Kasus gangguan lutut banyak menimpa masyarakat kita hanya karena keliru
memperlakukan lutut. Kita tahu lutut, selain pinggang yang memikul bobot tubuh.
Sementara persendian lutut seiring bertambahnya umur akan berkurang minyak
sendi dan rawan sendinya.
Kalau masih sering melakukan kegiatan melompat, meloncat, atau berlari, maka persendian lutut yang sudah tipis rawan sendinya, permukaan kedua bongkol sendi lututnya akan saling bertumbukan. Tumbukan dua bongkol sendi itulah yang memunculkan encok osteoarthitis (OA). Semua atlet memikul risiko terkena OA setelah usia tua.
Sayang kalau kita bukan atlet memikul risiko yang sama hanya karena keliru memperlakukan lutut. Kalau saja kita melindungi persendian lutut sejak muda dengan selalu memakai alas kaki yang empuk, sehingga alas kaki berfungsi sebagai pegas (shock absorbent), tumbukan yang terjadi pada bongkol sendi lutut bisa lebih diredam, sehingga dengan begitu kerusakan sendi tidak harus terjadi. Demikian pula dengan risiko kerusakan persendian pinggang (spondylitis).
Agar tidak sampai terjadi, selain perlu selalu memakai alas kaki empuk, bahkan di rumah sekalipun, terlebih yang berbadan gemuk, hendaknya tidak lagi berlari, jogging, badminton, volley, basket, setelah umur 50-an. Untuk tetap sehat cukup berjalan kaki tergopoh-gopoh (brisk walking).
Foto di bawah menunjukkan kondisi persendian lutut normal (kiri) dan setelah usia lanjut (kanan) yang makin tipis rawan sendinya.
Sumber: http://www.facebook.com/handrawan.nadesul
No comments:
Post a Comment