Monday, November 21, 2016

Autoimun

Penyakit autoimun terjadi jika sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat dalam tubuh. Padahal, sistem kekebalan tubuh seharusnya menjadi benteng bagi tubuh dalam menghadapi penyakit.
Penyakit kelainan kekebalan tubuh ini bisa berdampak kepada banyak sekali bagian tubuh seseorang. Saking banyaknya, tercatat ada 80 jenis penyakit autoimun dengan sebagian gejala yang sama. Hal ini membuat seseorang sulit diketahui apakah menderita gangguan ini atau tidak dan pada jenis yang mana. Meski memiliki jenis yang banyak, penyebab dari penyakit autoimun masih belum dapat dipastikan.

Video Autoimun yang dapat memberikan semangat hidup bagi penderitanya.

Penyakit Autoimun yang Paling Sering Ditemui

Dari sekian banyaknya jenis penyakit autoimun, beberapa penyakit autoimun di bawah ini merupakan yang sering sekali ditemui.


  • Rheumatoid arthritis
Rheumatoid arthritis alias radang sendi adalah penyakit autoimun yang sering ditemui. Sistem kekebalan tubuh memproduksi antibodi yang menyerang pelapis sendi. Akibat dari serangan antibodi semacam ini adalah peradangan, pembengkakan, dan nyeri.
Jika tidak diobati, penyakit ini akan menyebabkan kerusakan permanen pada sendi. Untuk mencegahnya memburuk, penderita rheumatid arthritis biasanya akan diberikan obat oral atau suntik yang berfungsi mengurangi agresivitas sistem kekebalan tubuh.
  • Lupus
Penyakit autoimun yang sering kita dengar lainnya adalah systemic lupus erythematosus atau biasa kita sebut dengan lupus saja. Penyakit ini menyebabkan seseorang mengembangkan antibodi yang justru menyerang hampir ke seluruh jaringan tubuh.
Beberapa bagian tubuh yang paling sering diserang adalah sendi, paru-paru, ginjal, dan jaringan saraf. Untuk mengobati lupus, dokter biasanya memberikan obat steroid minum untuk menurunkan fungsi imun.
  • Diabetes tipe-1
Penyakit ini biasanya akan terdiagnosis sejak usia kanak-kanak atau dewasa awal. Penyakit Diabetes tipe-1 disebabkan oleh serangan sistem kekebalan tubuh pada sel-sel di pankreas yang memiliki tugas memproduksi insulin.
Hal ini menyebabkan terganggunya produksi insulin sehingga tubuh tidak mampu mengontrol kadar gula darah. Jika hal ini tidak dihentikan, maka berisiko timbul kerusakan pada tubuh, seperti gagal ginjal, kebutaan, stroke, penyakit jantung, atau masalah terkait sirkulasi darah dalam tubuh. Untuk mengobatinya, pasien akan diberikan suntikan insulin. Selain itu, mereka wajib untuk melakukan pemantauan kadar gula darah, konsumsi diet sehat, dan olahraga teratur.
  • Multiple sclerosis (MS).
Pada saat sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang sel-sel saraf sendiri, beberapa gejala yang mengerikan berisiko muncul sebagai akibatnya. Penyakit ini biasa disebut dengan multiple sclerosis alias MS.
Beberapa gejala yang timbul akibat penyakit ini, antara lain nyeri, kebutaan, gangguan koordinasi tubuh, dan kejang otot. Gejala lainnya yang mungkin timbul adalah tremor, mati rasa ekstrem, kelumpuhan, susah bicara, atau susah berjalan. Untuk mengobatinya, obat-obatan tertentu bisa digunakan untuk menekan sistem kekebalan tubuh. Terapi fisik atau okupasi dapat dilakukan untuk membantu pasien MS dapat melakukan kegiatan sehari-hari.
  •  Graves’ disease
Ini adalah penyakit autoimun yang menyebabkan kelenjar tiroid menjadi terlalu aktif. Mereka yang menderita penyakit ini kemungkinan akan mengalami aneka gejala yang bisa mengganggu kegiatan sehari-harinya. Kesulitan tidur, mudah tersulut emosi, berat badan turun tanpa sebab, dan mata menonjol adalah sebagian gejalanya. Gejala lain yang mungkin timbul adalah terlalu peka pada hawa panas, otot lemah, tremor (tangan bergetar), dan periode menstruasi yang singkat.
Untuk mengobatinya, penderita kemungkinan akan diberikan pil radioaktif iodium. Pil ini digunakan untuk membunuh sel-sel kelenjar tiroid yang terlalu aktif. Pasien dapat juga diberikan obat anti tiroid. Meski jarang, bisa saja penderita penyakit ini butuh prosedur pembedahan.
  •  Psoriasis
Psoriasis adalah kondisi terlalu aktifnya sistem kekebalan tubuh sehingga menyebabkan kulit mengalami kondisi kronis. Kondisi ini disebabkan oleh salah satu sel darah dalam sistem kekebalan tubuh yang terlalu aktif, yaitu Sel-T. Berkumpulnya Sel-T di kulit menyebabkan rangsangan pada kulit untuk mereproduksi lebih cepat dari seharusnya. Selain itu, bisa menyebabkan kulit berwarna keperakan dan bersisik. Untuk menanganinya, dapat menggunakan krim steroid, terapi cahaya, ataupun obat oral.

Beberapa Faktor Risiko Terkena Penyakit Autoimun

Sejauh ini penyebab penyakit autoimun masih belum diketahui. Meski demikian, ada beberapa faktor yang memicu seseorang berisiko menderita penyakit autoimun. Beberapa hal di bawah ini bisa menjadikan seseorang berisiko terjangkit penyakit autoimun.
  • Lingkungan
Faktor lingkungan ditengarai merupakan hal penting kenapa seseorang bisa terkena penyakit autoimun. Faktor lingkungan antara lain adalah paparan bahan tertentu seperti merkuri.
  • Perubahan hormon
Beberapa penyakit autoimun sering kali menyerang perempuan pasca melahirkan. Hal ini menyebabkan hadirnya sebuah asumsi bahwa penyakit autoimun terkait dengan perubahan hormon, seperti saat hamil, melahirkan, atau menopause.
  • Infeksi
Beberapa gangguan terkait penyakit autoimun sering kali dikaitkan dengan terjadinya infeksi. Hal ini wajar karena sebagian gejala diperburuk oleh infeksi tertentu.
  • Genetik atau keturunan
Risiko terbesar terkait penyakit autoimun yang diprediksi para ahli adalah faktor genetik. Meski demikian, faktor ini dianggap bukan satu-satunya yang bisa memicu reaksi kekebalan tubuh.
Meski penyakit autoimun masih belum diketahui penyebabnya, namun kita bisa mewaspadai diri sendiri dengan memerhatikan faktor risiko. Segera periksakan diri ke dokter jika mengalami gejala-gejala terkait penyakit-penyakit di atas. Makin cepat diketahui, maka makin besar kemungkinan untuk bisa disembuhkan.


No comments:

Post a Comment