumpuk dan meningkatkan potensi fatalisme. Mereka yang tidak merokok digolongkan perokok pasif berat jika setidak-tidaknya telah 10 tahun hidup bersama seorang perokok. Kebanyakan dari mereka mengalami hal tersebut saat kanak-kanak.
Kesimpulan menjadi perokok aktif lebih baik dari pada menjadi perokok pasif adalah pemahaman egosentris yang sangat tidak bermoral dan jauh dari etika moral dalam kehidupan bermasyarakat.[](DA)
http://www.klikdokter.com/healthnewstopics/read/2010/12/31/15031178/seorang-perokok-pasif--kembali--menjadi-korban
===================================================
Artikel terkait:
Jangan Jadikan Anak Anda Perokok Pasif!
===================================================
Jangan Jadikan Anak Anda Perokok Pasif!
Sebuah studi terbaru yang dipublikasikan di medical journal Lancet British mengatakan, 1 persen kematian dari seluruh dunia disebabkan karena menjadi perokok pasif. Berdasarkan data yang dikumpulkan dari tahun 2004 dan mencakup 192 negara, terdapat sekitar 600.000 perokok pasif meninggal setiap tahunnya. Angka kematian ini juga harus ditambah dengan sekitar 5,1 juta penduduk di seluruh dunia yang meninggal setiap tahunnya karena menjadi perokok aktif.
Menurut para peneliti dari studi yang dibiayai oleh Swedish National Board of Health and Welfare and Bloomberg Philanthropies ini, merokok pasif menyebabkan sekitar 379.000 kematian karena jantung, 165.000 kematian karena penyakit pernapasan, 36.900 kematian karena asma, dan 21.400 kematian karena kanker paru-paru dalam setahun.
Studi ini dapat membantu kita untuk lebih mengerti dan peduli akan dampak dan korban dari perokok. Kadang para orang tua sering kali menjaga anaknya agar terhindar dari hal-hal yang berbahaya seperti meninggalkan anaknya di ujung jalan sendiri, namun ironisnya, merokok di depan anak mereka dianggap tidak berbahaya bagi mereka.
Telah tercatat 40% anak-anak dan 30% perempuan maupun pria yang tidak merokok tetap menghirup asap rokok secara teratur. Akibatnya, anak-anak yang orang tuanya perokok memiliki resiko lebih tinggi terhadap sindrom kematian bayi mendadak, infeksi telinga, pneumonia, bronkitis, dan asma. Bahkan paru-paru mereka tumbuh lebih lambat jika dibandingkan dengan paru-paru dari anak-anak yang orang tuanya tidak merokok.
Di berbagai negara memang telah diberlakukan aturan dilarang merokok di tempat umum dengan denda yang sangat besar. Namun dibutuhkan usaha yang lebih dari itu untuk menyadarkan para perokok aktif agar tidak merokok di tempat umum, karena pada akhirnya mereka akan tetap merokok di dalam rumah, mobil, dan tempat lainnya yang masih membahayakan orang lain. Maka dari itu jangan sepelekan bahaya merokok di depan orang yang Anda sayangi, apalagi anak Anda, karena akibatnya akan sangat fatal bagi kesehatan mereka.[] (JRA)
http://www.klikdokter.com/healthnewstopics/read/2010/12/13/15031165/jangan-jadikan-anak-anda-perokok-pasif-
Menurut para peneliti dari studi yang dibiayai oleh Swedish National Board of Health and Welfare and Bloomberg Philanthropies ini, merokok pasif menyebabkan sekitar 379.000 kematian karena jantung, 165.000 kematian karena penyakit pernapasan, 36.900 kematian karena asma, dan 21.400 kematian karena kanker paru-paru dalam setahun.
Studi ini dapat membantu kita untuk lebih mengerti dan peduli akan dampak dan korban dari perokok. Kadang para orang tua sering kali menjaga anaknya agar terhindar dari hal-hal yang berbahaya seperti meninggalkan anaknya di ujung jalan sendiri, namun ironisnya, merokok di depan anak mereka dianggap tidak berbahaya bagi mereka.
Telah tercatat 40% anak-anak dan 30% perempuan maupun pria yang tidak merokok tetap menghirup asap rokok secara teratur. Akibatnya, anak-anak yang orang tuanya perokok memiliki resiko lebih tinggi terhadap sindrom kematian bayi mendadak, infeksi telinga, pneumonia, bronkitis, dan asma. Bahkan paru-paru mereka tumbuh lebih lambat jika dibandingkan dengan paru-paru dari anak-anak yang orang tuanya tidak merokok.
Di berbagai negara memang telah diberlakukan aturan dilarang merokok di tempat umum dengan denda yang sangat besar. Namun dibutuhkan usaha yang lebih dari itu untuk menyadarkan para perokok aktif agar tidak merokok di tempat umum, karena pada akhirnya mereka akan tetap merokok di dalam rumah, mobil, dan tempat lainnya yang masih membahayakan orang lain. Maka dari itu jangan sepelekan bahaya merokok di depan orang yang Anda sayangi, apalagi anak Anda, karena akibatnya akan sangat fatal bagi kesehatan mereka.[] (JRA)
http://www.klikdokter.com/healthnewstopics/read/2010/12/13/15031165/jangan-jadikan-anak-anda-perokok-pasif-
Saturday, January 1, 2011
KEMBANG API MENYAPA 2011
Di Australia, seperti biasanya warga berkumpul di Sydney menyaksikan kembang api yang disebut sebagai yang terbesar dalam perayaan tahun baru di negara itu.
Sekitar 1,5 juta orang berkumpul d Sydney dengan berbekal selimut maupun peralatan tenda untuk menyaksikan kembang api sebanyak tujuh ton yang dipasang di atas jembatan terkenal, Harbour Bridge.
Warga sudah mulai berdatangan 12 jam sebelum acara kembang api dimulai.
Sebelumnya, ribuan warga Selandia Baru yang turun ke jalan-jalan untuk membuka detik pertama di tahun 2011.
Adapun yang pertama merayakan tahun baru 2011 adalah warga Kiribati, di Lautan Pasifik.
Subscribe to:
Posts (Atom)