Sunday, June 20, 2010

SOBIRIN IKUT NJAGONG

Jumat malam kemarin, sehabis praktek, aku menjemput istri yg kerja malam di RS PKU. Ketiga anakku ikut menuntut makan malam diluar krn mrk libur. Kuajak dulu mrk nonton Festi fal Kesenian Jogya di benteng Vredenburg, baru njemput istri dan mencari makan. Pilihan ja tuh ke Rumah Sate Pak Sobirin.

Jam sudah menunjukkan pk 9.30 mlm ketika sampai ke rumah makan Sob yg hampir tu tup. Satenya entek2 an, tinggal 2 porsi. Istri Sob menyambut hangat. Sob sedang bertandang ke tetangga. Tak lama kemudian ia datang. Aku duduk berhadapan dengannya di rumah sate yg tlah sepi itu. Istri dan ketiga anakku menge lilingi meja jauh di sudut ruangan. Istri Sob sibuk memasak sate di dapur ruang sebelah tapi membuka kuping nya lewat pintu yg terbuka me ndengarkan pembicaraan pen ting kami.

Sob basa basi ngabarkan petua langan kita di Pangandaran. Kucritakan dgn singkat betapa meriahnya reuni GC itu. Lalu disana Herbud mengumumkan akan nduwe gawe mantu dan mengundang kita sekalian.

"Nah, aku dan teman2 sangat mengharap kau bisa brangkat njagong Rin, bersama sama, dgn istrimu" kataku. Sobirin tertun duk. Inilah rupanya permintaan yg di khawatirkannya. Beberapa detik sepi.

Tiba-tiba istri Sob nyelonong masuk sambil berkata:
"Pak, nek neng Pangandaran ki rak dolan2, seneng2, rekreasi, dadi nek ana keperluan kaya wi ngi, sampeyan ra budal ra papa.Tapi nek iki rek duwe gawe, sifate pribadi, kancamu SMA mantu, dadi arepa adoh ya kudu teka, wis diundang kok".

Sebuah tembakan yg bagus dan tak kuduga sama sekali. Aku cepat menambahkan:
" Kau dan istrimu tinggal bran kat kok Rin. Semua wis ditangg ung teman2. Aku akan beli tiket KA empat. PP".

Sob tetap menunduk dan terdi am. Kurasakan benar masih ada sisa2 keminderan. Meski kami semua sudah bikin rapat di ru mah satenya, ia tak ampiri Syawalan th lalu dan berhasil ngundang Samsul Hadi, lalu rpt persiapan GC di rumahku sekali

Akhirnya Sob menjawab pelan:
"Ya wis terserah kowe, bune".

Istrinya segera nyelonong lagi, menyantlap:
"Kok terserah kowe piye ta. Lha Pak Herbud kuwi rak kancamu. Kanca2mu Teladan ki le ngreng kuh sampeyan wis kaya ngono kuwi lho Pak. Kok terserah aku. Aku ki ming nunut. Ndampingi sampeyan!".

Tembakan kedua yang telak. Mengenai tepat ulu hati profe sor sate ini. Istriku terkesiap. Tak mengira ada tembakan ke dua yg jitu ini. Aku menyedot rokokku kuat2 menjalani detik2 menegangkan ini.

Akhirnya Sobirin berkata lemah, tanpa memandang mata ku:
"Ya wis nek ngono. Matur nuwun untuk kanca2 kabeh. Insya Allah aku budal njagong. Demi Herbud karo kanca2 kabeh".

Yes. Good! Kugebrak meja dgn tangan kiriku sampai anak2 terlonjak kaget. Kutoleh istriku, is sedang berpandang pandangan dgn istri Sob. Ter senyum2 dan akhirnya tertawa. Nampaknya dua istri ini rada kompak. Apa memang sudah ada rencana?

Kepastian Sobirin unt budal ke Srbya adalah berita hebat. Bah kan Edmart dan Surya belum ku kabari maka kutuliskan saja di sini. Prof Demang pasti akan menghubungi teman2 lain dan memastikan rapat minggu depan. Didiek akan melonjak lonjak gembira seperti waktu SMA dulu. Surya akan mengge druk gedrukkan kakinya seribu kali bila ternyata ia tak bisa brangkat krn urusan Wina. Dan Aminul akan turun dari tempat tidurnya mau ikut2an brankat. Waduh, bilahik, piye le njaga Ast?

Demikianlah teman2, bila Tuhan mengijinkan dan tiada aral melintang, teman kita Sobirin dgn istri akan berangkat njagong Herbud ke Srbaya, bersama kami semua. Kepastian jumlah dan jam kebe rangkatan serta kereta akan segera kami beritahukan setelah rapat Minggu depan.

Salam hangat
IW ,19 Juni 2010.

CATATAN KI DEMANG:

YESS, Good! Aku arep nggebrak apa ya, nggebrak komputer barange wis lemot, digebrak-gebrak, niat remuuuk.Thanks, Nu. Pdktmu karo Sobirin top tenan. OK, Yogya segera cari waktu kumpul menentukan carane nyang Surabaya (lha mosok sudah direncana tiga kali durung sida juga ...).

No comments:

Post a Comment